Salin Artikel

Korban Bencana Tanah Bergerak di Sukabumi Menanti Upaya Pemerintah

''Hari ini, dari Seksi Pencegahan sudah mengecek ke lokasi,'' kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi Anita Mulyani saat dikonfirmasi, Senin.

Dia menuturkan, dari hasil pengecekan lapangan, kondisi tanah bergerak cukup mengkhawatirkan.

Beberapa warga sudah mengosongkan rumah yang rusak akibat tanah bergerak.

BPBD Kabupaten Sukabumi akan mengajukan pengkajian ke Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) - Badan Geologi.

''Untuk mengetahui penyebab terjadinya pergerakan tanah, perlu diselidiki. Setelah dikaji, nanti ada rekomendasi untuk menentukan langkah berikutnya,''kata Anita.

Anita mengatakan, rencananya pada Selasa ini dia akan mengirimkan petugas dari Bidang Kedaruratan dan Logistik ke lokasi untuk asesmen lanjutan.

''Besok diasesmen untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhannya apa yang diperlukan. Kami juga sudah melayangkan surat kepada Dinas Sosial untuk bantuan sembako. BPBD tidak ada stok untuk sembako,'' kata Anita.

Menanti bantuan pemerintah

Ketua RW 02 Oom Supriatna kepada mengungkapkan bahwa saat ini masyarakat yang terdampak bencana tanah bergerak meminta kepastian bantuan dan upaya dari pemerintah.

Sebab, hingga saat ini belum ada tanda-tanda bantuan dari pemerintah.

Sedangkan, peristiwa bencana tanah bergerak sudah terjadi sejak tiga pekan lalu.

''Sampai hari ini belum ada bantuan dari pemerintah. Kalau survei dan kontrol sudah tiga kali dari desa,'' kata Oom kepada Kompas.com, Minggu (3/1/2021).

Menurut dia, masyarakat juga ingin mengetahui penyebab terjadinya bencana tanah bergerak.

Masyarakat ingin tahu kepastian luasan lahan dan kedalaman yang terkena bencana tanah bergerak tersebut.

''Masyarakat ingin dilihat atau diteroponglah bagaimana kondisi tanah ini sebenarnya oleh yang ahli di bidangnya. Kalau kondisinya memang rawan, masyarakat ingin tahu ke mana harus mengungsi, akan ditempatkan di mana lokasinya. Kalau saat ini sementara mengungsi di saudara-saudaranya,'' ujar Oom.

Oom menuturkan, peristiwa yang sama pernah terjadi pada 2001.

Saat itu, bencana tanah bergerak sempat mengakibatkan tanah longsor di lahan yang lebih rendah atau di sekitar lerengan lokasi retakan.

''Beruntung saat kejadian longsor, rumah di lokasi sudah pindah sebelumnya,'' ujar dia.

Diberitakan sebelumnya, masyarakat Dusun Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, dihantui ancaman bencana tanah bergerak.

Ketakutan yang dialami warga itu menyusul ditemukannya sejumlah retakan di bangunan dan tanah di permukiman hingga persawahan.

Beberapa rumah mengalami kerusakan pada dinding dan lantainya.

Selain itu, terjadi tanah ambles yang menggerus lahan persawahan tidak jauh dari permukiman warga.

https://regional.kompas.com/read/2021/01/05/06114251/korban-bencana-tanah-bergerak-di-sukabumi-menanti-upaya-pemerintah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke