Salin Artikel

Ambisi Sumedang Jadikan Waduk Jatigede Wisata Kelas Dunia, Ingin Kalahkan Banyuwangi

Sebelum digenangi pada 31 Agustus 2015, wacana pembangunan waduk terbesar kedua se-Asia Tenggara ini  telah dimulai sejak zaman Presiden Soekarno.

Namun, baru dapat direalisasikan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2008, dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 31 Agustus 2015, karena sebelumnya sempat terhambat terkait masalah pembebasan lahan.

Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir mengatakan, Kabupaten Sumedang tidak merasakan manfaat keberadaan Waduk Jatigede secara langsung.

Karena, fungsi utama dari waduk yang menenggelamkan 28 desa di 4 kecamatan (Jatigede, Wado, Darmaraja, dan Jatinunggal) di Kabupaten Sumedang ini adalah untuk mengairi areal persawahan di wilayah kabupaten hilir. Meliputi Kabupaten Majalengka, Indramayu hingga Cirebon.

Selain itu, fungsi utama dibangunnya waduk seluas 4.983 hektare ini juga untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang diproyeksikan mampu menerangi wilayah Jawa-Bali.

Ribuan warga terdampak yang sebelumnya bermata pencaharian sebagai petani pun harus kehilangan lahan garapannya sejak Presiden Joko Widodo resmi menggenangi kawasan waduk pada 31 Agustus 2015, atau 5 tahun lalu ini.

Karena, warga terdampak juga dilarang untuk berusaha budidaya ikan dengan cara keramba jaring apung (KJA), dan keramba jaring tancap (KJT), maka Pemkab Sumedang serius untuk mengembangkan kawasan Waduk Jatigede sebagai destinasi wisata kelas dunia.

Dony menuturkan, tidak main-main dengan keinginan untuk menjadikan Waduk Jatigede sebagai world class destination (destinasi kelas dunia) ini.

Kami tidak main-main...

Keseriusan ini ditunjukkan dengan rencana pengembangan Waduk Jatigede sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (Pariwisata).

"Kami tidak main-main dan bertekad mengalahkan Banyuwangi sebagai kabupaten Pariwisata dengan menjadikan Jatigede sebagai destinasi wisata berkelas dunia," ujar Dony kepada Kompas.com di desa wisata Kampung Buricak Burinong, Jumat (4/12/2020).

Dony optimistis, ambisi menjadikan Waduk Jatigede ini sebagai destinasi wisata kelas dunia ini akan terwujud, karena Waduk Jatigede memiliki sejumlah spot wisata eksotis yang dapat menjadi pengungkit daya tarik wisatawan untuk berkunjung.

"Saat ini kami mulai mengembangkan kawasan desa wisata Kampung Buricak Burinong yang satu paket dengan pengembangan kawasan Pasir Cinta," tutur Dony.

Dony menuturkan, selain Bukit Pasir Cinta dan Kampung Buricak Burinong, masih ada Tegaljarong, Panenjoan, Pangjugjugan, dan kawasan pesisir lainnya yang akan dikembangkan menjadi satu paket wisata.

Khusus objek wisata Panenjoan, kata Dony, Pemkab Sumedang bersama Pemprov Jabar telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 50 miliar untuk membangun masjid dan menara kujang kembar.

"Di lokasi ini, bersama Pemrov Jabar, Pemkab Sumedang akan membangun masjid megah dengan menara kujang kembar. Menara ini kami bangun, merupakan ambisi bersama Pak Gubernur Jawa Barat, agar nantinya di objek wisata Jatigede ini terdapat menara yang mampu menarik wisatawan, seperti layaknya menara Eiffel (Paris, Prancis)," sebut Dony.

Dony menyebutkan, pengembangan kawasan Waduk Jatigede akan semakin pesat jika KEK Pariwisata Waduk Jatigede yang diusulkan melalui MoU dengan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) disetujui Presiden Joko Widodo.

"Kami berharap usulan (KEK Pariwisata Jatigede) ini dapat terealisasi sehingga pengembangan wisata Jatigede bisa makin pesat," sebut Dony.

Kembangkan SDM Pariwisata

Dony mengatakan, sebagai wujud keseriusan Pemkab Sumedang, selain telah mulai melakukan penataan kawasan wisata Waduk Jatigede, saat ini juga telah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) dari warga lokal menjadi para pelaku pariwisata.

"Terkait SDM, sebelumnya kami sudah menjalin MoU dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Sumedang dengan penyediaan jurusan pariwisata dan ini sudah berjalan. Di mana setengah mahasiswanya adalah orang lokal Sumedang," tutur Dony.

Ditunjang Seni Budaya dan Ekonomi Kreatif

Dony menambahkan, lokasi strategis Sumedang karena dekat dengan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), Pelabuhan Patimban dan adanya 6 exit tol di sepajang jalur Tol Cileunyi, Sumedang, Dawuan (Cisumdawu) akan memudahkan wisatawan dalam mengakses Waduk Jatigede.

"Kabupaten Sumedang juga berada di dua titik pusat ekonomi Jawa Barat, yaitu kawasan Bandung Raya dan Cirebon Raya. Keberadaan Waduk Jatigede akan semakin lengkap karena kami juga memiliki kekayaan seni budaya Sunda dan ekonomi kreatif yang lengkap. Mulai dari Tahu Sumedang, Mangga Gedong Gincu, Ubi Cilembu dan kuliner khas Sumedang lainnya," ujar Dony.

Fokus mengembangkan "trigger" pariwisata

Sementara itu, praktisi pariwisata Kabupaten Sumedang Zenni Bima mengatakan, ambisi Bupati Sumedang menjadikan daerahnya sebagai kabupaten pariwisata dapat diwujudkan.

Asalkan, kata Zenni, Pemkab Sumedang fokus menjadikan Waduk Jatigede sebagai trigger atau pengungkit pariwisata.

"Jadi kan itu sudah tujuan bupati, Sumedang jadi tujuan wisata. Terus untuk konteks internasional, bupati menjual keindahan Jatigede," kata pengembang kawasan wisata Nangorak Camp ini kepada Kompas.com di Sumedang, Sabtu (5/12/2020).

Zenni menuturkan, ada dua tahapan yang yang tengah ditempuh Pemkab Sumedang untuk "menjual" Jatigede. Pada tahap awal ini adalah pengembangan kawasan desa wisata Kampung Buricak Burinong.

"Pengembangan kawasan ini saya rasa menjadi tahap awal yang tepat. Kemudian tahap akhirnya itu, nanti kan KEK Pariwisata Jatigede. Menurut saya, asal Pemkab Sumedang fokus, tidak bercabang ke sana ke mari, Sumedang bisa merealisasikan wisata kelas dunia ini," tutur Zenni.

"Daerah-daerah wisata di Indonesia kan punya trigger wisata. Trigger ini yang jadi pengungkit pertamanya," tutur Zenni.

Seperti halnya Belitong, diungkit oleh Laskar Pelangi, Papua ada Rajaampat, terlebih Bali. Termasuk Banyuwangi, ada beberapa trigger yang jadi pengungkit sektor pariwisata mereka.

"Nah, Sumedang juga harus punya trigger dulu, dan yang akan dijadikan trigger pengungkit pariwisata itu adalah Jatigede. Saya kira, kalau saja konsisten, ambisi Pak bupati menjadikan Sumedang sebagai destinasi kelas dunia ini bisa diwujudkan," sebut Zenni.

Jadi, kata Zenni, konteksnya jangan sampai melawan daerah yang sudah maju wisatanyam aeperti Bandung dengan Lembang-nya, Ciwidey, hungga Pangalengan.

"Kalau fokusnya melawan daerah wisata yang sudah maju itu kan agak berat. Jadi, kita harus buat pembeda, karena kalau melawan daerah-daerah yang sudah maju wisatanya kan ngapain juga dan saya kira, Jatigede juga layak untuk dijual," sebut Zenni.

Pengembangan wisata Jatigede jadi pelipur bagi warga terdampak

Zenni menyebutkan, pengembangan kawasan Jatigede sebagai KEK Pariwisata akan menjadi pelipur bagi ribuan warga terdampak Jatigede yang kehilangan mata pencaharian pasca-lahan mereka digenangi.

"KEK Pariwisata Jatigede yang diusulkan ini kan hampir seluruhnya meliputi tanah kas desa. Dengan harapan, tanah yang dipakai itu tanah kas desa, dengan sendirinya juga akan melibatkan warga di desa. Jadi konsepnya itu mengoptimalkan tanah kas desa yang ada. Sekarang ada sekitar 150 hektare tanah kas desa di 5 titik lokasi di Jatigede yang akan dioptimalkan menjadi kawasan wisata," kata Zenni. 

https://regional.kompas.com/read/2020/12/05/19534271/ambisi-sumedang-jadikan-waduk-jatigede-wisata-kelas-dunia-ingin-kalahkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke