Menurut dia, libur panjang menjadi ancaman untuk penyebaran Covid-19 semakin tinggi.
Tebukti dari beberapa kali momen libur panjang, setelah itu terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup siginifikan.
"Kita menyambut baik pengurangan waktu libur panjang. Karena dampak dari libur panjang itu bisa kita rasakan peningkatan kasus positif Covid-19, termasuk di Riau," ungkap Wildan dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (27/11/2020).
Pantau tempat keramaian
Sebagai bentuk antisipasi terjadinya peningkatan kasus Covid-19 saat libur panjang, Wildan menyarankan pemerintah daerah bersama tim satgas dan penegak hukum untuk memperhatikan tempat wisata, restoran, pusat perbelanjaan, kafe dan tempat-tempat keramaian lainnya.
Sebab, saat libur panjang lokasi-lokasi inilah yang kerap terjadi kerumunan dan pengumpulan masa.
"Tempat wisata itu yang paling rawan, termasuk restoran dan rumah makan itu biasa yang paling banyak dikunjungi saat libur panjang," sebut Wildan.
Penegakkan 3M
Untuk itu, pihaknya juga mengingatkan kepada pengelola tempat wisata, pusat perbelanjaan, pemilik restoran dan rumah makan agar disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan.
"Pihak pengelolanya wajib menjalankan protokol kesehatan. 3M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak) harus dijalankan," katanya.
"Pengunjung wajib pakai masker, kemudian jaraknya dibuat sedemikian rupa, dan harus disiapkan tempat cuci tangannya," saran Wildan.
https://regional.kompas.com/read/2020/11/28/11000021/ahli-epidemiologi-tempat-wisata-dan-rumah-makan-rawan-penyebaran-covid-19