Salin Artikel

Menjelang Purnatugas, Wali Kota Solo Cerita Kenangan Suka Duka 15 Tahun

Dirinya akan digantikan Wali Kota Solo dan Wakil Wali Kota Solo terpilih pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020, Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa.

Sisa waktu 10 hari sebagai pelayanan masyarakat, Wali Kota yang akrab disapa Rudy ini mengaku sedang sibuk menyelesaikan tugas kedinasan.

Sebelum menjadi Wali Kota Solo, Rudy adalah Wakil Wali Kota Solo periode 2005-2010 dan 2010-2012 saat mendampingi Joko Widodo (Jokowi).

Setelah Jokowi terpilih dan dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta pada 2012, Rudy naik jabatan sebagai Wali Kota Solo.

Rudy dilantik menjadi Wali Kota Solo oleh Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo dalam sidang Paripurna DPRD Solo pada 19 Oktober 2012.

"Saya menyelesaikan tugas-tugas kedinasan ini sampai tanggal 16 Februari 2021," kata Rudy di Solo, Jawa Tengah, Minggu (7/2/2021).

Diantar pulang

Rudy mengatakan, dirinya bersama Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo akan diantar pulang ke rumah masing-masing oleh aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota Solo.

Hal ini sebagai bentuk penghormatan mereka kepada Rudy dan Purnomo setelah 15 tahun bersama-sama dalam memberikan pelayanan masyarakat.

"Besok tanggal 16 Februari 2021 ada acara (pamitan) di Pendapi Gede. Saya, Pak Pur akan diantar pulang teman-teman ini ke rumah masing-masing. Pak Wakil dulu ke rumahnya (Jalan Bhayangkara) baru saya diantar ke Pucangsawit," kata suami dari Elisabeth Endang Prasetyaningsih tersebut.

Rudy mengungkapkan, banyak kenangan suka maupun duka selama 15 tahun memimpin Solo.

Kenanganan berharga yang Rudy rasakan sebagai kepala daerah adalah hidupnya bermanfaat kepada orang banyak.

"Yang belum saya selesaikan sampai hari ini adalah anak-anak yang kecil, lemah, miskin dan tertindas (KLMT). Artinya, lulus SMA maupun SMK masih belum mampu mengambil ijazah," kata dia.

Meski nanti sudah tidak lagi menjadi Wali Kota, Rudy menyatakan, akan tetap peduli terhadap pendidikan warga di Solo.

"Terutama anak-anak KLMT tadi," tutur dia.


Rudy bercerita, duka yang dia rasakan selama memimpin Solo adalah ketika membuat kebijakan yang belum dipahami masyarakat, tetapi selalu di-bully maupun dimaki.

Meski demikian, Rudy tidak pernah mempermasalahkan maupun mempersoalkan kebijakannya yang selalu diprotes.

"Ndak apa-apa bagi saya. Ibaratnya mengurangi dosa saya waktu saya nakal. Jadi ndak pernah saya marah," ucap Rudy tersenyum.

Kenangan indah

Rudy juga menyampaikan kenangan sukanya adalah memiliki banyak teman.

"Dengan wartawan jadi kenal, tadinya tidak. Bisa guyonan (bercanda), tidak ada yang marah dan sebagainya, ini yang menjadi kenangan terindah," ungkap dia.

Rudy mengatakan, kenangan yang tak pernah dia lupakan adalah mampu mengembalikan aset negara yang sudah lepas, bisa kembali ke pemerintah.

"Salah satunya yang sekarang dipakai untuk Rumah Sakit Bung Karno. Koramil, SMPN 11, IKM. Kemudian HP 16, biarpun sebagian dilepas untuk rakyat juga merasa menikmati, Ndalem Joyokusuman, Priyosuhartan, kita beli tanah beberapa tempat dan untuk kepentingan umun salah satunya di Pasar Gede, SMPN 5 dan banyak lainnya," tutur Rudy.

https://regional.kompas.com/read/2021/02/07/11290371/menjelang-purnatugas-wali-kota-solo-cerita-kenangan-suka-duka-15-tahun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke