Salin Artikel

Cerita Pilu Dominggus, 8 Tahun Tak Bisa Berjalan, Diduga Berawal Jatuh dari Sepeda

Sang ibu, Regina Deta Karere (38) tampak menunggui putranya, penuh kesabaran.

Sesekali, Dominggus yang berbaring dibantu ibunya untuk duduk sejenak.

Remaja asal Kampung Rada Loko, Desa Mali Iha, Kecamatan Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu sudah mengalami lumpuh sejak bertahun-tahun yang lalu.

UPDATE: Kompas.com menggalang dana untuk membantu kisah ini. Sumbangan rezeki Anda akan sangat bermanfaat, klik di sini untuk donasi.

Sebetulnya tidak ada cedera yang dialami Dominggus saat itu.

Hanya saja, Regina mengatakan, setelah jatuh Dominggus merasakan kedua telapak kakinya gatal-gatal.

Tiga bulan mengalami gatal, tiba-tiba putranya lumpuh.

Kondisinya terus memburuk hingga kini badannya sangat kurus, hanya terbalut kulit dan tulang.

"Pernah bawa ke rumah sakit di Weetabula, tapi tidak ada pemeriksaan," kata Regina saat ditemui Kompas.com, Minggu (6/12/2020).

Regina setelah itu tidak pernah lagi membawa Dominggus berobat, sehingga tidak diketahui apa yang sebenarnya menimpa Dominggus.

Putranya tersebut juga terpaksa tidak melanjutkan pendidikan lantaran penyakitnya.

Sebab, bertahun-tahun Dominggus hanya bisa terbaring tak berdaya.

Mereka hidup di sebuh gubuk reyot seluas 4x5 meter.

Dindingnya hanya terbuat dari kayu dan bambu. Itu pun tidak menutup seluruh bagian.

Tak ayal jika mereka selalu kedinginan saat tidur di malam hari.

Untuk menghidari gigitan nyamuk, mereka menggunakan kelambu di tempat tidur mereka.

Seperti kakaknya, Ferdi lumpuh pada usia 10 tahun, yakni tiga bulan yang lalu.

Penyebabnya juga belum diketahui.

Tak ada gejala yang dialami Ferdianus sebelum mengalami kelumpuhan.

"Tiba-tiba saja dia tidak bisa jalan begitu," ujar Regina.

Kini Ferdianus masih dirawat di RS Karitas Weetabula, Sumba Barat Daya.

UPDATE: Kompas.com menggalang dana untuk membantu kisah ini. Sumbangan rezeki Anda akan sangat bermanfaat, klik di sini untuk donasi.

Menjadi tulang punggung

Selain merawat kedua anaknya, Regina juga harus mencari nafkah sendiri karena ditinggal suami tujuh tahun lalu.

Ia mengais rezeki dengan bekerja di kebun serta menenun kain. Regina juga beternak ayam dalam jumlah yang kecil.

Tentu masih banyak kebutuhan yang belum tercukupi.

Selama ini dia tidak pernah terdaftar dalam Program Keluarga Harapan (PKH). Namun Regina sudah mendapatkan bantuan berupa Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Selama pandemi Covid-19, dirinya mendapat jaminan pengaman sosial (JPS).

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Sumba, Ignasius Sara | Editor : David Oliver Purba)

https://regional.kompas.com/read/2020/12/11/09235401/cerita-pilu-dominggus-8-tahun-tak-bisa-berjalan-diduga-berawal-jatuh-dari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke