Salin Artikel

Sebut Pemakaman Covid-19 Seperti Kubur Anjing, Anggota DPRD Bantul Dibawakan Keranda Mayat, Ini Responsnya

Video itu berbuntut kemarahan relawan Covid-19. Mereka menggeruduk Gedung DPRD Bantul dengan membawa keranda mayat, Senin (22/2/2021).

Para relawan pun mengancam akan menempuh jalur hukum jika anggota dewan tersebut tidak segera meminta maaf.

Anggota dewan itu pun akhirnya buka suara terkait aksi protes relawan.

Dalam acara pernikahan dan khitanan di Kulon Progo, seorang anggota dewan memberikan nasihat kepada mempelai.

Namun dia juga menyinggung masalah Covid-19. Dalam pernyataannya, ia menyamakan pemakaman jenazah Covid-19 seperti menguburkan anjing.

"Mati lan urip iku kagungane Gusti. Ora opo-opo di-Covid-ke, opo-opo di-Covid-ke. Bar operasi kanker payudara, penyakit gula, mulih di-Covid-ke. Njur le mendem kaya mendem kirik. Seko dinas kesehatan entuk proyek do sakpenake dewe (Hidup dan mati itu urusannya Tuhan. Tidak ada apa-apa di-Covid-kan, apa-apa di-Covid-kan. Habis operasi kanker payudara, penyakit gula, pulang di-Covid-kan. Lalu menguburnya seperti mengubur anjing. Dari dinas kesehatan dapat proyek semaunya sendiri)," katanya dalam video tersebut.

Video itulah yang membuat para relawan geram dan menggelar unjuk rasa memprotes anggota dewan.

Ketua Relawan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Bantul Waljito menegaskan bahwa pemulasaraan jenazah dilakukan sesuai prosedur.

"Dia sampaikan Pemakaman Covid seperti memakamkan anjing. Padahal, SOP sudah jelas tidak akan seperti itu," kata Waljito di gedung DPRD Bantul, Senin (22/2/2021).

Waljito mengaku sakit hari dengan pernyataan tersebut karena para relawan selama ini telah ikut berjuang.

Apalagi politisi tersebut menyebut Covid-19 sebagai proyek Dinas Kesehatan Bantul.

Mereka pun mengancam akan melaporkan Supriyono ke polisi jika tidak segera mengeluarkan permintaan maaf.

"Kita tunggu 1 x 24 jam supaya beliau meminta maaf secara terbuka melalui media massa maupun media sosial. Kalau selama 1 x 24 jam dia tidak minta maaf, kita akan mengambil langkah hukum. Kita laporkan karena dia sudah menghasut dan menebarkan berita bohong tentang aktivitas relawan," katanya seperti dilansir Tribun Jogja.

"Kami selaku anggota dewan prihatin dengan pernyataan itu. Mestinya tidak dilakukan oleh pejabat publik," ucap Subhan.

Kini pimpinan dewan mengaku sudah memanggil anggota dewan yang disebut-sebut membuat pernyataan dalam video viral.

Dia juga sudah meminta Badan Kehormatan Dewan (BKD) menindaklanjuti kasus itu.

"Yang jelas hari ini kita undang, saya minta Pak Sekwan (Sekretaris Dewan DPRD Bantul) menghubungi yang bersangkutan," kata dia.

Respons anggota dewan

Melansir Tribun Jogja, Supriyono akhirnya buka suara.

Meski demikian ia masih enggan berkomentar banyak terkait video viral tersebut.

"Nembe koordinasi dengan pimpinan," katanya singkat, seperti dilansir dari Tribun Jogja.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Yogyakarta, Markus Yuwono | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief)

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Begini Respon Supriyono Soal Tuntutan Permintaan Maaf dari Relawan

https://regional.kompas.com/read/2021/02/23/05350051/sebut-pemakaman-covid-19-seperti-kubur-anjing-anggota-dprd-bantul-dibawakan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke