Salin Artikel

Asal Usul Balikpapan dan Cerita Perahu Papan Terbalik

124 tahun lalu, sebuah peristiwa bersejarah mengawali berdirinya Kota Balikpapan.

Melansir situs resmi balikpapan.go.id, peristiwa tersebut adalah pengeboran minyak untuk pertama kali di Balikpapan.

Berdasarkan hasil seminar sejarah pada 1 Desember 1984, disepakati bahwa hari jadi Balikpapan diperingati setiap 10 Februari.

Ada cerita tentang sumur minyak Mathilda, sumur pengeboran di kaki Gunung Komendur yang terletak di timur Teluk Balikpapan.

Nama Mathilda diambil dari nama anak JH Menteri dan Firma Samuel & Co selaku pemenang hak konsesi pengeboran minyak yang ditunjuk pemerintah Hinda-Belanda.

Para pendatang kemudian semakin banyak mendatangi Balikpapan, mulai dari orang Jawa yang bekerja sebagai pengebor, hingga pekerja dari Cina dan India.

Balikpapan semakin ramai dengan banyaknya pedagang dari Kerajaan Banjar.

Hingga kini, Balikpapan berkembang menjadi Kota Minyak yang mampu menghasilkan 86 juta barrel minyak per tahun.

Batas wilayah kota meliputi Kabupaten Kutai Kertanegara di bagian utara, Selat Makassar pada bagian selatan dan timur serta Penajam Paser Utara di bagian barat.

Secara umum, Kota Balikpapan memiliki kontur wilayah berbukit dengan ketinggian antara 0 hingga lebih dari 100 meter di atas permukaan laut.

Penduduk Balikpapan termasuk heterogen dan hidup bersama dengan damai.

Tercatat setidaknya ada 104 kelompok etnis yang ada di Balikpapan.

Asal-usul nama Balikpapan

Dari buku 90 Tahun Kota Balikpapan yang mengutip buku karya F Valenijn tahun 1724, diceritakan bahwa nama Balikpapan mengacu pada kisah pembangunan istana baru di Kutai lama.

Saat itu Sultan Muhammad Idris selaku pemimpin Kerajaan Kutai, memerintahkan pemukim sepanjang Teluk Balikpapan menyumbangkan bahan bangunan berupa 1.000 lembar papan yang diikat menjadi sebuah rakit.

Ternyata sesampainya di Kutai lama, ada 10 papan yang terlepas dan hanyut hingga timbul di sebuah tempat yang kini bernama Janebora.

Dari situlah diartikan bahwa papan tersebut kembali karena tidak mau disumbangkan sehingga muncul nama Balikpapan.

Versi lainnya, masih dalam buku 90 Tahun Kota Balikpapan, nama Balikpapan sudah ada sejak 1527.

Legenda berawal dari suku Pasir Balik atau yang juga disebut suku Pasir Kuleng.

Suku tersebut merupakan keturunan dari Kayun Kulen dan Papan Ayun.

Oleh keturunannya, kampung nelayan itu diberi nama "Kuleng-Papan".

Dalam bahasa Pasir, Kuleng artinya Balik dan Papan berarti papan.

Dari dua nama tersebut muncul nama Balikpapan.

Konon, pada tahun 1783 di Tanah Pasir, sudah berlangsung sistem pemerintahan kerajaan yang teratur.

Rakyat hidup berkecukupan. Daerah itu pun berupa teluk yang indah dan mengandung hasil bumi dan laut.

Tersebutlah Sultan Aji Muhammad yang memerintah pada waktu itu. Ia memiliki putri bernama Aji Tatin.

Saat dewasa, Aji Tatin menikah dengan seorang bangsawan Kutai.

Suatu hari, orang-orang kepercayaan Aji Tatin memungut upeti dari rakyat berupa papan dengan menggunakan perahu.

Namun, ketika tengah mendayung perahu menggunakan tanggar yang disebut tokong, tiba-tiba datang angin topan.

Meski pendayung sekuat tenaga membawa perahu merapat ke pantai, mereka akhirnya tak berdaya dengan serangan topan dan gelombang ganas.

Perahu pun terhempas di pulau karang.

Tokong galah pendayung patah dan perahu yang sarat muatan papan itu terbalik.

Pemimpinnya, Panglima Sendong dan anak buahnya meninggal

Asal usul nama Balikpapan disebut-sebut diambil dari peristiwa perahu berisi papan terbalik yang diterpa badai itu.

https://regional.kompas.com/read/2021/02/20/08000091/asal-usul-balikpapan-dan-cerita-perahu-papan-terbalik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke