Salin Artikel

Setelah 9 Bulan, Harimau Sumatera Bernama Corina Dilepaskan ke Habitatnya

Pelepasliaran harimau bernama Corina itu dilakukan di kawasan restorasi ekosistem Riau, pada Minggu, (20/12/2020), pukul 09.00 WIB.

Pelepasliaran Corina dipimpin Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian  Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Wiratno.

Ikut serta dalam pelepasliaran, antara lain tim BBKSDA Riau, Pusat Rehalibitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PRHSD), dan PT RAPP.

Penentuan lokasi rilis dilakukan berdasarkan kajian kesesuaian habitat oleh tim pakar yang dipimpin Prof Satyawan Pudyatmoko dari Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada (UGM).

Kepala BBKSDA Riau Suharyono mengatakan, harimau sumatera ini diselamatkan di kawasan PT RAPP di Estate Meranti, Kecamatan Teluk Meranti, Pelalawan, pada 27 Maret 2020.

"Sehari setelah ditemukan terjerat, tim medis kami berhasil membuka jerat dari kaki kanan Corina. Kondisi luka pada kakinya sangat parah," ujar Suharyono dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (21/12/2020).

Harimau betina itu dibawa PRHSD Sumatera Barat untuk dirawat secara intensif.

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, Corina diperkirakan berusia sekitar tiga tahun dengan berat badan 77,8 kilogram.

Kaki depan sebelah kanan Corina terluka cukup lebar dan dalam, tendonnya masih utuh.

"Berdasarkan hasil laboratorium diketahui bahwa Corina mengalami anemia makrositik normokromik (non-regenerasi), yaitu anemia atau kekurangan darah karena kurangnya asupan nutrisi dan deep laserasi atau luka yang dalam. Corina dilakukan perawatan secara intensif di kandang karantina untuk memperhatikan perkembangan luka jerat pada kaki kanan serta kondisi kesehatannya," kata Suharyono.


Setelah dirawat intensif, Corina dipindahkan ke kandang enklosur untuk diobservasi perilaku dan kemampuannya dalam menangkap mangsa.

Selama sembilan bulan pemantauan, kondisi Corina dinyatakan sehat. Berat badan harimau itu naik menjadi 89 kilogram.

Akhirnya, Corina dilepasliarkan ke habitatnya.

Pada 14 Desember 2020, Corina dipindahkan dari PRHSD ke lokasi habituasi sebelum dilepasliarkan menggunakan helikopter.

Corina diobservasi di kandang habituasi yang telah disiapkan pada lokasi pelepasliaran.

Pada 17 Desember, petugas memasang kalung GPS dengan satelit iridium di leher Corina. Hal itu juga dilakukan untuk pemetaan wilayah jelajah Corina.

Pemantauan dilakukan dengan aplikasi Africa Wildlife Tracking (AWT). Baterai pada kalung itu bisa bertahan maksimal dua tahun dan lepas secara otomatis pada Oktober 2022.

"Untuk memudahkan pemantauan pada saat coverage satelit GPS terbatas, dipasang pula transmitter radio yang dapat dipantau langsung menggunakan receiver radio tracking dengan system trianggulasi," kata Suharyono.

Suharyono berterima kasih atas dukungan sejumlah pihak yang menyelamatkan dan merawat Corina.

"Semoga Corina dapat bertahan di alam dan dapat berkembang biak, sehingga populasi Harimau Sumatera semakin meningkat. Kami juga berharap, semakin banyak satwa yang terselamatkan dan tidak ada lagi satwa yang mati atau terluka akibat jerat. Dukungan para pihak dalam penyelamatan satwa liar sangat diperlukan, karena upaya konservasi harus dilakukan bersama–sama," jelas Suharyono.


BBKSDA Riau dan mitra kerja akan terus berkampanye untuk menyingkirkan jerat yang mengancam hewa di hutan, terutama di kawasan konservasi dan seluruh habitat harimau sumatera.

Sebelumnya, seekor harimau sumatera ditemukan terjerat di kawasan PT RAPP di Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Sabtu (28/3/2020) sore. Satwa dilindungi itu mengalami luka parah di kakinya akibat jeratan nilon.

Harimau sumatera berhasil dievakuasi keesokan harinya. Tim BBKSDA Riau menembus hutan dengan perjalanan dua jam untuk mengevakuasi hewan buas tersebut.

BBKSDA Riau memberi nama harimau itu, yakni Corina.

"Corina nama yang diberikan kepada harimau sumatera tersebut, sebagai pengingat bahwa dia terjerat di saat dunia sedang disibukkan dengan berita tentang virus corona," kata Kepala BBKSDA Riau.

https://regional.kompas.com/read/2020/12/21/08423211/setelah-9-bulan-harimau-sumatera-bernama-corina-dilepaskan-ke-habitatnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke