Salin Artikel

Nyamuk dari Ladang Pertanian Diduga Sebabkan Puluhan Orang di Kulon Progo Terserang DBD

Mereka yang tertular terdiri delapan anak-anak dan 17 dewasa. Separuh penderita rawat jalan dan belasan lainnya sempat rawat inap di berbagai rumah sakit swasta.

"Itu data hingga hari Minggu (28/2/2021) kemarin. Informasi terbaru, kemarin sore ada tiga lagi yang dirujuk ke RS karena DBD," kata Dukuh (kepala dusun) Kriyan, Suradi di balai desa Karangwuni, Rabu (3/3/2021).

Suradi menceritakan, awalnya hanya satu keluarga dirawat di RS swasta terdekat. Hasil cek pemeriksaan dan laboratorium menunjukkan kalau mereka menderita DBD.

Tak berapa lama, warga sekitarnya juga menunjukkan gejala serupa dan ada yang sampai rawat inap di RS swasta, terhitung sampai 25 kasus. Sebagian dirawat dan selebihnya rawat jalan.

Suradi dan pihak desa lantas melaporkan perkembangan kasus ini ke Dinas Kesehatan Kulon Progo dan Puskesmas Wates.

Pertemuan itu memutuskan perlu pemberantasan sarang nyamuk sebagai upaya memutus rantai penularan.

Mereka mengamati beberapa tempat penampungan air, baik bak air dalam rumah, toren air, hingga pipa beton yang banyak sekali tersebar di perkampungan.

Nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus DBD, menyukai air jernih untuk bertelur.

Dari semua bak penampungan, mereka mendapati jentik nyamuk di banyak buis beton penampung air yang ada di luar rumah, utamanya pada lahan pertanian.

Buis ini biasanya digunakan warga sebagai tempat penampung air untuk menghidupkan diesel penyiraman ladang hingga air bagi alat semprot pestisida.

Beberapa memanfaatkan beton bulat ini untuk tempat minum ternak.

Warga juga ada yang menempatkan buis beton di halaman depan rumah untuk menampung air bagi kegiatan rumah tangga.

Hasil pengamatan didapat sarang nyamuk dan jentik nyamuk sangat banyak pada buis.

“Kami mengamati 12 sampel penampungan. Kami mendapati banyak sekali jentik di buis penampungan air di area pertanian,” kata Suradi.

Dari sini kemudian muncul dugaan penyebaran DBD terkait sarang nyamuk berada pada penampungan-penampungan yang berada di luar rumah.

Hal ini diperkuat tempat tinggal penderita DBD berada tidak jauh dari ladang.

"Senin diputuskan untuk melakukan pembersihan. Kami gotong royong membersihkan semuanya," kata Suradi.

Warga dikerahkan untuk menguras, menyikat dan mengeringkan buis, berbagai penampungan air luar rumah, hingga toren dan bak air di rumah masing-masing.

“Yang dibersihkan di sekitar rumah warga saja. Warga mulai menutup buis dengan gabus atau plastik di lahan pertanian untuk menghalangi nyamuk bersarang di sana,” kata Suradi.

"Kami mengharapkan empat hingga lima hari sekali menguras, mengeringkan dan menyikat penampungan air pertanian ini," kata Suradi.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kulon Progo, TH Baning Rahayujati mengungkapkan sudah menerima laporan tersebut.

Namun, jumlah penderita DBD diperkirakan tidak sebanyak yang disampaikan warga.

“Memang ada peningkatan kasus di sana dan sudah memenuhi syarat pelaksanaan fogging. Tapi tidak semua yang DBD,” kata Baning. Menurutnya, Dinkes masih mendalami kasus dan laporan warga ini.


Selain itu, kata Baning, Dinkes telah mengingatkan semua kalurahan potensi DBD di Kulon Progo.

Terlebih karena Kulon Progo mencatat peningkatan kasus DBD dari tahun ke tahun. Kasus tertinggi terjadi di 2020 dengan 348 kasus, diikuti tiga kasus kematian.

Kasus 2020 lebih tinggi 2019 yang sejumlah 296 kasus dan 109 di 2018.

Ia berharap warga lebih giat memutus penyebaran nyamuk lewat menghidupkan juru pemantau jentik tiap rumah.

“Kita berharap tiap rumah menunjuk jumantik dan melakukan pemberantasan nyamuk setidaknya seminggu sekali. Segera melakukan pemberantasan nyamuk sebelum nyamuknya menyebar,” kata Baning.

https://regional.kompas.com/read/2021/03/03/201806778/nyamuk-dari-ladang-pertanian-diduga-sebabkan-puluhan-orang-di-kulon-progo

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke