Salin Artikel

Guru Korban Kecelakaan Bus di Sumedang Sempat Dilarang Ikut Ziarah, Rencana Menikah Akhir Tahun Pun Kandas

Bus Sri Padma Kencana dengan nomor polisi T 7591 TB itu membawa rombongan peziarah dari SMP IT Al Muaawanah, Cisalak, Subang.

Dalam bus itu ada 66 orang, mereka pulang dari ziarah dari Pamijahan, Tasikmalaya.

Salah satu korban tewas dalam kecelakaan bus maut di Sumedang tersebut adalah Resa Siti Khoeriyah, guru di SMP IT Al Muaawanah. 

Sebelum kejadian, sekitar pukul 17.30 WIB, Resa Siti Khoeriyah melakukan panggilan video kepada ayahnya. Hanya saja, yang menjawab sang ibu, Yayat (50).

"Dia ngasih kabar sudah sampai di Wado agar dijemput jam sembilan," ujar Yayat kepada Kompas.com, Kamis (11/3/2021).

Namun, tak berselang lama, Yayat dan keluarga mendapat kabar perihal kecelakaan di Tanjakan Cae, Wado, Sumedang itu. Keluarga langsung bergegas menuju RSUD Sumedang.

Ibu sempat larang Resa ikut rombongan ziarah

Yayat ingat betul. Resa yang juga guru di SMP IT Al Muaawanah berujar tangannya sakit.

Lantaran khawatit, Yayat sempat melarang putrinya berangkat.

Hanya saja, Resa menolak lantaran perjalanan dengan sekolahnya sudah direncanakan sejak lama.

Resa yang baru saja menjalani wisuda di salah satu universitas di Sumedang itu rencananya akan menikah akhir tahun ini.

Tunangannya yang berada di Korea Selatan pun histeris mendengr kabar duka tentang Resa.

"Sekarang teman lelakinya masih di Korea dia jadi TKI, rencana melangsungkan pernikahan setelah calon suami selesai kontrak dan pulang ke Indonesia akhir tahun nanti," ungkap Witono (30), kakak Resa.

Bus oleng dan goyang-goyang sebelum terjatuh ke jurang

Sebelum kecelakaan terjadi, Mimin Mintarsih, warga Desa Pakuhaji, Kecamatan Cisalak, Subang, mengatakan bus sempat oleng. Saat itu ia duduk pada bangku kedua dari sopir.

Seorang penumpang meminta sopir mengecek. Namun sopir berujar rem bus itu blong. Saat itu juga tercium bau sangit dari kampas rem.

"Bis goyang-goyang terus masuk jurang," ucap Mimin.

"Saya kejepit jok. Saya merangkak mencari anak saya kemudian keluar bis (bus)," ungkap Mimin.

Sementara itu, Eha Nurhaeti (55) jatuh tertelungkup. Bajunya yang terjepit membuatnya sulit beranjak. Kerapatnya, menyarankan untuk melepas baju itu. Meski sempat ragu, Eha pun melakukannya. Melihat ada selimut di salah satu jok, ia pun mengambilnya.

"Terus lihat ada selimut bus terus di selimutkan dan jalan kaki ke rumah warga yang menolong untuk istirahat," ujar di rumahnya, Kamis (11/03/2021).

Mendapat informasi keselakaan itu, Tim Reaksi Cepat (TRC) Subang mengirim 20 ambulance untuk membantu mengevakuasi korban. Pemkab Subang juga mendirikan posko di Pasirlaja, Desa Pakuhaji, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang untuk memudahkan koordinasi antara tim TRC dan Muspika Cisalak.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Subang Maxi menyebut 29 orang tewas akibat kecelakaan itu. Sedang 37 lainnya luka-luka.

"Kemarin siang ada tambahan korban meninggal 2 orang. Jadi total 29 orang. Evakuasi di TKP sdh selesai," kata Maxi melalui pesan singkat, Jumat (12/3/2021).

Diberitakan sebelumnya, bus yang membawa rombongan peziarah dari SMP IT Al Muaawanah, Cisalak, Subang mengalami kecelakaan di Tanjakan Cae, Jalan Sumedang-Malangbong, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Subang, Rabu (10/03/2021) malam.

Diduga sopir bus diduga tak mengenal medan di tanjakan yang dikenal ekstrem tersebut. Bus dilaporkan sempat oleng, lalu terjun ke jurang.

Total penumpang bus tersebut sebanyak 66 orang. Rinciannya 37 orang selamat dan 29 orang meninggal.

https://regional.kompas.com/read/2021/03/12/194059778/guru-korban-kecelakaan-bus-di-sumedang-sempat-dilarang-ikut-ziarah-rencana

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke