Salin Artikel

Cerita Marta Sari, Si Duta Kopi Indonesia, Terus Promosikan Kopi Petani di Masa Pandemi

Dalam kompetesi yang dihelat Asosiasi Duta Indonesia dan Dewan Kopi Indonesia, dua anak muda Jambi menyingkirkan 358 peserta dari Aceh-Papua.

Marta Sari juara I, Duta Kopi Indonesia kategori putri dan Exsos Grend Dais juara III Duta Kopi Indonesia, kategori putera.

Pandemi memang mengunci segala aktivitas, termasuk Marta. Untuk memecahkan kebuntuan di masa pandemi, Marta menggunakan platform media sosial berupa vlog, untuk mempromosikan kopi Jambi.

“Kita fokus promosikan kopi petani seperti Arabika, Robusta dan Liberika,” kata Marta saat berbincang dengan Kompas.com, Minggu (15/11/2020).

Promosikan kopi dengan baju adat Jambi di vlog dan podcast

Promosi yang dilakukan baru sebatas vlog dan podcast. Untuk terjun langsung menemui petani dan membuat kegiatan, Marta masih khawatir. Meskipun harapan besarnya, vaksin segera tersebar dan menghentikan wabah Covid-19.

Setiap membuat video, Marta juga mengenakan baju kurung dan kuluk, pakaian khas Jambi dan menggunakan pantun, dengan latar belakang Gentala Arasy.

Tidak hanya promosi melalui video, Marta juga mengedukasi turis dari Pakistan, tentang keunikan cita rasa kopi dan petaninya ketika bertemu di tempat wisata. Kemudian, dia mengirim kopi ke teman-temannya yang berada di Italia.

Selanjutnya, Marta mengedukasi kelompok milenial melalui berbagai saluran, agar mereka tertarik untuk ngopi dan tidak menggangu kesehatan, seperti asam lambung.


Bekerja di OJK Jambi

Fokus Marta, ingin mempromosikan Liberika. Menurut dia, secara domestik, Liberika masih sepi peminat. Padahal, kopi ini sudah laris manis di Singapura dan Malaysia.

Menurut Marta, Jambi memang satu-satunya tempat, yang memiliki tiga jenis kopi. Robusta dan Arabika menjadi kopi terbaik, pada kontes Kopi Spesialiti Indonesia.

“Arabika memang spesial, karena memiliki cita rasa nano-nano. Rasanya itu mengikuti tanaman yang berada di sekitarnya, seperti kayu manis, jeruk, mangga, sangat tergantung lingkungan tempat kopi ini tumbuh,” kata Marta menjelaskan.

Perempuan yang bekerja di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jambi ini, akan membuat film dokumenter tentang kopi di Indonesia. Hanya saja, masih ditunda karena masih pandemi. Makanya, Marta fokus membuat video promosi terkait kedai kopi maupun brand-brand kopi di Jambi.

Pengikut Marta dari kalangan milenial terus mengalami peningkatan di media sosial. Semenjak menjadi Duta Kopi Indonesia, pengikutnya sudah 3.000-an anak muda.

Kopi Jambi tetap eksis di tengah pandemi

Pandemi tidak mempengaruhi harga kopi tingkat petani. Meskipun sempat mengalami penurunan, namun tidak signifikan dan bertahan lama.

Pada masa pandemi, kata perempuan berusia 24 tahun ini, Jambi justru mengekspor kopi berton-ton ke Belgia dan Jepang.

Hanya saja, dia berharap dalam rangka memulihkan ekonomi masyarakat, pemerintah membantu petani agar dapat meningkatkan teknologi pengolahan kopi. Sekarang, masih ada petani yang menggunakan peralatan tradisional, untuk mengolah kopi.

“Kalau pakai mesin, tentu akan menghemat waktu dan tenaga. Petani akan menjadi lebih produktif,” kata Marta lagi.

Meskipun belum melakukan pendataan, luas lahan kopi dan tempat ngopi di Jambi terus mengalami pertumbuhan. Hampir di setiap sudut kota, mudah menemukan tempat ngopi dengan standar yang baik.


Membantu milenial tidak mampu

Marta sudah masuk dunia hiburan atau entertainment sejak di bangku SMP. Dia telah mengoleksi berbagai prestasi seperti Putri Bahari 2015, Bujang Gadis Provinsi Jambi kategori foto genic (2015), The Best Catwalk, Puteri Batik Nasional 2013, Ikon Jamtos.

Setelah mengantongi pengalaman di dunia hiburan seperti modeling, acting, penyanyi, presenter dan dance, Marta mendirikan Satu Entertainment Camp. Tempat para milenial mengasah bakat di dunia hiburan.

“Saya sistemnya subsidi silang. Kalau yang mampu tetap bayar. Yang tidak mampu, akan diberikan workshop secara gratis,” kata Marta.

Di tangan dingin Marta, banyak anak muda Jambi mengukir prestasi di kancah internasional, yakni pernah juara Mister Teen dan Miss Teen.

Marta mengaku anak muda Jambi masih belum total di dunia hiburan. Sehingga kesulitan untuk masuk ke dunia hiburan sesungguhnya di layar kaca, baik menjadi pemain film maupun presenter.

“Keinginan untuk menjadi bintang itu ada. Tetapi daya juangnya itu rendah. Banyak terhenti di tengah jalan,” tutup Marta.

https://regional.kompas.com/read/2020/11/19/15485511/cerita-marta-sari-si-duta-kopi-indonesia-terus-promosikan-kopi-petani-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke