Salin Artikel

Sederet Kisah Penantian Keluarga Penumpang dan Awak Sriwijaya Air SJ 182

Tiga hari pascainsiden tersebut, keluarga masih menanti penuh harap.

Doa terus dipanjatkan, memohon agar orang-orang tercinta selamat dan ditemukan.

Berikut ungkapan penantian keluarga penumpang dan awak kapal Sriwijaya Air yang hilang kontak beberapa menit usai lepas landas:

Di Bandara Internasional Supadio Pontianak, Yaman Zai menangis histeris.

Istri dan tiga anak yang ia tunggu kedatangannya tak kunjung tiba. Termasuk anak bungsunya, yang masih bayi.

Mereka merupakan penumpang Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak.

"Tadi terakhir kontak saya setengah dua siang tadi, mereka sudah di bandara, makanya saya tunggu-tunggu, paling kan biasa satu jam sudah sampai, tapi ditunggu tidak datang, ditelepon tidak aktif," tutur dia, melansir Tribun Pontianak.

Sedianya, anak dan istrinya hendak berlibur dan menghabiskan waktu bersama di Pontianak.

"Istri saya, lalu tiga anak saya jadi penumpang. Saya itu bekerja setahun lebih di sini, mereka mau ke sini mau liburan," kata dia.

Yaman sangat berharap istri dan anak-anaknya segera ditemukan.

Keluarga sang pilot, kini masih terus mencari tahu mengenai keberadaan Afwan usai pesawat mengalami hilang kontak.

"Sekarang ada adik saya yang bungsu sedang menunggu kabar di sana (bandara) mudah-mudahan cepat dapat informasi terbaik," kata kakak ipar Kapten Afwan, Oman Rohman.

Dalam kepasrahan, keluarga dan warga sekitar berharap sang pilot masih bisa kembali.

"Harapan kita juga mudah-mudahan ada keajaiban dari Allah SWT," tutur dia.

Kapten Afwan merupakan alumni Ikatan Dinas Pendek (IDP) IV Tahun 1987.

Ia tercatat pernah menjadi penerbang TNI Angkatan Udara.

Sosok sang pilot dikenal merupakan pria yang religius dan dermawan.

"Inisiatifnya (Afwan) merenovasi Masjid Addaulah. Saya ingat betul dan cukup terharu. Yang semula diragukan, kini sudah terwujud Perumahan Bumi Cibinong Endah memiliki masjid besar yang bisa dimanfaatkan warga di sini," ungkap salah seorang tetangganya, Lafi.

Selain itu, Afwan juga dianggap sosok yang hangat dan berbaur tanpa memandang strata sosial.

"Saat tidak sedang dinas, beliau selalu ikut (shalat) berjamaah di Masjid Addaulah yang dia renovasi ini. Bahkan seusai shalat sering berbincang dan sesekali mengisi tausiyah. Dia juga tidak pernah menceritakan tentang latar belakang pekerjaannya," ujar dia.

Adik Indah, Nabila, mengatakan kakaknya sempat mengirimkan foto pesawat Sriwijaya Air SJ182 dengan kondisi hujan lebat.

Foto yang dikirimkan Indah disertai permintaan doa.

"Doain ya," kata Nabila membacakan pesan WhatsApp kakaknya, saat ditemui di kediamannya di Desa Sungai Pinang 2, Kecamatan Sungai Pinang, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Sabtu.

Sang adik saat itu menjawab dengan kalimat pendek "hati-hati."

Tak disangka, percakapan mereka ternyata menjadi saat tak terlupakan, setelah pesawat yang ditumpangi Indah hilang kontak.

Indah saat itu bersama suami, Muhammad Rizky Wahyudi, serta anaknya, mertua Rossi Wahyuni, dan keponakan suaminya kembali ke Pontianak.

Setelah menikah, Indah dan suaminya memang tinggal di Pontianak.

Baru saat hamil besar Indah pulang ke Ogan Ilir untuk melahirkan dan merawat bayinya selama beberapa bulan.

Akhir Desember 2020, Rizky menjemput Indah menuju kampung halamannya di Bangka Belitung.

Dari Bangka Belitung, rombongan Indah rencananya akan kembali ke Pontianak via Jakarta pada Minggu (10/1/2021).

Ayah Indah, Ridwan menuturkan bahwa mereka berangkat lebih awal pada Sabtu (9/1/2021) karena hasil tes swab keluar lebih cepat.

"Kalau kabar dari istrinya (indah) kayak gitu. Kalau hasil swab nya kan biasanya dua hari, kalau di Pangkal Pinang empat hari, makanya dia ngambil swab nya di Jakarta. Tahu-tahu tadi pagi (Sabtu) dia ngabari, katanya hasilnya sudah keluar, terakhir ngabari sudah di ruang tunggu (bandara) mau berangkat," kata Ridwan.

Video call dilakukan malam sebelum Angga terbang menggunakan Sriwijaya Air SJ 182.

Dalam percakapan tersebut, dengan penuh kebahagiaan, Angga memperlihatkan anaknya yang baru lahir.

"Abang sempat video call dengan saya dan kedua orangtuanya pada malam sebelum terbang," kata adik sepupu Angga, Suci.

Suci menceritakan, bayi Angga yang lahir pada 2 Januari 2021 kini baru berusia beberapa hari. Ia tak menyangka, musibah terjadi pada ayah si bayi.

Menurut Suci, Angga yang bekerja di sektor perkapalan di Kalimantan menikah dengan istrinya dan berdomisili di Jakarta.

Angga juga sempat mengatakan bahwa ia akan berangkat ke Kalimantan lantaran diminta oleh pimpinannya.

Pascainsiden jatuhnya pesawat, warga mendatangi rumah orangtua Angga untuk menggelar doa bersama.

Keluarga juga masih berharap Angga bisa pulang dalam kondisi selamat.

"Mohon doanya agar Bang Angga bisa selamat. Dia lulusan perkapalan di SMK Pelayaran, pandai berenang dan kalau jatuh ke laut, dia mudah-mudahan bisa selamat," kata Suci.

Ia berangkat dari Jakarta menuju Pontianak bersama sang suami, Beben Sofian (59).

Sebelum lepas landas, perempuan yang menduduki jabatan Kabid Pengendalian Pencemaran dan Pemelihara Lingkungan Hidup (Perkim LH) Kabupaten Ketapang itu sempat mengirimkan foto pada keluarganya.

Gambar yang dikirimkan adalah saat Razanah berswafoto berdua dengan suaminya sebelum pesawat Sriwijaya Air SJ 182 lepas landas.

"Sebelum take off beliau sempay mengirim foto ke pihak keluarga, Ibu Razanah sempat selfie, mengirimkan foto mereka berdua," kenang keponakannya, Hendra.

Pihak keluarga berharap, mereka segera mendapatkan kabar baik terkait keberadaan Razanah.

Kepala Dinas Perkim LH Ketapang Dennery pun melihat ada daftar nama pegawai Dinas Perkim LH yang menjadi penumpang Sriwijaya Air.

Razanah diduga melakukan perjalanan ke Bandung dan hendak kembali ke Pontianak melalui Jakarta.

Di Bandung, kata Dennery, Razanah pergi untuk berobat.

"Saya juga masih mencari informasi pastinya. Tapi memang benar Ibu Razanah bersama suaminya itu ke Bandung untuk berobat. Beliau melakukan kemoterapi," kata dia, melansir Tribun Pontianak.

Razanah mengajukan cuti dan sedianya akan kembali bekerja pada Senin (11/1/2021).

"Dalam rangka urusan pribadi yaitu berobat. Beliau cuti sejak Jumat 1 Januari masa cutinya habis sampai Jumat kemarin. Jadi Senin lusa masuk kantor," tutur dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Afdhalul Ikhsan, Amriza Nursatria, Perdana Putra | Editor: Dheri Agriesta, David Oliver Purba) Tribun Pontianak

https://regional.kompas.com/read/2021/01/11/06351531/sederet-kisah-penantian-keluarga-penumpang-dan-awak-sriwijaya-air-sj-182

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke