Salin Artikel

Dedi Mulyadi: Dalam Lingkungan, Harus Dibedakan antara Investor dan Eksploitator

"Harus bedakan antara investor dan eksploitaor. Dalam bidang kehutanan itu bukan investor, melainkan eksploitator," ujar Dedi kepada Kompas.com via sambungan telepon, Minggu (14/2/2021).

Dedi menjelaskan, investor itu adalah orang yang mengubah sesuatu yang tak bernilai menjadi bernilai tinggi. Misalnya, ada tanah tandus dan tidak produktif. Kemudian muncul investor. Tanah tak bernilai itu kemudian dikelola dengan baik sehingga tanahnya menjadi subur dan diberi pupuk organik.

Kemudian di sana dikembangkan industri peterakan dan perikanan, pabrik pengalengan serta pabrik pakan.

"Itu namanya investor. Mengubah sesuatu yang tak bernilai menjadi bernilai.Misalnya, besi diubah jadi mobil. Awalnya per kilogram misalnya Rp 20.000 dibuat jadi mobil sehingga nilainya lebih tinggi," katanya.

Tapi, kata Dedi, kalau hutan yang hijau dan subur tiba-tiba pohonnya ditebang itu disebut eksploitator. Sebelumnya lahan itu sudah bernilai tinggi, namun ketika pohon ditebang, justru nilainya menjadi rendah.

"Setelah itu gunung digali, batunya diambi. Setelah tanah gundul dan batunya dikeruk, hutan itu menjadi tidak bernilai. Itu namanya eksploitator," kata Dedi.

Menurut Dedi, membedakan investor dan eksploitair itu penting dilakukan demi menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah kerusakan alam akibat eksploitasi besar-besaran demi ekonomi. Ia meminta pemerintah untuk menindak perusahaan yang merusak alam dengan dalih investor.

"Padahal mereka itu sesungguhnya adalah eksploitator," tandas mantan bupati Purwakarta itu.

Pernyataan Dedi itu sebagai kritik penggunaan istilah investasi dalam konteks lingkungan seperti alih fungsi hutan menjadi pertambangan dan lainnya. Akibat dari alih fungsi hutan itu, bencana alam terjadi di mana-mana, mulai banjir hingga longsor.

https://regional.kompas.com/read/2021/02/14/06405071/dedi-mulyadi-dalam-lingkungan-harus-dibedakan-antara-investor-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke