Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Tak Ikut Terbang, Nama Sarah Masuk Manifes Sriwijaya | Anak dan Ibu di Demak Akhirnya Berdamai

Namun Sarah tak pernah ikut terbang ke Pontianak. Diduga identitas Sarah digunakan rekannya satu kos yang bernama Selvin Daro asal Kabupaten Ende.

Sementara itu di Demak, perseteruan antara Agesti dan Sumiyatun ibu kandungnya berakhir damai.

Agesti mencabut laporan kepada ibunya atas tuduhan KDRT. Mereka pun berdamai dan saling berpelukan disaksikan Dedi Mulyadi, Kapolres Demak, Kajari dan jajarannya.

Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca Kompas.com dan berikut lima berita populer nusantara selengkapnya.

Padahal Sarah sama sekali tidak ikut dalam penerbangan tersebut.

Diduga, identitas Sarah digunakan rekan kerjanya yang bernama Selvin Daro asal Kabupaten Ende.

Hingga saat ini, Selvin sendiri masih belum diketahui keberadaanya.

Sarah dan Selvin adalah rekan kerja di pabrik kertas di Tangerang. Selain rekan kerja, mereka berdua tinggal di rumah kos yang sama.

Sarah mengaku tak mengetahui identitasnya digunakan oleh Selvin karena hingga saat ini Sarah masih memegang KTP asli.

Diduga Selvin menggunakan fotokopi atau scan milik Sarah

Diduga identitas Felix digunakan oleh Teofilus Lau Ura (22) yang tak lain kekasih Selvin Daro. Saat ini keberadaan Selvin dan kekasihnya, Teofilus tak diketahui.

Teofilus adalah warga Desa Pora, Kecamatan Wolojita, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Ia sudah 2 tahun ia merantau di Jakarta untuk menafkahi ibu dan adiknya.

Bersama kekasihnya, Selvin, Teofilus menumpang pesawat Sriwijaya SJ 182 menuju Pontianak untuk mencari pekerjaan.

Mereka menggunakan identitas orang lain karena keduanya belum memiliki KTP.

Donatus Bsru, paman Teofilus berharap pemerintah memfasilitasi mereka untuk saat pencocokan DNA korban yang ditemukan.

"Memang betul almarhum menggunakan KTP temannya. Berharap pemerintah membantu memfasilitasi untuk tes DNA," kata Donatus

Ibu dan anak ini akhirnya berdamai dan saling berpelukan dengan disaksikan Dedi Mulyadi, Kapolres Demak, Kajari dan jajarannya.

"Alhamdulillah, akhirnya mereka damai. Laporannya dicabut," kata Dedi kepada Kompas.com via sambungan telepon, Rabu (13/1/2021).

"Akhirnya sepakat perkara akan dicabut. Kedua pihak saling memaafkan. Disaksikan Pak Kajari, Pak Kapolre dan jajarannya. Kedua pihak ketemu, saling maafkan, menangis. Perkaranya dicabut. Sekarang sedang proses restorasi justice karena kasusnya sudah kadung P21," kata Dedi.

Aaron adalah salah satu dari 14 relawan yang akan menerima vaksin pertama di Papu pada 15 Januari 2021.

Sebanyak 14 relawan lainnya merupakan pejabat publik, di antaranya panglima Kodam XVII/Cenderawasih, kabag Ops Polda Papua, kepala DPPAD Papua, dan wakil wali Kota Jayapura.

Namun, karena kontroversi mengenai vaksin Sinovac terus muncul di media, Aaron ingin membuktikan bahwa vaksin tersebut aman.

"Saya pikir lebih baik saya disuntik dulu biar kalau terjadi apa-apa, Pak Pangdam, wakil wali kota aman, semua aman," kata dia di Jayapura, Rabu (13/1/2021).

Sebagai seorang tenaga kesehatan, ia merasa perlu memberi contoh dan memastikan vaksin Sinovac berbahaya atau tidak.

"Saya bukan jagoan, saya masih berhubungan dan dekat dengan pasien Covid-19, saya tidak tahu Covid-19 ini kapan berakhir. Jadi mumpung ada vaksin gratis, ya sudah saya suntik diri sendiri," kata Aaron.

Selain membakar puluhan rumah, AS juga melukai 7 orang dengan paran termasuk ibu hamil dan anak-anak. Ia sempat terperosok jembatan kayu berlubang hingga hampir terkena sabetan parang AS.

"Dia sudah membacok ibu hamil di dekatnya, saya lihat ada anak kecil di depannya, saya teriak jangan itu anak kecil, polisi ini saya. Saat itu saya berpakaian semi sipil karena sebentar lagi akan menggelar sholat Maghrib," ujarnya mengawali kisahnya, Selasa (12/1/2021).

Saat menghindari kejaran AS, Indra menghubungi anggota Polsek Nunukan Kota.

"Saya lari ternyata sudah sampai ujung dermaga. Akhirnya saya terobos dia saat akan mengayunkan parang ke arah saya. Alhamdulillah bisa lolos," tuturnya.

Ia kemudian meminta pengendara motor untuk mengantarnya ke Mapolsek untuk mengambil senjata api.

Indra kemudian mencari keberadaan AS dan menemukan pelaku di atas kapal yang bersandar. AS terpaksa ditembak karena melawan saat akan ditangkap.

Peristiwa amblesnya rumah diketahui oleh pemiliknya saat hujan deras Selasa malam, saat itu terdengar gemuruh.

"Pemiliknya mengecek sumber gemuruh ternyata di samping rumah mepet dinding tanah sudah amblas," kata Kepala BPBD Gunungkidul, Edy Basuki saat dihubungi Kompas.com, Rabu (13/1/2021).

Panjang amblesan sekitar 4 meter dengan lebar 4 meter, dan kedalaman mencapai 6 meter.

"Informasinya lubang diisi batu urug sebanyak enam truk tidak menutup lubang," ucap Edy.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ahmad Zulfiqor, Markus Yuwono | Editor : Rachmawati, Farid Assifa, David Oliver Purba, Dony Aprian, Teuku Muhammad Valdy Arief)

https://regional.kompas.com/read/2021/01/14/06260081/populer-nusantara-tak-ikut-terbang-nama-sarah-masuk-manifes-sriwijaya-anak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke