Salin Artikel

Korban Banjir di Medan Tidur Beralaskan Tikar, Kemensos Geser Logistik dari Palembang

Kementerian Sosial berencana menggeser logistik dari gudang di Palembang ke Medan.

Hal itu disampaikan Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, Kementrian Sosial, M Safii Nasution saat meninjau kondisi korban banjir di Balai Desa Tanjung Selamat, Minggu (6/12/2020).

Safii juga meninjau lokasi pengungsian korban banjir di aula Arhanud.

"Kita lihat logistik banyak. Saya lihat tadi banyak yang tidur di lantai, harusnya kita bisa penuhi dengan kasur-kasur kita. Dari kemensos. Gudang kita ada di Palembang," ujarnya.

Dijelaskannya, kemungkinan barang-barang tersebut akan dikirimkan Minggu. Namun dia mengingatkan, banjir tidak hanya terjadi di Medan, tetapi juga di Binjai, Langkat dan Tebing Tinggi. Semuanya terjadi dalam skala besar.

Ketika ditanya apa saja barang yang akan dikirim dan berapa banyak, Syafi'i mengatakan disesuaikan dengan kebutuhan.

Salah satu barang yang akan dikirim adalah tenda berukuran 6x10 yang memiliki sekat tiap 2 meter dan ada ventilasinya. Sekat itu, lanjut dia, untuk menghindari droplet.

"Itu akan kami luncurkan berapa jumlahnya tergantung kebutuhan. Kami punya gudang 3, di Makasar, Bekasi dan Sumatera Selatan, Palembang. Kalau terjadi di Sumatera, kita tinggal geser logistik kami di Palembang," katanya.

Dia menambahkan, banjir yang terjadi adalah dampak dari fenomena lanina. Diperkirakan, pada Desember dan Januari curah hujan meningkat 20 hingga 49 persen. Sehingga, lanjut dia, semua harus ikut prihatin dan tidak meniupkan isu-isu yang tidak baik.

Dia mencontohkan Jakarta. Jika hujan. Dua hari dua malam, kemudian ada kiriman air dari puncak dan terjadi rob, maka 72.000 orang akan mengungsi.

Pemerintah sudah melakukan gladi posko di Bidakara, dipimpin oleh Luhut Binsar Panjaitan.

Menurutnya, pemerintah serius dan mengajak semua elemen untuk membantu penanganan bencana.

Dia mengaku datang semata untuk melihat langsung apa yang menjadi kebutuhan pengungsi, di tengah bencana dan pandemi.

"Tolong birahi birahi politik kata pak Luhut, jangan ada lah, yang ada adalah pertimbangan-pertimbangan kemanusiaan," katanya.

Status bencana

Syafii menambahkan, saat ini status kebencanaan dalam banjir di perumahan De Flamboyan masih akan dirapatkan besok, Senin (7/12/2020) karena untuk tanggap darurat saja belum.

"Karena kalau sudah tanggap darurat semua sumber daya harus dikerahkan. Selama masih bisa ditangani pemerintah daerah, pemerintah pusat mensupport, tidak men-take over," ujarnya.

Pantauan di lapangan, ratusan korban banjir di perumahan De Flamboyan diungsikan di Balai Desa Tanjung Selamat dan aula Arhanud sebanyak 343 orang. Kebutuhan logistik dipenuhi.

Terlihat mereka tidur beralaskan tikar dan terpal dan anak-anak tampak menangis lalu ditenangkan oleh ibunya. Banyak orangtua yang renta dan terlihat letih.  

https://regional.kompas.com/read/2020/12/07/05285461/korban-banjir-di-medan-tidur-beralaskan-tikar-kemensos-geser-logistik-dari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke