Salin Artikel

Cerita Bayi Kembar Siam Adam dan Aris, Setahun Dirawat di RS, Sempat Jalani 10 Jam Operasi Pemisahan

Adam dan Aris adalah anak pasangan suami istri, Supono (32) dan Nur Rahmawati (26) warga Dusun Sei Kelapa II, Desa Tanjung Haloban, Kecamatan Bilah Hilir, Labuhanbatu.

Sang ibu mengetahui jika anaknya kembar siam saat kandungannya berusia 5 bulan. Ia pun dirujuk ke RSUP Haji Adam Malik, Medan.

Adam dan Aris pun lahir pada 9 Desember 2019 dengan kondisi sehat dan berat total 16 kilogram.

Sejak lahir, mereka berdua dirawat di RSUP H Adam Malik

Setelah berusia satu tahun, mereka berdua telah menjalani operasi pemisahan pada Rabu (20/1/201). Mereka dipisahkan sekitar pukul 17.40 WIB.

Seperti pada operasi bayi kembar siam sebelumnya, biaya ditanggung oleh pemerintah melalui RSUP Haji Adam Malik.

"Memang kita rawat cukup lama, 12 bulan. Seperti yang dulu-dulu juga, memang ini kita tanggung biayanya, pemerintah lewat (RSUP) Adam Malik menanggung," kata Direktur Utama RSUP H Adam Malik Zainal Safri.

Sebanyak 16 kantong darah golongan AB yang disiapkan. Darah tersebut disumbangkan oleh tenaga medis dan tenaga kesehatan di RSUP H Adam Malik.

Saat operasi, ada 50 tenaga medis dilibatkan. Mereka adalah dokter subspesialis, terutama dokter spesialis bedah anak, dokter bedah jantung dan dokter spesialis anestesi pediatrik serta melibatkan dokter anak.

Seluruh anggota tim merupakan tenaga medis yang bekerja di RSUP H Adam Malik.

"Kedua bayi dempet pada bagian perut dan dada. Organ yang menempel, hati dan dinding jantung, karena itu banyak dokter spesialis yang dilibatkan," kata Rizky.

Sementara itu Erjan F yang merupakan salah satu dokter Adam dan Aris mengatakan kondisi lever Adam dan Aris yang lebih tebal, sehingga lebih lama waktu memisahnya.

"Dan yang sulit lever ini seperti gabus, tidak mudah dihentikan pendarahannya. Segala macam disiapkan, sehingga walaupun begitu lebar yang harus kami belah, ada sekitar 6x8 sentimeter atau 9 sentimeter, itu semua pendarahannya hebat. Tapi didukung alat, alhamdulillah pelan-pelan dapat diselesaikan " kata Erjan, Rabu (20/1/2021)

Operasi pemisahan kembar siam ini juga melibatkan dokter lainnya, seperti dokter anak yang ahli dan harus menginap untuk menjaga bayi yang sudah dipisahkan.

"Operasi ini tak ada apa-apanya kalau nanti terjadi pemburukan, terjadi komplikasi. Dan mereka ini menjaga dari mulai obat antibiotik, cairan, sangat-sangat optimal. Tentunya tidak terlepas perawat-perawat yang mengawal kami semua. Ini belum setengah jalan. Masih panjang," kata dia.

"Perasaan saya saat ini, senang sekali. Tak terbilang lagi lah. Insyaalah hari ini pulang ke rumah," ujarnya.

Dia sangat berterima kasih kepada pihak RSUP Haji Adam Malik, terutama tim bayi kembar, dari tim dokter hingga perawat.

Pihak humas, kata dia, juga sangat membantu mencarikan rumah singgah yang menjadi tempat tinggal dan makan gratis selama di Medan.

"Pertama kami di sini kan tak tahu apa-apa. Dicarikan humas rumah singgah. Alhamdulillah, membantu kami untuk tempat tinggal dan makan gratis," katanya.

Sebelum membawa Adam dan Aris, Supono dan istrinya mengikuti pelatihan untuk menangani dan merawat anaknya yang baru dipisahkan.

Supono bercerita tak ada persiapan khusus untuk kepulangan mereka ke Labuhanbatu. Namun kemungkinan mereka akan melakukan syukuran.

"Rencana syukuran seminggu atau setengah bulan yang akan datang. Kan butuh istirahat, mereka kan gak mau dipaksa. Takutnya kecapekan," katanya

Sementara itu Direktur Utama RSUP Haji Adam Malik, Zainal Safri mengatakan, kondisi kedua bayi cukup sehat. Bahkan vaksinnya juga sudah diberikan.

"Tinggal kita sudah arahkan, tanggal ulangan booster vaccine, seperti hepatitis pun sudah ditentukan kapan. Rasanya tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tinggal follow up saja. Bayinya cukup sehat," katanya.

Pihaknya sudah menyiapkan tim penanganan Adam dan Aris yang akan mengecek kesehatan Adam dan Aris secara berkala yakni per 3 hari.

"Tetap kita lakukan berkala, itu nantinya khusus untuk spesialis anak ini akamn kita lakukan per 3 hari. Kemudian ditangani langsung, kalau ada sesuatu mudah-mudahan ini tetap berjalan aman. Dari puskesmas juga. Karena beliau ini cukup jauh dari ibukota kabupaten," katanya.

Rumah Adam dan Aris berada di Kabupaten Labuhanbatu, tepatnya di Dusun Sei Kelapa II, Desa Tanjung Haloban, Kecamatan Bilah Hilir.

Dari Medan menuju rumah bayi kembar siam itu harus menempuh jarak sejauh 355 km dan bisa ditempuh dengan kendaraan roda empat atau kereta api selama 6 - 8 jam.

Puskesmas terdekat dari rumah Supono adalah sejauh 10 km. Namun lantaran kondisi jalan tanah, bisa dijangkau dalam waktu 1 jam.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dewantoro | Editor : Abba Gabrillin, Aprillia Ika)

https://regional.kompas.com/read/2021/03/03/18080031/cerita-bayi-kembar-siam-adam-dan-aris-setahun-dirawat-di-rs-sempat-jalani-10

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke