Salin Artikel

Belajar dari Ketulusan Istri Kopka Ade Casmita, Prajurit TNI yang Lumpuh karena Disengat Tawon Ndas

Ade mengalami kelumpuhan usai disengat tawon ndas saat memasang repeater ketika latihan di Ambal, Kebumen, Jawa Tengah empat tahun lalu.

Ade dikenal sebagai tentara kebanggaan Batalyon Armed 10/Brajamusti. Ia ahli di bidang kelistrikan, komunikasi, dan perhubungan.

Siang itu, Rita sedang menyuapi Ade yang duduk di teras rumahnya, Kampung Dawuan Oncom, Desa Dawuan Kaler, Kecamatan Dawuan, Subang, Jawa Barat.

Rumahnya tak jauh dari sawah. Di teras rumah juga terpampang tulisan jualan seblak dan aneka minuman.

Rita menceritakan pengalamannya selama mengurus sang suami. Saat mengajukan permohonan pindah tugas suaminya, Rita sempat ditanya, suaminya tinggal dengan siapa. Rita paham pertanyaan tersebut.

"Dengan saya, ke mana pun saya pergi suami saya bawa," ujar Rita mengulangi pernyataannya, Jumat (5/3/2021).

Rita tak berani meninggalkan pria penyayang seperti Ade. Sejak menikah 22 tahun lalu, Ade merupakan sosok yang peduli dengan keluarga. Prajurit itu tak pernah berbuat kasar.

Pun kenangan saat pertama kali mereka bertemu di Bogor hingga beberapa waktu kemudian memutuskan menikah.

Saat itu, Ade merupakan lelaki yang tak banyak bicara tetapi perhatian.

"Saya tak berani. Saya khawatir terkena karma. Sebagai seorang istri saya tak mungkin hanya mau manisnya saja, sementara saat sakit ditinggalkan. Saya akan selalu merawatnya dengan ikhlas," ujar dia.

Ia dan si sulung Andre Anggada Pratama selalu bergantian menjaga Ade. Sebab, sejak lumpuh Ade tak beraktivitas layaknya orang pada umumnya.

Ade kesulitan berjalan dan tak bisa berbicara dengan jelas. Rita sudah membawa suaminya berobat ke mana-mana, baik tradisional maupun sejumlah rumah sakit.

"Selama tiga tahun ayah bahkan seperti tak mengenali keluarganya. Seperti tak sadar," tutur Rita.

Rita sempat khawatir waktu suami berpulang kepada sang pencipta telah tiba.

"Ternyata Allah ngasih kesempatan saya untuk ngurus suami saya sampai sekarang," ujar Rita sambil mengusap air mata.

Rita bersyukur, setahun terakhir semangat suaminya kembali tumbuh. Apalagi banyak rekan-rekan sejawat Ade menyempatkan menyapanya.


Bahkan atasannya di Batalyon Armed 10/Brajamusti, Kolonel Anang Krisna, beberapa waktu lalu menyambangi rumahnya.

"Saya mencoba mengetes ingatannya dengan video call temannya, dia ingat, bahkan bisa becerita. Saya senang sekali," ungkap Rita.

Meski begitu, Rita bersyukur memiliki tiga anak yang sangat pengertian. Adelia Putri Faithul Jamila (16) dan Aira Puspita Dewi Casmita (11), dua putrinya pengertianya juga tak kalah dengan si sulung.

Jualan seblak dan aneka keripik

Sekitar tiga bulan lalu, Rita dibantu tiga buah hatinya berjualan seblak, nasi uduk, hingga aneka keripik. Ia melakukannya agar suaminya tetap bisa berobat dan anak-anaknya bisa makan.

Selain untuk berobat, uang gaji Ade juga digunakan untuk membayar pinjaman.

Rita mengaku memberanikan diri meminjam uang dari bank untuk membangun rumah yang mereka tempati sejak setahun lalu. Sebelumnya, mereka mengontrak di belakang Makodim 0605 Subang.

"Sebelum saya usaha seperti ini makan itu seketemunya bapak, kadang ketemu makan, kadang enggak," ujar dia.

Meski sudah banyak yang berjualan keripik, Rita yakin rezeki tak akan tertukar. Awalnya, ia hanya membeli sedikit bahan-bahan keripik.

Setelah digoreng dan dibumbui, penganan ringan itu di bawa Adelia ke sekolah.

"Awalnya dia tidak berani menawarkan. Tapi setelah ditawarkan teman-temannya justru pada mau," ujar dia.

Rita bercerita, akhir-akhir ini banyak pesanan yang masuk. Apalagi usai video yang diunggah di saluran Youtube TNI AD ditonton lebih dari dua juta kali. Bahkan Istri KASAD Andika Perkasa, Hetty Andika Perkasa turut memesan.

"Alhamdulillah. Apa yang ada di video itu benar semua," tutur Rita.

Rita pun bersyukur banyak yang membantu. Seperti halnya Dandim 0605 Subang dan jajaran, serta rekan-relan sejawat suaminya.


Cita-cita jadi tentara

Kepada si sulung misalnya, ia tak henti memberi nasihat tentang keikhlasan.

"Dia tidak bisa bermain seperti teman-temannya karena harus merawat ayahnya. Saya memintanya terus ikhlas," kata dia.

Pun soal cita-citanya menjadi tentara, seperti sang ayah. Rita memintanya tak putus asa meski sudah gagal tiga kali. Ia yakin sang pencipta membukakan jalan.

"Sekarang tiga hari dalam seminggu dia ke Kodim (0605 Subang), dilatih agar memenuhi syarat masuk TNI," ungkapnya.

Dandim 0605 Subang Letkol Arh Edi Maryadi mengungkapkan, putra Ade Casmita dilatih fisik, administrasi, dan mengantar ke tempat tes psikologi agar nantinya memenuhi persyaratan saat mendaftar sebagai anggota TNI.

"Kodim (0605 Subang) membantu memonitoring kondisi kesehatan yang bersangkutan dengan memastikan ada penyakit seperti varises, gigi, dan penyakit dalam," ungkap Edi.

Sedang untuk pengobatan Ade sendiri, dua kali dalam seminggu berobat ke Rumah Sakit Dustira di Cimahi. Sebab, Poli Kesehatan di Kodim 0605 Subang tak bisa menangani pasien stroke.

"Di Rumah Sakit Dustira ditangani dokter yang lebih profesional dan bagus. Insya Allah Pak Ade kembali normal dan beraktivitas seperti biasanya," ungkap Edi.

Edi juga mengucapkan terima kasih kepada KASAD Andika Perkasa beserta istri yang sangat perhatian kepada anggotanya, Ade Casmita.

https://regional.kompas.com/read/2021/03/06/155121478/belajar-dari-ketulusan-istri-kopka-ade-casmita-prajurit-tni-yang-lumpuh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke