Salin Artikel

Terungkap, Lokasi Tanah Bergerak di Purworejo Masuk Zona Kuning

Fenomena tersebut menyebabkan 2 bangunan rumah roboh, 4 rumah rusak berat, dan 7 rumah masuk kategori terancam.

Selain itu, tanah bergerak juga merusak bangunan mushala.

Saluran irigasi sepanjang 100 meter juga rusak akibat tanah bergerak.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purworejo mencatat, ada 11 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 42 jiwa mengungsi saat itu.

Mereka mengungsi di 9 titik pos pengungsian di rumah-rumah penduduk dan rumah kosong di sekitarnya yang aman.

Awal tanah bergerak

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Purworejo Sutrisno menjelaskan, awal mula tanah bergerak itu diketahui pada Kamis (14/1/2021) sekitar pukul 02.00 WIB.

Tanah bergerak dipicu oleh intensitas hujan yang tinggi sebelumnya.

Adapun rekahan tanah akibat fenomena ini rata-rata memiliki lebar 1-5 sentimeter, dengan panjang sekitar 50 meter.

Ada beberapa rumah yang rusak pada lantai.  Dinding terlihat retak, sampai ada yang ambrol.

Menurut Sutrisno, fenomena ini baru pertama kali terjadi di Desa Tegalsari.

Namun, tanah bergerak merupakan fenomena yang kerap terjadi di desa lainnya di Kecamatan Bruno, seperti Desa Puspo, Brunosari, Kaliwungu, Sumoleter, dan lainnya.

"Akan tetapi, desa lainnya tidak sampai merobohkan rumah seperti di Tegalsari," kata Sutrisno.

Sejauh ini, pergerakan tanah masih terjadi.

Namun, fenomena yang terjadi tidak signifikan karena curah hujan di wilayah Kabupaten Purworejo mulai berkurang.

Meski demikian, masyarakat diimbau tetap waspada.

Pengungsi untuk sementara tidak kembali ke rumah karena ancaman retakan tanah semakin melebar.

Sutrisno melanjutkan, berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan oleh Tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), kondisi wilayah Desa Tegalsari, Kecamatan Bruno, masih berpotensi terjadi gerakan tanah menengah sampai tinggi apabila curah hujan tinggi.

"Daerah tersebut masuk zona kuning dengan kemiringan 20 – 35 derajat, dan masih dijumpai retakan kecil akibat tarikan longsor sebelumnya," ucap Sutrisno.

Struktur tanah di lokasi longsor termasuk memiliki pelapukan tanah yang tebal dan batuan dasar berupa batu pasir.

Daerah tersebut juga masuk formasi halang dengan karakteristik perselingan batu pasir, breksi dan lempung yang bersifat kedap air dan berperan sebagai bidang gelincir.

"Penyebab lainnya gerakan tanah adalah saluran drainase perumahan penduduk yang buruk dan kurangnya vegetasi besar dan berakar dalam," kata Sutrisno.

Sesuai rekomendasi PVMBG, warga terdampak tanah bergerak perlu direlokasi.

Relokasi akan dipersiapkan oleh Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman, dan Pertanahan (Disperkimtan) Kabupaten Purworejo.

Kemudian, warga yang bermukim di area gerakan tanah berwarna kuning diminta untuk mengungsi dahulu ke lokasi yang lebih aman.

"Sesuai rekomendasi PVMBG, masyarakat diminta untuk perubahan tata guna lahan menjadi lahan kering dengan sistem terasering dan tidak tidak mengembangkan permukiman di mahkota longsoran," kata dia.

Hal yang tidak kalah penting untuk mengantisipasi meluasnya pergerakan tanah adalah melakukan perbaikan dan penangganan saluran irigasi yang rusak sesuai kaidah teknis, serta perbaikan sistem drainase.

Kemudian membuat landai lereng yang longsor, serta normalisasi aliran sungai yang terhambat dan terbendung.

Untuk area dekat longsor perlu pembuatan jalur evakuasi, pemasangan garis polisi untuk mengurangi intensitas kerumunan warga yang datang.

Masyarakat juga harus meningkatkan kewaspadaan apabila turun hujan lebat, serta monitoring secara intensif jika terjadi perkembangan retakan atau gejala awal gerakan tanah.

Sementara itu, Camat Bruno Netra Asmara Sakti menuturkan, saat ini ada 12 KK yang masih mengungsi di hunian sementara yang dibangun oleh pemerintah setempat.

Sakti menyebutkan, ada 3 desa yang mengalami fenomena itu, yakni Tegalsari, Kaliwungu, dan Somoleter.

Ketiganya bukan masuk kategori rawan bencana.

"Ketiganya bukan daerah rawan, tapi terjadi. Kami minta masyarakat waspada," ujar Sakti.

https://regional.kompas.com/read/2021/03/08/134646978/terungkap-lokasi-tanah-bergerak-di-purworejo-masuk-zona-kuning

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke