Salin Artikel

Wagub Sumut Ajak Warga Mengenal Mardoton, Cara Menangkap Ikan ala Orang Batak

Musa mengapresiasi kegiatan yang digagas para pemuda setempat untuk mempromosikan kebudayaan dan keindahan Danau Toba dari sisi Pulau Samosir.

Artinya ada upaya mengundang orang dari luar pulau untuk datang menyaksikan festival kebudayaan yang sudah dari dulu ada dan sekarang kembali dikembangkan.

"Ini tradisi bagaimana cara menangkap ikan secara tradisional, penting dan harus terus digaungkan sehingga mengedukasi anak-anak dan generasi muda saat ini sehingga tidak hilang dengan berjalannya waktu," kata Musa dalam pernyataan tertulisnya, Minggu (14/3/2021).

"Kita harapkan seluruh daerah di Sumatera Utara juga mengembangkan potensi kebudayaannya masing-masing supaya menambah daya tarik wisatawan dari luar Sumut." 

Febry Tua Siallagan dari Komunitas Anak Tao menyampaikan, festival ini fokus pada edukasi melalui beberapa rangkaian kegiatan seperti Focus Group Discussion (FGD), pembentukan Komunitas Pardoton, perlombaan Manopong Doton, edukasi ekosistem Danau Toba dan pameran kuliner.

Ada juga penaburan 20.000 benih ikan mujair dan 200 benih ikan endemik Danau Toba, lomba menghias solu (perahu), pameran kuliner ikan Danau Toba dan pemutaran film semi dokumenter "Ahu Pardoton" serta penanaman 100 bibit pohon.

Turut hadir Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir Dumosch Pandiangan, para tokoh masyarakat dan pemuka agama.

"Festival Mardoton kali ini jatuh di Bulan Sipaha Sada (bulan pertama)  pada Penanggalan Kalender Batak. Festival ini digelar di sepanjang bibir Pantai Tuktuk dan sekitarnya," kata Febry.

Mengenal mardoton dan tata caranya

Oppu Disnan Sigiro, sesepuh di Desa Tuktuksiadong menuturkan, Mardoton merupakan cara menangkap ikan yang dilakukan sejak puluhan tahun lalu oleh para leluhur di kawasan Danau Toba dengan menggunakan bubu.

Kemudian berkembang dan masyarakat mulai akrab menggunakan doton (jaring), berbahan kain yang dirajut menjadi mata jaring berbagai ukuran.

Festival juga dirangkai dengan acara menurunkan perahu ke danau sebelum dipakai menangkap ikan atau Mandaram.

Oppu Disnan bilang, ada prosesi tertentu agar solu membawa keberuntungan bagi pemiliknya yaitu membuat sesajian dari tepung beras untuk media doa kepada Tuhan Sang Maha Pencipta melalui Namboru Saneang Naga Laut. 

"Saneang Naga Laut menurut orang Batak adalah Dewi Air, perwakilan Tuhan sebagai pemberi berkat yang berkuasa di air," katanya.

https://regional.kompas.com/read/2021/03/15/080000478/wagub-sumut-ajak-warga-mengenal-mardoton-cara-menangkap-ikan-ala-orang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke