Salin Artikel

Ratusan Warga Desa Mengungsi karena Tanah Retak, Sekda Nganjuk: Kami Baru Edukasi Soal Mitigasi

Hal itu dilakukan karena tanah retak yang mengancam rumah mereka.

Tanah retak tersebut terjadi di Dukuh Burikan, Dusun Sobo, Desa Kepel, Kecamatan Ngetos, Nganjuk.

Di dukuh itu terdapat dua retakan tanah, salah satunya berada di area lereng yang panjang retakannya mencapai 300 meter.

Wilayah lainnya yang terancam di Dusun Petungulung, Desa Margopatut, Kecamatan Sawahan, Nganjuk. Di desa ini tanah yang mengalami retakan panjangnya 200 meter dengan lebar tujuh centimeter.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nganjuk melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah meninjau lokasi tanah retak.

Hanya saja, pemkab baru sebatas mengedukasi masyarakat tentang mitigasi bencana.

“Saat ini kami sifatnya edukasi, sifatnya edukasi belum implementasi seperti relokasi yang ada di Selopuro,” jelas Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Nganjuk M Yasin kepada Kompas.com, Jumat (26/2/2021).

Yasin menjelaskan, pihaknya masih fokus merampungkan relokasi 44 rumah terdampak longsor di Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Nganjuk. Longsor di wilayah itu menelan 19 korban jiwa.


Sampai saat ini, kata Yasin, Pemkab Nganjuk belum berani menjanjikan relokasi kepada ratusan warga Dusun Burikan dan Dusun Sobo di Desa Kepel serta Dusun Petungulung di Desa Margopatut.

“Makanya perlu mitigasi kepada warga lingkup itu (yang terdampak tanah retak). Sebetulnya, seandainya mereka akan merelokasi sendiri di tempat itu kami juga berterima kasih,” paparnya.

Sebelumnya, sebanyak 63 kepala keluarga (KK) di Dukuh Burikan dan Dusun Sobo, Desa Kepel, Kecamatan Ngetos, Nganjuk, terpaksa mengungsi ke tempat tetangga saban malam hari dan sewaktu turun hujan lebat.

Wilayah lainnya yang terancam tanah retak yakni Dusun Petungulung, Desa Margopatut, Kecamatan Sawahan, Nganjuk.

“Jadi yang terdampak (di Dusun Petungulung) itu kurang lebih ada 50 rumah penduduk yang apabila ada retakan itu kena dampaknya. Kalau jumlah KK itu ada sekitar 54,” ujar Kepala Desa Margopatut, Solikin.

https://regional.kompas.com/read/2021/02/26/17284871/ratusan-warga-desa-mengungsi-karena-tanah-retak-sekda-nganjuk-kami-baru

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke