Salin Artikel

Berkat Bantuan Seorang Polisi, Bayi Piola yang 9 Bulan Hidup Tanpa Anus Segera Dioperasi

Hal ini berkat bantuan dari seorang anggota polisi lalu lintas (Polantas), Brigadir Doni Malindo yang bertugas di Polsek Lirik, jajaran Polres Indragiri Hulu (Inhu) di Riau.

Brigadir Doni Malindo telah selesai mengurus surat rujukan dari RSUD Indrasari Rengat di Inhu.

Piola dirujuk ke RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau di Kota Pekanbaru. Dari Inhu ke ibu kota Provinsi Riau, itu lebih kurang lima jam perjalanan.

"Jika tak ada halangan saya mendampingi sampai ke rumah sakit Arifin Achmad di Pekanbaru. Saya sudah koordinasi dengan dr Tubagus, yang akan melakukan tindakan oprasi besok pagi. Jadi kita putuskan berangkat ke Pekanbaru malam ini, agar pagi besok langsung mendapat penanganan medis," kata Doni kepada Kompas.com melalui keterangan tertulis, Senin (15/3/2021).

Bayi Piola dibikinkan BPJS

Selain dokumen administrasi dipersiapkan, Doni juga sudah membuatkan BPJS Kesehatan untuk Piola.

"Semua ini tidak terlepas dari dukungan orang lain juga. Alhamdulilah, BPJS sudah aktif dan bisa dipergunakan. Terimakasih juga kepada organisasi KGI Yakmidin dan kawan-kawan yang sudah terlibat dalam hal ini. Hari ini, sama-sama kita berdoa agar nanti operasi Piola berjalan lancar," ucap Doni.

Orangtua Piola, Dedi Herfinal dan Sitina mengaku sangat bersyukur telah dibantu anggota Polantas tersebut.

Ia berharap, anaknya bisa dioperasi dan kembali normal seperti anak-anak lainnya.

"Kami berterima kasih kepada Bapak polisi Doni Malindo dan semua pihak yang sudah membantu anak kami, Piola. Saya tidak bisa membalas ini semua. Semoga Allah SWT yang membalas kebaikan orang-orang dermawan ini," kata ayah Piola, Dedi.

9 bulan hidup tanpa anus

Diberitakan sebelumnya, seorang bayi bernama lengkap Piola Juningsih tidak memiliki anus atau disebut Atresia ani.

Kondisi cukup langka ini sudah dialami bayi sembilan bulan itu sejak ia lahir. Piola lahir tak normal seperti bayi pada umumnya.

Piola adalah anak dari pasangan Dedi Herfinal (27) dan Sitina (25). Keluarga ini tinggal di Desa Sialang Dua Dahan, Kecamatan Rengat Barat, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau.

Dedi saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon mengatakan, Piola adalah ada keduanya. Sedangkan anak pertamanya berusia 11 tahun, yang kini sudah kelas lima SD.


13 hari setelah lahir, orangtua baru tahu bayinya tak punya anus

Piola lahir pada 11 Juni 2020 lalu. Namun, Dedi tak menyangka anaknya lahir tanpa lubang anus.

"Anak kedua kami lahir di puskesmas desa sini. Jadi, kami tahunya Piola tak punya anus 13 hari setelah lahir. Awalnya kami memang tidak tahu," kata Dedi, Senin (15/3/2021).

Dia menceritakan, Piola diketahui tak memiliki lubang anus ketika menangis tiba-tiba.

Sang ibu kemudian mengecek dan menemukan bayinya tanpa anus.

Dedi dan Sitina mengaku kaget bukan kepalang setelah mengetahui anaknya lahir tak normal itu.

"Saya sama istri sangat kaget. Tidak menyangka anak kedua kami bernasib seperti ini," ujar Dedi.

Kondisi Piola saat ini sehat. Namun, setiap mau buang tinja selalu menangis.

"Sekarang ini anak kami buang air besar dari saluran kelaminnya," sebut Dedi.

Berusaha bikin BPJS, tapi KK tak terdaftar...

Dedi dan istrinya tak bisa berbuat banyak. Sebab, mereka tergolong warga kurang mampu, sehingga tak punya biaya untuk mengatasi apa yang dialami buah hatinya.

Kini mereka hanya bisa pasrah dengan kondisi bayi yang sedang lucu-lucunya itu.

Segala upaya sudah dilakukan, baik berkonsul ke dokter maupun berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Indrasari Rengat di Inhu.

Namun, pihak rumah sakit di sana menyarankan untuk dioperasi ke Kota Pekanbaru.

"Kami bawa ke rumah sakit Indrasari, tapi tak bisa ditangani dan disuruhnya langsung dibawa ke Pekanbaru. Kalau operasi ke Pekanbaru kayak mana biayanya. Kami tak punya uang, pak," akui Dedi.

Jangankan biaya operasi, buat makan sehari-hari saja ia mengaku kadang susah.

Dedi mengatakan, sebelumnya dia bersama istri berusaha membuat BPJS Kesehatan.

Tetapi, tidak bisa karena KTP orangtua dan NIK anak yang tertera di Kartu Kelurga (KK) tidak terdaftar secara online, berdasarkan data BPJS Kesehatan.

"Kami kan sudah bawa Piola ke rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta. Namun, pihak rumah sakit menyarankan untuk operasi di Pekanbaru melalui BPJS Kesehatan. Saat saya urus BPJS banyak persyaratan yang harus dipenuhi dan kata orang BPJS, NIK anak saya belum terdaftar online," sebut Dedi.

Ia pun tak bisa berbuat apa-apa. Terpaksa menunggu berbulan-bulan BJPS itu baru kelar.

https://regional.kompas.com/read/2021/03/16/073140578/berkat-bantuan-seorang-polisi-bayi-piola-yang-9-bulan-hidup-tanpa-anus

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke