Salin Artikel

Disebut Masuk Bursa Capres 2024, AHY Sebut Masih Terlalu Dini

"Saya melihatnya masih terlalu dini, terlalu jauh. Saya tidak ingin berandai andai, saya tidak biasa membicarakan yang muluk-muluk terhadap diri sendiri," ucap AHY.

AHY mengaku ingin melaksanakan amanat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat sesuai konggres kelima partai besutan Susilo Bambang Yudoyono itu.

Suami Annisa Pohan itu mengaku akan memanaskan mesin partai. Ia ingin kadernya banyak mengisi ruang publik, baik di eksekutif maupun legislatif.

Di pemilu, targetnya keterwakilan Demokrat di DPR RI, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten bertambah.

"Kalau ada dampak lain dari itu semua, kita serahkan kepada yang maha kuasa. Kita juga akan terus mengikuti momentum politik. yang jelas Partai Demokrat punya hak untuk kembali berikhtiar," ungkapnya.

Mengembalikan kejayaan Partai Demokrat

Ia mengaku ingin kembali mengembalikan kejayaan Partai Demokrat. Pada 2009 lalu misalnya, partainya menjadi pemenang pemilu, dengan sebanyak 148 kadernya duduk di DPR RI.

Menyusutnya jumlah kader di parlemen, kata AHY, menjadi cambuk untuk lebih semangat untuk kembali bangkit. Ia yakin ke depan Partai Demokrat akan menjadi lebih baik.

"Dimulai dari pilkada 2020, 2021,2022 dan seterusnya kalau kita lakukan dengan sungguh-sungguh, dengan dedikasi dan keikhlasan, Insya Allah hasil tidak akan menghianati usaha," ucapnya.

Survei IPO, Ganjar diunggulkan

Sebelumnya, survei Indonesia Political Opinion (IPO) merilis sebanyak 17,9 persen responden akan memilih Ganjar jika diadakan pemilihan presiden (pilpres).

Kemudian, disusul Menteri Pertahanan Subianto (16,4 persen) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (15,3 persen).

Ada pula nama eks cawapres pada Pilpres 2019 Sandiaga Uno (8,8 persen), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (6 persen), Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (5,7 persen), dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian (4,2 persen).

https://regional.kompas.com/read/2020/12/02/06213381/disebut-masuk-bursa-capres-2024-ahy-sebut-masih-terlalu-dini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke