Salin Artikel

Kisah Risalianus, Bocah SD yang Ingin Jadi Guru, tapi Harus Berkebun Hidupi Ayah Lumpuh dan Ibu Bisu

Namun, kondisi ekonomi keluarga yang serba kekurangan membuatnya sulit menggapai impiannya itu.

Belum lagi Risalianus harus merawat dan menghidupi ayahnya yang lumpuh serta ibunya yang bisu dan juga lumpuh. 

*******
Kompas.com mengetuk hati para pembaca untuk membantu Risalianus dan keluarganya. Mari sisihkan rezeki kita untuk meringankan beban keluarga ini agar dapat hidup lebih baik. Terima kasih atas kemuliaan hati para pembaca. Klik di sini untuk donasi.

*******

Bocah ini ingin sekali melanjutkan pendidikannya ke jenjang sekolah menengah pertama (SMP).

"Saya ingin sekolah terus ke pendidikan menengah pertama hingga meraih cita-cita menjadi seorang guru. Tapi kendalanya, siapa yang membiayai sekolah saya karena kedua orangtua saya menderita sakit. Saat ini pun saya merawat mereka. Saat ini saya ingin kedua orangtua saya sembuh. Saya juga ingin sukses," tuturnya saat dijumpai Kompas.com di kediamannya, Rabu (3/3/2021).

Saat Kompas.com tiba di rumahnya yang berukuran kecil, tampak Risalianus sedang bermain lompat-lompatan di samping dapur rumah yang reyot.

Meski memikul beban yang cukup berat, wajah Risalianus masih terlihat ceria.

Semenjak ayah dan ibunya lumpuh beberapa tahun lalu, Risalianus fokus menjaga kedua orangtuanya.

Bocah ini bertani dan berkebun. Hasilnya dibelikan kebutuhan pokok untuk menghidupi ayah dan ibunya.

Bantuan

Kisah perjuangan Risalianus merawat kedua orangtuanya sampai ke telinga Pemkab Manggarai Timur dan Ketua DPRD Kabupaten Manggarai.

Ketua DPRD Kabupaten Manggarai Timur, Heremias Dupa dan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Manggarai Timur, Yosef Durahi langsung mendatangi kediaman Risalianus guna memberikan bantuan. 

Rombongan berangkat dari Kota Borong pukul 07.30 WITA menempuh jarak 80 kilometer.

Rombongan membawa sejumlah bantuan yaitu 50 kg beras, tiga kasur, mi instan, perlengkapan mandi dan mencuci, serta 50 lembar seng dan paku untuk bahan membangun rumah Risalianus.


Risalianus dan kedua orangtuanya tinggal di rumah sederhana berukuran 4×5 meter persegi.

Sedangkan adiknya tinggal bersama pamannya di Kampung Pepil, puluhan kilometer dari Kota Tunda.

Ayah Risalianus terbaring di kamar berukuran sekitar 1,5×2 meter persegi, tanpa tempat tidur dan kasur.

Ia terbaring di atas pelupuh bambu dan hanya beralaskan karung berisi kapuk. Sedangkan ibunya terbaring di ruang tamu, beralaskan beberapa lembar papan.

Rumah mereka masih berlantai tanah. Dapurnya sudah sangat reyot dan becek jika hujan turun.

Heremias dan Yosef masuk ke dalam rumah kemudian melihat langsung kondisi ayah Risalianus, Benediktus Poseng (49), yang duduk di papan dan pelupuh bambu beralaskan kain verlak.

Heremias mengaku merasa sedih dengan kondisi keluarga Risalianus.

Yang membuat hatinya semakin miris adalah Risalianus yang masih berusia 12 tahun mau seorang diri merawat kedua orangtuanya yang menderita sakit.

"Saya mengetahui informasi itu lewat pemberitaaan di media Kompas.com dan beberapa media online. Selain baca berita, wartawan dan relawan Kelompok Kasih Insanis (KKI) Manggarai Timur menginformasikan secara lisan. Kemudian saya memutuskan untuk mengunjungi dan melihat langsung kondisi keluarga tersebut," ujar Heremias.

Heremias mendorong Pemkab Manggarai Timur untuk serius memperhatikan rakyat yang menderita.

Dia meminta perangkat dari rukun tetangga, pemerintah desa, hingga ke Pemkab Manggarai Timur untuk memberikan data dan informasi tentang warga yang sakit.

"Saya siap awasi terus perhatian Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Timur untuk memperhatikan keluarga ini untuk memiliki rumah yang layak," ujar dia.

Kepala Desa Nanga Meje, Arnoldus Soro Leko yang hadir mendampingi rombongan Ketua DPRD mengatakan, sebenarnya pemerintah desa sudah merencanakan membangun rumah bagi keluarga Risalianus pada 2020.

Namun, karena pandemi Covid-19 serta kendala kepemilikan tanah maka pembangunan urung dilakukan.


Setelah didiskusikan, ternyata keluarga Risalianus memiliki tanah di kawasan Sopang Rajong sehingga pemerintah desa akan menganggarkan dana untuk pembangunan rumah Risalianus di Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBdes) tahun 2021.

"Saya secara pribadi sering membantu keluarga ini. Beberapa kali bantuan dari pemerintah juga disalurkan kepada keluarga itu. Selain itu partisipasi warga Sopang Rajong untuk membantu keluarga ini. Saya sebagai kepala desa bersama warga siap membangun rumah keluarga sesudah ditetapkan APBDes," jelasnya.

Kepala Puskesmas Runus, Maria Susana menjelaskan, perawat dari Puskesmas Runus sering melakukan kunjungan rumah bagi warga di daerah termasuk keluarga Risalianus.

Selain diperiksa secara rutin, ayah dan ibu Risalianus juga sering dimandikan oleh perawat.

"Kami selalu melakukan kunjungan rumah bagi pasien yang sakit," jelasnya.

Yorit Poni, warga Kecamatan Elar Selatan menceritakan, setiap pagi dia melihat Risalianus membuang kotoran ayah dan ibunya.

"Saya benar-benar menangis dalam hati. Keluarga ini juga tak memiliki tempat pembuangan BAB yang permanen. Saya berharap ada orang yang baik hati meringankan beban keluarga ini. Beban berat dialami anak Risal yang masih usia 12 tahun ini. Di usia itu, anak Risal tetap tegar merawat kedua orangtuanya," jelasnya. 


Untuk pendidikan Risalianus, Ketua DPRD berjanji akan mengomunikasikan hal tersebut kepada pihak-pihak terkait, termasuk Dinas Pendidikan Kabupaten Manggarai Timur.

Harapan keluarga

Ayah Risalianus, Benediktus memohon agar siapa saja bisa memperhatikan pendidikan anaknya yang sebentar lagi tamat dari sekolah dasar.

"Saya sakit lumpuh. Istri saya juga sakit. Jadi anak sulung kami Risal yang merawat kami selama beberapa tahun ini. Sesekali dibantu neneknya. Saya berharap anak kami tetap meraih masa depannya," ujar Benekdiktus.

Tak lupa Benekdiktus mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah membantu keluarganya.

"Segala bantuan dari orang-orang baik, saya hanya mengucapkan terima kasih dengan air mata. Terima kasih kepada wartawan. Dalam satu minggu ini, beberapa orang membawa bantuan, Bapak Marselis Sarimin, polisi Leksi dan hari ini, Ketua DPRD dan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa," ucapnya.

Kompas.com menggalang dana untuk membantu Risalianus dan keluarganya. Sumbangkan rezeki Anda untuk membantu meringankan bebannya agar dapat hidup lebih baik. Klik di sini untuk donasi.

https://regional.kompas.com/read/2021/03/06/060000678/kisahrisalianus-bocah-sd-yang-ingin-jadi-guru-tapi-harus-berkebun-hidupi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke