Salin Artikel

Dilaporkan ke Polda Jateng Soal "Pak Ganjar Tidak Pernah Bersyukur", Penerbit: Kami Sudah Klarifikasi

Diketahui, buku Pendidikan Agama Islam yang diterbitkan pertama kali tahun 2009 itu memuat soal "Pak Ganjar tidak pernah pernah bersyukur".

Corporate Secretary PT Tiga Serangkai Hari Sumarsono mengatakan, manajemen telah melakukan klarifikasi terkait buku tersebut pada Selasa (9/2/2021).

Klarifikasi disampaikan kepada Kesbangpol Jateng dan Polda Jateng yang datang ke PT Tiga Serangkai.

Bahkan, permintaan maaf juga telah disampaikan manajemen kepada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo melalui pemberitaan media.

"Kemudian juga secara tertulis kepada beliau melalui Kesbangpol. Jadi sudah melalui tahapan itu. Kita tidak akan menanggapi secara khusus terkait dengan itu. Karena kita sudah menjalankan semua proses itu," kata Hari saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (15/2/2021) malam.

"Dan Alhamdulillah Pak Ganjar Pranowo sangat bijak dalam menanggapinya," sambungnya.

Pihaknya mengatakan siap jika nanti dimintai keterangan terkait buku soal mata pelajaran yang menyebut nama Ganjar tersebut.

Sebab, ujar Hari, sejak viralnya buku soal yang menyebut nama Ganjar, Polda Jateng sudah mendatangi Tiga Serangkai meminta keterangan.

"Karena itu protap kepolisian tentu kita kooperatif. Karena dari kepolisian sendirikan sudah ke Tiga Serangkai," ungkap dia.

Sebelumnya, General Manager Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Solo Mas Admuawan menegaskan, nama Ganjar dalam buku Pendidikan Agama Islam tidak ada kaitannya dengan Ganjar Pranowo, Gubernur Jateng.

"Artinya di situ ada kekhilafan yang sebenarnya itu bukan kesengajaan dan itu langsung kita sikapi, kita revisi sebagaimana mestinya. Jadi prinsipnya kritik kita terima dengan lapang dada, senang hati. Alhamdulillah kita berterima kasih diingatkan itu sebagai amunisi kita untuk perbaikan lebih baik ke depan dan tidak terulang," kata dia.

Mengenai munculnya nama Ganjar dalam buku pelajaran agama, kata Admuawan, buku itu terbit tahun 2009. Ketika itu nama Ganjar belum dikenal seperti sekarang ini.

Kemudian, nama Ganjar masih tercantum dalam buku pelajaran tersebut juga karena belum ada perubahan kurikulum.

"Jadi Pak Ganjar itu sekadar contoh sebuah nama di soal saja. Terbitnya tahun 2009. Sementara Pak Ganjar (Gubernur Jateng) mulai 2013. Jadi empat tahun sebelumnya," kata dia.

"Sama sekali kita tidak kepikiran dan tidak mengaitkan bahwa nama Pak Ganjar dalam buku kita adalah Ganjar Pranowo tidak sama sekali," ungkapnya.

Sebagaimana diberitakan, kelompok masyarakat yang tergabung dalam Forum Wali Murid Jawa Tengah mengadukan persoalan buku pelajaran yang diterbitkan oleh PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri itu ke Polda Jawa Tengah atas dugaan kasus ujaran kebencian.

Koordinator Forum Wali Murid Jateng Tangguh Perwira mengatakan, pihaknya menduga adanya pelanggaran pidana terhadap perlindungan anak sebagaimana diatur dalam UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Bab III yang membahas hak dan kewajiban anak.

Sebab, penggunaan soal dengan penyebutan nama Ganjar dalam buku pelajaran tersebut mengandung konotasi negatif.

"Kami berharap Polda mengusut kasus penyebutan nama Ganjar dalam buku pendidikan agama Islam ini dan segera mengungkap apa sebenarnya motif di balik penyebutan nama Pak Ganjar," jelasnya di Mapolda Jateng, Senin (15/2/2021).

https://regional.kompas.com/read/2021/02/15/23054331/dilaporkan-ke-polda-jateng-soal-pak-ganjar-tidak-pernah-bersyukur-penerbit

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke