Salin Artikel

Antar Penumpang Purwokerto-Solo Tanpa Dibayar dan Asuh Balita 2,5 Tahun Sambil Ngojek karena Ditinggal Istri, Ini 4 Kisah Menyentuh dari Para Driver Ojol

Beberapa di antaranya adalah cerita pilu. Namun, tak sedikit pula kisah menginspirasi.

Seperti kisah Mulyono, pengemudi ojol berusia 59 tahun asal Banyumas yang ditipu penumpang setelah mengantarkan dari Purwokerto ke Solo.

Mulyono yang mengikhlaskan kejadian itu justru mendapatkan keberkahan lain.

Kemudian ada pula kisah pengemudi ojol jujur dari Tasikmalaya, Ade Alfian Ahmad.

Kisahnya menginspirasi karena telah mengembalikan uang Rp 35.000 dengan menyelipkannya di bawah pintu bersama sepucuk surat.

Dia diminta mengantar penumpang dari Purwokerto ke Solo atau yang berjarak sekitar 230 kilometer.

Menempuh perjalanan lima jam, Mulyono mulanya bertemu penumpang tersebut di Terminal Purwokerto pada Sabtu (4/4/2020).

Mulyono dijanjikan bayaran Rp 700 ribu oleh penumpang jika sampai ke Solo.

Tiba di Banjarsari, Solo, penumpang mengajak berhenti di masjid dengan alasan hendak salat.

Namun ternyata penumpang itu sudah kabur dan hanya meninggalkan sandalnya.

Beberapa waktu kemudian, pelaku tertangkap di Solo.

Meski ditipu, Mulyono mengaku tidak dendam dengan penumpang itu.

"Saya justru kasihan, apalagi kalau dia sudah punya keluarga dan anak dan masuk penjara," kata Mulyono.

Perjalanan pulang ke Purwokerto, Mulyono mendapatkan pengawalan dari sopir ojol secara estafet di berbagai daerah.

Di Banyumas, Mulyono pun mendapatkan santunan dari pejabat Polres Banyumas dan DPRD Banyumas serta Pemkab Banyumas. Hati mereka terketuk dengan kisah Mulyono.

Anaknya yang berusia 2,5 tahun selalu memakai baju dua lapis, jaket dan masker agar tidak sakit akibat terpapar angin di jalanan.

Hasran memasang kursi rotan pada dasbor motornya sebagai tempat duduk anaknya.

Dia biasa memulai pekerjaan pada sore hari, namun juga menyesuaikan kondisi anaknya.

"Tergantung mood si kecil (anaknya). Kalau lagi rewel enggak bisa narik, tunggu mood-nya enak baru keluar,” tutur Hasran.

“Mau tidak mau saya bawa. Tidak ada yang jaga di rumah. Saya juga tidak berani titip sama orang,” ungkap Hasran.

Hasran juga selalu jujur ketika ditanya oleh penumpang soal keberadaan ibu si anak.

Sang istri pergi meninggalkan dia dan anaknya yang masih balita.

Sejak usia anaknya 6 bulan, istrinya pergi dari rumah dengan alasan membeli obat.

Lama tak terdengar kabarnya, sang istri ternyata sudah menikah dengan lelaki lain.

"Sejak itu dia pergi enggak kembali sampai sekarang," kata Hasran mengenang kepergian istrinya.

Anak Hasran kemudian sempat dirawat oleh sang nenek.

Namun ibu Hasran juga akhirnya pergi setelah menggadaikan sertifikat rumah peninggalan almarhum ayah Hasran.

“Ibu sudah pergi tinggal bersama saudara. Sekarang sisa kami berdua (Hasran dan anaknya) tinggal di rumah itu. Kalau enggak bisa bayar bisa ditarik bank,” tutur dia.

Dia mendapatkan pesanan 14 porsi ayam geprek beserta minuman seharga Rp 315.000.

Sampai di titik antar, Audy menemukan rumah itu tak berpenghuni.

Saat ditelepon, konsumen tersebut meminta agar pesanan dibatalkan. Padahal dia sudah bersusah payah mengantarkan makanan di tengah hujan deras.

Dalam kondisi kalut, Audy ditelepon pemesan ayam geprek dan memintanya mengecek ATM.

Orang misterius tersebut meminta Audy memfotokan jumlah saldo hingga memasukkan sejumlah nomor.

Tanpa disadari, orang itu ternyata menguras tabungannya hingga.

"Saya tidak sadar jadi menurut saja yang diminta penelepon," jelas Audy saat dikonfirmasi, Sabtu (26/9/2020).

Padahal pendapatan Audy dalam sehari berkisar di Rp 30.000 sampai Rp 70.000.

Dia pun memilih ikhlas dan kembali bekerja dengan semangat.

"Yang penting bisa kerja dan sehat terus," kata dia.

Pemesan atas nama Taufik saat itu telah membayar nontunai, namun Ade tidak menyadarinya.

Selepas mengantar istri Taufik ke kantor BJB Singaparna Kabupaten Tasikmalaya, Ade pun meminta pembayaran tunai karena ketidaktahuannya.

Sepulang dari situ, dia baru sadar dan mencari rumah Taufik di Kecamatan Tawang, Tasikmalaya untuk mengembalikan uang.

Namun ternyata rumahnya saat itu kosong.

"Saya coba ketuk-ketuk pintu rumahnya, tapi tidak ada orang dan kata tetangganya sedang bekerja, tidak ada siapa-siapa di rumah," tutur Ade.

Dia kemudian menulis surat disertai uang lebihan Rp 35.000. Ade menyelipkannya di bawah pintu rumah konsumen.

Ade lalu mendapatkan telepon dari kantor Grab karena ternyata tindakannya itu diunggah oleh konsumen hingga viral.

Konsumennya mengagumi kejujuran Ade.

"Saya kaget, saya dipanggil karena viral surat saya. Saya hanya berniat ingin mengembalikan uang lebih saja, Pak," kata Ade yang bekerja dengan sepeda motor pink itu.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Zakarias Demon Daton, Riska Farasonalia, Fadlan Mukhtar Zain, Labib Zamani, Irwan Nugraha | Editor : Dony Aprian, Dheri Agriesta, Abba Gabrilin, Teuku Muhammad Valdy Arief)

https://regional.kompas.com/read/2020/12/31/17500921/antar-penumpang-purwokerto-solo-tanpa-dibayar-dan-asuh-balita-25-tahun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke