Salin Artikel

Sederet Fakta Musibah Gas Geothermal Mandailing Natal, 5 Warga Tewas, Kronologi hingga Penjelasan Pengelola

Diduga akibat peristiwa tersebut, sebanyak lima warga tewas.

Tiga di antara lima korban yang meninggal dunia masih berusia balita dan anak-anak.

Sedangkan 24 orang warga mengalami keracunan dan mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.

Ratusan warga sekitar mengungsi lantaran takut ikut menghirup gas.

Sedangkan menurut PT SMGP, saat itu mereka tengah melakukan uji pengoperasian salah satu sumur uap panas bumi sesuai standar dan prosedur yang berlaku.

Namun, tiba-tiba sumur mengeluarkan asap tebal dan diduga mengeluarkan gas yang diduga adalah H2S (hidrogen sulfida).

Warga sekitar tengah melakukan kegiatan berkebun hingga bertani.

Diduga karena menghirup gas tersebut, lima warga Desa Sibanggor Julu pun tewas.

Dari lima orang yang meninggal dunia, ada yang masih anak-anak.

"Diduga karena gas beracun dan saat kejadian banyak warga yang melakukan aktivitas berkebun dan bertani di sekitar lokasi tersebut," kata M Sahnan.

Selain lima orang warga tewas, ada 24 warga yang harus dirawat di rumah sakit.

"Total korban yang sementara terdata ada 29 orang dan 5 diantaranya meninggal dunia," ucap M Sahnan.

Sempat terjadi keributan dengan warga dan pekerja perusahaan.

"Sempat menimbulkan keributan antara masyarakat dengan pihak PT SMGP," kata M Sahnan.

Keributan itu, ujar Sahnan, merupakan aksi spontan masyarakat.

"Situasi saat ini relatif kondusif. Namun sudah dimediasi untuk saling menjaga diri," kata dia.

Polisi pun menerjunkan personel dan tenaga medis untuk membantu mengevakuasi warga.

"Kita sudah bangun komunikasi di sana, khususnya di Desa Sibanggor Julu, agar kita tahu apa yang diinginkan masyarakat terkait kejadian ini. Kita juga beritahukan, kita hadir untuk menolong dan memberikan upaya yang terbaik untuk masyarakat," ucap Kapolres Mandailing Natal, AKBP Horas Tua Silalahi.

Horas Tua juga menjelaskan, ada dua anggotanya yang ikut menjadi korban lantaran diduga ikut menghirup gas.

"Ada dua anggota kami yang sedang melakukan pengamanan, ikut menjadi korban dan ikut menghirup gas saat menolong mengevakuasi warga," tutur dia.

Dua anggota kepolisian itu kini telah mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Pemkab Mandailing Natal M Yasir mengatakan, warga tersebut telah ditempatkan di masjid.

"Hingga saat ini tercatat ada 216 jiwa yang mengungsi. Dan sudah kami tempatkan di Masjid Agung Nur Al Nur di Penyabungan," kata dia.

Ratusan warga itu, lanjut dia, berasal dari lokasi sekitar proyek.

"Dari desa-desa sekitar, ada dari Desa Sibanggor Julu dan Purba Julu dan semua kebutuhan warga kami fasilitasi sehingga dipastikan situasi benar-benar kondusif," kata dia.

Bagian urusan eksternal yang juga merupakan juru bicara PT SMGP Krishna Handoyo menyebut, perusahaan langsung menutup sumur bor yang diduga menjadi penyebab musibah.

Mulanya, lanjut dia, mereka tengah melakukan uji untuk pengoperasian salah satu sumur uap panas bumi sesuai dengan standar.

"Namun sempat terjadi terpaparnya gas yang kemungkinan berupa H2S (hidrogen sulfida)," kata Khrisna.

"Dan untuk mencegah terjadinya pemaparan lanjutan, kami juga telah menghentikan kegiatan operasional di fasilitas proyek untuk mendukung masyarakat dan pemerintah Mandailing Natal dalam penanganan musibah," kata dia.

Perusahaan akan melakukan penyelidikan dengan berkoordinasi dengan pemerintah Madina dan Kementerian ESDM untuk mengetahui penyebab kejadian tersebut.

Ia mengaku, turut berduka atas kejadian yang tak diinginkan oleh pihak perusahaan dan warga.

"Kami juga turut berduka dan prihatin bagi warga desa Sibanggor Julu yang menjadi korban dan juga yang saat ini tengah mendapat penanganan medis baik di RSUD Panyabungan maupun RS Permata Madina," ucap Krishna.

"Dan PT SMGP siap untuk bekerjasama dengan semua pihak termasuk keluarga. Kami bekerja sama dengan aparat setempat untuk memastikan keselamatan semua orang, baik masyarakat maupun para pekerja di lokasi proyek," kata Krishna.

Mereka dimakamkan di satu lokasi secara bersamaan.

"Proses fardu kifayah kelima korban sudah selesai dilakukan siang tadi sehabis Zuhur. Dan sesuai perintah Pak Bupati, itu yg paling utama dilakukan," ujar Kepala Dinas Sosial Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal M Taufiq Lubis kepada Kompas.com, Selasa.

Sebagai bentuk simpati pemerintah dan atensi Bupati Madina Dahlan Hasan Nasution, pihaknya memberikan santunan berupa uang kepada masing-masing keluarga korban.

"Selain memastikan urusan pemakaman berjalan aman. Kami dari pemerintah juga memberikan santunan sebesar Rp 5 juta per jiwa. Dari pemerintah, bukan dari perusahaan," kata Taufiq.

Taufiq menyampaikan, atas musibah tersebut pihak Pemkab Madina turut berduka dan berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

"Saya mewakili bapak bupati, menyampaikan belasungkawa dan turut berduka. Dan untuk penyelesaian masalah ini, kita serahkan kepada pihak yang berwenang," ucap Taufiq.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Padang Sidempuan, Oryza Pasaribu | Editor : Abba Gabrillin, Aprilia Ika)

https://regional.kompas.com/read/2021/01/27/06060071/sederet-fakta-musibah-gas-geothermal-mandailing-natal-5-warga-tewas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke