Salin Artikel

"Bu, Pesawatnya Hilang Kontak, Saya Tidak Bisa Berbicara Banyak"

Diketahui putri dan dua cucunya, Rahmania Ekananda (40), Fazila Ammara (6), dan Fathima Ashalina (2,5), serta pengasuh cucunya, Dinda Amelia (16), merupakan penumpang Sriwijaya Air SJ 182 yang dikabarkan jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1/2021).

Foto keluarga anaknya dipegang erat di genggaman. Pandangannya sayu mengingat kembali nasib putri dan cucunya yang hingga kini belum diketahui nasibnya.

Rahmania hendak pulang ke rumahnya di Pontianak. Suami Rahmania, Kolonel Ahmad Khaidir merupakan seorang perwira TNI AU yang bertugas di Lanud Supadio Pontianak.

Khaidir mendapat promosi dan diharuskan bekerja di luar daerah.

Hilang kontak

Nanik ingat betul saat anaknya menghubungi beberapa hari lalu yang mengabarkan tentang hasil tes usap (swab) yang ternyata negatif.

Tes itu sebagai persyaratan naik pesawat. Empat orang itu bersiap berangkat dari Jakarta ke Pontianak.

Pada Sabtu, putri pertamanya itu juga mengirimkan foto cucu-cucunya yang tengah menunggu di ruang tunggu.

Namun, Sabtu sore, Nanik panik karena tidak dapat menghubungi putri pertamanya itu.

Beberapa kali nomor telepon putrinya dihubungi, tapi tidak diangkat. Hingga kemudian, ia mencoba menghubungi menantunya.

Menantunya mengabarkan bahwa pesawat yang ditumpangi Rahmania hilang kontak.

"Bu, pesawatnya lost contact, saya tidak bisa berbicara banyak, Bu," ujar Nanik menirukan ucapan menantunya, dikutip dari Antara, Minggu (10/1/2021).

Segera mungkin dia mencari informasi di televisi dan internet. Namun, saat itu informasi masih minim.

Barulah sekitar maghrib mulai banyak informasi yang menyebutkan sekaligus membenarkan bahwa pesawat yang ditumpangi Rahmania lost contact.

Nanik mengaku tidak bisa tidur nyenyak memikirkan nasib anak dan cucu-cucunya.

Semalaman menunggu kabar kepastian nasib mereka. Tubuh letih kurang istirahat pun diabaikannya demi mendapatkan kepastian kabar.

Anggota keluarga lainnya juga berkumpul, mendampingi Nanik. Semenjak suaminya meninggal dunia, Nanik tinggal seorang diri. Tiga anaknya semua di perantauan.

Nanik menyebut, anaknya adalah sosok yang suka berbagi kepada orang lain dan perhatian pada orangtuanya.

"Yang tidak bisa saya lupakan, dia suka memberi, selalu berbagi kepada orang lain," kata Nanik.

Dwi Agung, paman dari korban mengatakan, pihak TNI sudah bersedia menyiapkan fasilitas kendaraan jika keluarga di Kediri ingin ke Jakarta guna memastikan kabar terbaru.

Namun, karena kondisi, akhirnya tawaran itu ditolak. Keluarga sudah meminta agar anak ketiga Nanik yang di Denpasar, Bali, mengurus masalah tersebut bersama dengan suami Rahmania.

"Sebetulnya tadi malam semua ajudan suaminya (suami Rahmania) sudah kontak, tapi yang di sana (Jakarta) ngurusi adiknya," kata Dwi Agung.

Kini, keluarga berharap keajaiban dari kejadian tersebut, yaitu Rahmania, anak, serta pengasuh bisa ditemukan.

Sebelumnya diberitakan, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jurusan Jakarta-Pontianak dinyatakan hilang kontak pada Sabtu.

Sesuai dengan jadwal, pesawat berangkat jam 14.36 WIB dan tiba di Pontianak jam 15.44 WIB.

Namun, pesawat hilang kontak pada jam 14.44 WIB dengan titik terakhir di sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu.

https://regional.kompas.com/read/2021/01/11/15495601/bu-pesawatnya-hilang-kontak-saya-tidak-bisa-berbicara-banyak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke