Cerita Anggota Satpol PP Berusaha Lari dan Terpaksa Diseret Saat Akan Disuntik Vaksin

KOMPAS.com - Proses vaksinasi yang dilakukan terhadap sejumlah anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) di Sumedang, Jawa Barat, berlangsung heboh.

Pasalnya, ada beberapa personel yang histeris hingga diketahui berusaha kabur karena takut dengan jarum suntik.

Mengetahui hal itu, personel yang berusaha kabur tersebut terpaksa harus dijemput paksa dan diseret oleh anggota lainnya.

"Karena takut dengan jarum suntik, jadi saat vaksinasi tadi, mereka teriak-teriak. Bahkan, ada yang harus kami jemput paksa dan digusur anggota lainnya supaya disuntik vaksin," tutur Sekertaris Satpol PP, Pemadam Kebakaran dan Linmas Kabupaten Sumedang Deni Hanafiah, Selasa (2/3/2021).

Meski demikian, pihaknya mengaku pelaksanaan vaksinasi yang dilakukan tersebut berjalan lancar.

Dikatakan dia, total personel yang dilakukan vaksinasi tersebut sebanyak 206 orang.

Dari jumlah tersebut empat di antaranya batal diberikan vaksinasi lantaran pernah terkonfirmasi positif Covid-19 dan satu personel sedang hamil.

Salah seorang anggota Satpol PP yang diketahui berusaha kabur tersebut diketahui adalah Nandang Sarifulloh.

Ia melakukan itu karena selama ini paling takut dengan jarum suntik.

"Iya paling takut jarum suntik. Makanya sempat lari tadi, teriak-teriak juga enggak berani lihat saat disuntik. Tapi setelahnya cukup lega karena setelah disuntik tidak merasakan apa-apa," kata Nandang.

Sementara itu, Kepala Bidang Penegakan Perundang-undangan Daerah Satpol PP Kabupaten Sumedang Yan Mahal Rizzal mengatakan, program vaksinasi terhadap anggota Satpol PP tersebut sangat penting dilakukan.

Mengingat, mereka selama ini sering berinteraksi dengan masyarakat saat bertugas di lapangan.

"Sampai saat ini, tugas kami terus menegur, mengingatkan hingga memberikan sanksi denda kepada warga yang tidak tertib menjalankan protokol kesehatan. Jadi tentunya, vaksinasi ini sangat penting bagi kami, sehingga tetap aman dari penyebaran Covid-19," ujar Rizzal.

Penulis : Kontributor Sumedang, Aam Aminullah | Editor : Abba Gabrillin