Salin Artikel

5 Orang Rimba Batal Nyoblos gara-gara Ketakutan dengan Pengukur Suhu Tubuh

Namun dengan adanya protokol kesehatan ketat, lima Orang Rimba gagal memberikan hak pilihnya, karena ketakutan dengan alat pengukur suhu.

Belasan Orang Rimba ini berasal dari Kelompok Kedudung Mudo, yang tinggal di dalam kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD).

"Kita mau milih, supaya pendidikan dan kesehatan Orang Rimba diperhatikan," kata salah satu wakil Orang Rimba, Tumenggung Grip, melalui pesan telepon, Rabu (9/12/2020)

Dia mengatakan dalam pemilihan, tidak semua Orang Rimba keluar hutan untuk memilih.

Undangan ada, tapi tak sampai

Pimpinan Orang Rimba Kelompok Kedudung Mudo Sepintak menyebutkan ada undangan untuk semua anggota kelompoknya.

Hanya saja tidak tersalurkan semua karena ada yang bermalam di hutan, sehingga tidak sampai undangan ke mereka.

Dalam pemilihan Gubernur Jambi ini, ada juga Orang Rimba yang belum menentukan pilihan karena tidak mengenal calon yang dipilih.

"Undangan ada, tapi hopi tontu nak milik siapo (kami tidak tahu akan memilih siapa). Hopi ado nang datang ke kamia (tak ada yang datang ke mereka)," kata Sepintak.

Tak dapat undangan

Sementara itu, pada wilayah Sako Nini Tuo, Mekekal Hilir, Gentar Tampung punya cerita berbeda.

Menti Orang Rimba kelompok Tumenggung Ngadap itu, walau sudah lama memiliki KTP tapi tidak mendapat undangan pemilu.

"Tidak dapat undangan," kata Gentar, salah satu warga Orang Rimba. 

Sosialisasi perangkat desa ampuh

Di bagian lain, Orang Rimba kelompok Yudi di Desa Pelakar Jaya Kecamatan Pamenang, Merangin sejak pagi antusias untuk memilih.

Sosialisasi yang dilakukan perangkat desa ke mereka, cukup mampu membuat Orang Rimba memahami pemilu ini.

Sejak pagi para induk-induk (ibu-ibu Orang Rimba) juga berdatangan ke TPS.

Hanya saja sesuai dengan protokol Covid-19, ada pemeriksaan suhu tubuh sebelum masuk TPS cukup membuat para induk (ibu) ini ketakutan.

Kemudian diukur ulang suhunya. Rata-rata suhu tubuh mereka menjadi 37°C. Ada yang melanjutkan memilih namun ada juga yang balik kanan menghadapi termo gun ini.

"Ada sekitar 15 orang yang memilih, 5 orang lainnya urung memilih, karena takut dengan alat pengukur suhu tubuh," kata Manager Komunikasi KKI Warsi, Sukma Reni.

Harusnya ada TPS Orang Rimba...

Perempuan yang akrab disapa Reni menuturkan jelang sepekan pencoblosan, baru sekitar 20 persen Orang Rimba yang mendapatkan sosialisasi tentang pilkada.

"Orang Rimba sangat takut dengan wabah (Covid-19) kini mereka membatasi diri untuk berinteraksi dengan orang luar," kata Reni melalui pesan singkat.

Dengan kondisi ini, seharusnya Orang Rimba mendapat perhatian khusus, misalnya TPS khusus Orang Rimba, agar mereka bisa menyalurkan hak pilih dengan aman.

Sampai sekarang, baru Orang Rimba di utara Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) atau kelompok Makekal Hilir yang diberikan sosialisasi.

Sisanya, Orang Rimba yang berada di bagian Selatan dan Timur TNBD, belum mengetahui tata cara pencoblosan dengan protokol kesehatan.

Dengan kondisi ini, tidak mudah meminta Orang Rimba untuk memilih. Karena apabila ada yang sakit, mereka akan mengisolasi diri.

https://regional.kompas.com/read/2020/12/09/15245551/5-orang-rimba-batal-nyoblos-gara-gara-ketakutan-dengan-pengukur-suhu-tubuh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke