Salin Artikel

Oleh Partai, Mereka Dicopot karena Dianggap Membelot...

Penyebabnya, mereka dianggap membelot dengan pilihan partai.

Berikut beberapa kasus pencopotan anggota partai dalam Pilkada 2020:

Bahkan Biena yang sebelumnya merupakan anggota DPRD juga telah resmi diberhentikan dari Fraksi PDI-P DPRD Semarang.

Kasus ini bermula ketika Bintang Narsasi, istri Mundjirin maju dalam Pilbup Semarang.

Bintang Narsasi juga merupakan ibu Biena.

Bintang bersama Gunawan Wibisono maju diusung oleh sejumlah partai seperti PKS, PPP, Gerindra, Golkar, Nasdem dan PAN.

Munjdirin dan Biena dianggap melakukan pembangkangan berat pada instruksi PDI-P dengan majunya Bintang Narsasi sebagai rival partai berlambang banteng moncong putih itu.

Padahal PDI-P mengusung Ngesti Nugraha dan Basari bersama PKB, Hanura serta Demokrat.

Akibatnya, Biena yang baru dilantik menjadi anggota DPRD, harus diberhentikan melalui Pergantian Antar Waktu (PAW) pada Rabu (18/11/2020).

Mundjirin pun meminta maaf dan membebaskan anaknya untuk mendukung ibunya atau beristirahat dari politik.

"Saya mohon maaf pada anak saya karena tidak bisa satu periode jadi DPRD, hanya dua tahun dan diganti," kata Mundjirin.

2. Merasa ditelikung lalu dukung rival Bobby, kerabat Luhut dicopot dari Gerindra

Kerabat Luhut Binsar Panjaitan, Suryani Paskah Naiborhu dicoret dari keanggotaan Partai Gerindra.

Dia dianggap membelot dari arahan DPP Gerindra yang sudah menentukan pilihan mendukung pasangan Bobby Nasution-Aulia Rachman di Pilkada Medan.

Suryani justru mendukung pasangan calon rival Bobbby, Akhyar Nasution-Salman Alfarisi (Aman).

Awalnya, Suryani merupakan bakal calon yang mengikuti proses penjaringan di internal Gerindra untuk mendampingi Bobby.

Namun di tengah jalan, dia merasa ditelikung dengan munculnya Aulia Rachman, politisi Gerindra sekaligus anggota DPRD Kota Medan.

Suryani menyebut Aulia tiba-tiba menjadi kandidat Wakil Wali Kota Medan tanpa mengikuti proses penjaringan seperti dirinya.

Bahkan akhirnya Aulia yang ditunjuk mendampingi Bobby.

Namun dukungan terhadap Aman, kata Suryani, adalah inisiatif pribadinya.

"Ini inisiatif saya sendiri. Saya Kristen, saya berdoa untuk calon pemimpin Kota Medan dan jawaban doa saya harus bertemu Pak Akhyar," kata kader Gerindra sejak 2019 ini.

Ketua DPC Gerindra Medan Ihawan Ritonga membenarkan adanya pencopotan dan menyebut Suryani hanyalah seorang simpatisan.

"Beliau (Suryani) bukan kader struktur partai, hanya simpatisan yang diberi kartu anggota. Terkait penyataan beliau, Partai Gerindra sudah mengambil sikap tegas," katanya.

Namun sejumlah kader mendeklarasikan dukungan mendukung rival, yakni pasangan Azis Rismaya-Haris Sanjaya.

Sekretaris DPC PDI-P Tasikmalaya, Aef Syarifudin, mengatakan partainya telah mencopot sejumlah kader yang terbukti membelot.

"Kami sudah memproses sanksi pemecatan bagi kader PDI-P yang malah mendukung paslon lain selain pasangan Ade Sugianto-Cecep Nurul Yakin, yang diusung oleh partai. Mereka adalah mantan pengurus PAC yang tak terpilih lagi saat pemilihan kemarin," jelas Aef kepada Kompas.com saat dimintai keterangan, Rabu (14/10/2020).

Aef menyebut hanya segelintir orang yang membelot.

Dia menegaskan PDI-P bersama PPP solid mendukung Ade-Cecep.

Salah satu deklarator pendukung Azis-Haris, Kokom Somantri, mengatakan dukungan yang berawal 6 orang kader PDI-P terus bertambah hingga 22 orang.

22 orang itu adalah mantan Pengurus Anak Cabang PDI-P di Tasikmalaya.

"Kami selain bentuk kekecewaan, sebanyak 22 mantan PAC PDI-P Kabupaten Tasikmalaya ingin ada perubahan pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya yang lebih menyejahterakan rakyat. Apalagi, sosok yang didukung sekarang dinilai secara ekonomi sudah mapan dan tak butuh lagi memperkaya diri. Jadi, kami meyakini pasangan Azis-Haris akan fokus dengan semua anggaran pemerintah daerah lainnya hanya untuk masyarakat," ujar Kokom.

4. Sekretaris Gerindra Karimun terang-terangan bikin tim relawan untuk rival

Sekretaris DPC Partai Gerindra Kabupaten Karimun, YS, dipecat dari partai karena mendukung pasangan calon rival di Pilgub Kepulauan Riau (Kepri).

Pilgub Kepri diikuti tiga pasangan calon (paslon), yakni Soerya Respationo-Iman Sutiawan, Isdianto-Suryani, dan Ansar Ahmad-Marlin Agustina.

Gerindra menentukan sikap mendukung Soerya Respationo-Iman Sutiawan, namun YS justru mendukung paslon lain.

Bahkan YS ketahuan membentuk tim relawan untuk paslon rival Gerindra.

"DPP menilai YS melakukan pelanggaran karena dinilai tidak taat instruksi partai perihal Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri serta diketahui mendukung salah satu calon gubernur lainnya," papar Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Karimun Zai Zulfikar, Jumat (27/11/2020).

Kasus itu mulanya justru tidak diketahui DPC Gerindra Karimun.

Kemungkinan ada pihak yang melaporkan YS langsung ke DPP Gerindra.

Kini, Gerindra sudah memilih pengganti YS, yaitu Efrizal yang merupakan anggota DPRD Karimun.

Sujud mengkampanyekan paslon Lathifah Shohib-Didik Budi Muljono (LaDub) yang diusung koalisi Malang Bangkit yang terdiri dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Hanura.

Padahal PDI-P mengusung calon sendiri, yakni pasangan petahana yang merupakan pasangan nomor urut 1 Sanusi-Didik Gatot Subroto (SanDi) bersama Partai Gerindra, Partai NasDem, PPP, Partai Golkar dan Partai Demokrat.

“Dia tidak mengikuti apa yang sudah menjadi aturan di dalam PDI Perjuangan bahwa apapun yang direkomendasi oleh DPP partai (DPP PDI-P), yang ditandatangani oleh Ibu Ketua Umum itu merupakan hukum tertinggi bagi PDI Perjuangan bahwa dia (surat rekomendasi) lah yang akan kita bawa untuk menuju tujuan yaitu pemenangan Pilkada,” kata Sekretaris DPD PDI Pejuangan Jawa Timur, Sri Untari saat diwawancara pada Jumat (27/11/2020).

Sri Untari menyayangkan tindakan Sujud yang sebetulnya adalah kader senior, meskipun tidak menduduki jabatan struktural.

“Sehingga ketika Pak Sujud tidak amanah, tidak mengutamakan apa yang sudah diputuskan ketua umum, bahkan berkampanye terus menerus untuk pasangan yang lain, ya ini adalah konsekuensinya bahwa beliau diberhentikan dari anggota PDI Perjuangan,” kata dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Hadi Maulana, Irwan Nugraha, Dian Ade Permana, Andi Hartik, Mei Leandha | Editor : Aprillia Ika, Farid Assifa, Khairina, Teuku Muhammad Valdy Arief, Dony Aprian)

https://regional.kompas.com/read/2020/11/30/07461101/oleh-partai-mereka-dicopot-karena-dianggap-membelot

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke