Salin Artikel

Klaster Sekolah di Tasikmalaya gara-gara Satu Guru Batuk Pilek, Dinkes: Semua Pasien Sudah Membaik

Sebanyak 14 orang masih dirawat di ruang isolasi RSUD Dewi Sartika, Kawalu, Kota Tasikmalaya dan sisanya menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing karena dalam proses penyembuhan.

"Semua pasien yang sedang menjalani isolasi di RSUD Dewi Sartika 14 orang semuanya membaik tak seperti beberapa hari sebelumnya yang bergejala demam, batuk dan pilek. Semua pasien sekarang statusnya OTG dan sisanya isolasi mandiri di rumahnya masing-masing dengan total 20 orang positif," jelas Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat kepada wartawan di kantornya, Senin (15/3/2021).

Uus menambahkan, munculnya klaster ini bukan berasal dari proses belajar mengajar tatap muka karena selama ini belum dimulai saat masa pandemi.

Namun, sesuai keterangan sekolah seusai ada sebuah acara dengan peserta terbatas mulai dari kepala sekolah, guru sampai pelajar sebagai perwakilan.

Salah satu guru saat acara tersebut mengalami keluhan sakit dan saat diperiksa positif corona hasil PCR swab.

"Kami sampaikan sekolah belum mulai, tapi sekolah ini ada asrama yang menginap di sana. Awal mulanya ada kegiatan sekolah oleh staf, guru dan siswa. Kebetulan salah satu ada yang mengeluh sakit. Hasil PCR-nya positif," tambah Uus. 

Pihaknya pun memastikan proses tracing di klaster sekolah itu sudah selesai dan tak ada penambahan lagi pasien positif.

Hasil tracing susulan tidak ditemukan lagi warga terpapar dari klaster sekolah tersebut. 

"Sekarang semua pasien sedang mendapatkan perawatan intensif," pungkasnya. 


Gara-gara satu guru batuk pilek memaksa masuk

Diberitakan sebelumnya, klaster baru kembali muncul di lingkungan pendidikan Kota Tasikmalaya yang menyebabkan 20 orang positif dari satu sekolah di wilayah Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Minggu (14/3/2021).

Dari klaster sekolah itu terpapar mulai dari para gurunya, pegawai Tata Usaha (TU), 2 pelajar sampai kepala sekolah tersebut terkonfirmasi positif Covid-19.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra mengatakan, klaster ini bermula saat ada seorang guru yang tetap memaksakan ke sekolah meski mengalami gejala batuk, pilek disertai demam.

Kewajiban guru tersebut ke sekolah dilaksanakan tiap hari kerja saat para siswanya tak melaksanakan belajar tatap muka.

"Kalau siswanya yang 2 orang terpapar karena selama ini tinggal di asrama sekolah tersebut. Orang yang terpapar terus menyebar ke guru lainnya, pegawai TU sampai ke kepala sekolah di sana. Satu sekolah itu terpapar 20 orang hasil tes swab," jelas Asep kepada wartawan lewat telepon, Minggu sore.

Asep menambahkan, pihaknya terus melakukan tracing kepada kontak erat 20 orang klaster sekolah yang diketahui positif.

Sedikitnya ada 50 orang lainnya yang telah di tes swab  kontak erat dan sampai sekarang sedang menunggu hasilnya.

"Semuanya yang kontak erat adalah para guru dan karyawan sekolah lainnya. Kalau siswa tidak ada lagi karena selama ini tidak dilakukan belajar tatap muka. Tapi, di sekolah itu ada asrama," ujar Asep. 

https://regional.kompas.com/read/2021/03/16/064136578/klaster-sekolah-di-tasikmalaya-gara-gara-satu-guru-batuk-pilek-dinkes-semua

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke