Salin Artikel

7 Kasus Bakar Diri di Tanah Air, karena Cemburu hingga Stres Saat Diminta Uang Kontrakan

Ia berhasil diselamatkan dan harus menjalani perawatan karena mengalami luka bakar hinggan 75 persen.

Sementara itu di Kabupatan Maluku, IW seorang ibu rumah tangga berusia 24 tahun menyiram wajah dan tubuhnya dengan minyak tanah.

Ia kemudian membakar diirnya sendiri di depan sang suami, RL (27) dan mertuanya karena kerap dituduh selingkuh.

IW berhasil diselamatkan dan dirawat di RSUD Saudsuitubun di Langgur Maluku Tenggara karena mengalami luka bakar parah di wajah dan sebagin tubuhnya.

Dilansir dari pemberitaan Kompas.com, sebuah penelitian di tahun 2014 menemukan bahwa amarah, baik yang ditekan atau terlalu besar, merupakan tanda dari kondisi mental seseorang.

Orang yang kesulitan mengontrol amarahnya beresiko mengalami depresi.

Para ahli mendeskripsikan penyakit mental sebagai "kemarahan terhadap diri sendiri" atau "kemarahan ke dalam".

“Tidak selalu terlihat seperti depresi, padahal memang demikian,” kata Marianna Strongin, seorang psikolog klinis.

Marah yang menjadi gejala depresi bukanlah marah biasa, namun yang gampang meledak dan sulit dikendalikan.

"Orang tersebut atau keluarganya biasanya sadar dia tidak bisa mengendalikan marahnya dan datang ke psikolog untuk mengatasinya. Tapi setelah digali lebih dalam sebenarnya kemarahan itu sebagai gejala depresi," kata Strongin.

Meski depresi lebih banyak diderita perempuan, tetapi menurut psikolog Sherry Benton laki-laki yang lebih banyak menunjukkan kemarahan sebagai gejala depresi.

“Terkadang muncul keinginan untuk menarik diri dari orang lain. Marah adalah salah satu cara yang sangat efektif untuk menjauhkan dari orang lain” kata Sherry.

Berikut 7 kasus bakar diri di beberapa wilayah di Tanah Air:

"Motif aksi membakar diri ini untuk sementara karena didiamkan, atau dicuekin oleh suaminya, setelah korban pulang karaoke dari rumah tetangganya," kata Kapolsek Monta Ipda Taklim, Selasa.

Kasus tersebut berawal saat NF karoke di rumah tetangganya satu hari sebelum kejadian.

Tak lama kemudian NF pulang ke rumah dan sang suami RD sedang menunggunya di emperen rumah. Saat itu mereka berencana hendak ke kebun bersama-sama. Namun, bukannya ditegur, RD malah cuek terhadap istrinya.

Pada keesokan hari, NF masuk ke dapur dan mengambil minyak tanah. Kesal dengan sikap suaminya, NF langsung menyiramkan minyak tanah ke tubuhnya dan menyulut korek api.

Dengan tubuh terbakar, NF sempat lari keluar dari dapur sambil berteriak dan menjerit kesakitan.

Sang suami kemudian berusaha memadamkan api di tubuh istrinya dengan cara disiram menggunakan air. NF kemudian dibawa ke Puskesmas Monta dan dirujuk ke RSUD Bima.

"Beruntung kejadian itu diketahui oleh suaminya. Kemudian yang bersangkutan langsung menyiramkan air ke tubuh istrinya," ujar Taklim.

Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (9/2/2020) di dekat pohon pisang belakang rumah kosong yang berada di depan rumah korban.

Kanit Reskrim Polsek Medan Sunggal, Iptu Syarif Ginting saat dikonfirmasi membenarkan aksi bunuh diri tersebut.

Syarif mengatakan, pada saat kejadian, korban masih dalam kondisi kritis dan dirawat di RSUP Haji Adam Malik.

Menurutnya korban bakar diri karena stres dan tidak ada tanda-tanda tindak pidana.

"Kalau dari keluarganya dia stres. Yang pasti ada laporan dari keluarganya, memang dia bakar diri," ungkapnya.

SP dinyatakan meninggal dunia pada Senin (10/2/2020) karena luka bakar yang dideritanya mencapai 90 persen.

Kanit Reskrim Polsek Sei Beduk, Iptu Budi Santoso mengatakan AC diketahui sudah lama tak bekerja sehingga ia bingung saat ditagih uang kontrakan yang menunggak.

Peristiwa tersebut berawal saat AC didatangi pemilik kontrakan untuk meminta uang kontrakan. Namun yang bersangkutan malah balik marah dan menggertak pemilik kontrakan.

Tidak saja marah, yang bersangkutan mengancam akan membakar diri jika pemilik kontrakan terus menagihnya.

“Saat itulah AC menyiramkan sekujur tubuhnya dengan bensin dan akhirnya menyalakan korek api, hingga akhirnya seluruh tubuhnya hangus terbakar,” terang Budi.

AC sempar dirawat di RS Camatha Sahidya sebelum akhirnya meninggal dunia.

“AC mengalami luka bakar di atas 80 persen, sebab hampir seluruh tubuhnya terbakar dan seluruh tubuhnya juga dibalut perban,” jelas Budi.

M adalah warga Kecamatan Nglegok, Kabupaten, Blitar, Jawa Timur. Pria yang diduga alami gangguan jiwa itu nekat minum bensin lalu membakar tubuhnya.

M sempat dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan. Namun, setelah tiga hari dirawat, kondisi M tak kunjung membaik dan akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ngudi Waluyo.

"Sudah diupayakan di IGD semaksimal mungkin, jam 10 (kemarin) pasien meninggal," ujar Direktur RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Endah Woro Utami.

Sebelum ekajdian tersebut, M sempat menjalani perawatan karena ganguan jiwa di salah satu rumah sakit di Kediri, Jawa Timur.

Ia kemudian diperbolehkan pulang pada 17 April 2020.

Ia kemudian membakar diri saat menjalani karantina mandiri sepulang dari rumah sakit di Kediri.

Ia kemudian membakar dirinya di depan sang suami, RL (27) dan mertuanya karena kerap dituduh selingkuh.

Peristiwa tersebut terjadi di kawasan Perumahan Guru di Kelurahan Ohoijang, Kabupaten Maluku Tenggara pada Kamis (8/10/2020).

Menurut Kasat Reskrim Polres Maluku Tenggara Iptu Hamin Siompo, IW nekat bakar diri karena tak tahan dengan suaminya yang cemburu dan terus mencurigainya IW berselingkuh dengan pria lain.

“Jadi motifnya ini cemburu ya, suami korban ini selalu mencurigai isterinya memiliki lelaki lain jadi dia cemburu, karenanya korban kesal lalu melakukan demikian, tapi ini masih dari pengakuan suami korban dan bapaknya,” kata Hamim saat dihubungi Kompas.com dari Ambon, Santu (10/10/2020).

RL sang suami sempat membantu memadamkan api di bagian wajah dan tubuh istrinya. Akibatnya tangan RL juga ikut terbakar.

“Kalau dari keterangan suami korban begitu ya tapi kita belum bisa percaya begitu saja, nanti kita tunggu lagi keterangan dari korban,” ujarnya.

Menurut Hamin, hingga saat ini pihak keluarga masih belum melaporkan kasus bakar diri tersebut ke pihak polisi.

Diduga ia tewas dengan cara membakar diri. Sejak beberapa hari belakangan ini korban sering merenung dan sudah tidak tinggal serumah dengan suaminya di Desa Air Emas, Kecamatan Ukui, Pelalawan.

Paur Humas Polres Pelalawan Iptu Edy Haryanto saat dikonfirmasi, membenarkan kejadian tersebut.

"Jadi Rabu subuh itu korban ditemukan sudah gosong dan meninggal dunia di bawah pohon sawit belakang rumah orangtuanya. Korban ditemukan pertama kali oleh bapaknya," jelas Edy, Kamis (9/7/2020).

"Korban diduga bunuh diri, karena di lokasi ditemukan adanya korek api, perhiasan berupa kalung, cincin dan gelang, jeriken bekas terbakar dan ada bau bensin," jelas Edy.

“Dia frustrasi karena diputuskan. Sehingga nekat membakar diri. Dia kini masih menjalani perawatan medis. Hasil pemeriksaan dokter luka bakar korban 75 persen keseluruhan badan,” kata Kasat Reskrim Polresta Pontianak AKP Rully Robinson Poli kepada wartawan, Rabu (18/11/2020).

Peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (17/11/2020) sekitar pukul 21.30 WIB. Saat itu EP dan kekasihnya, WAL (31) cekcok mulut di Jalan Pangsuma Pontianak. WL pun mengajak putus.

“Mendengar putus, EP tidak terima dan mengancam akan bunuh diri bila WL memutuskanya,” ujar Rully.

Ternyata, ancaman itu tak digurbis WL. Akhirnya EP pun mengambil bensin yang dia bawa di dalam jeriken lalu menyiramkan ke tubuhnya dan membakar diri dengan korek api.

“Melihat korban terbakar, WL langsung berteriak dan meminta bantuan kepada warga sekitar untuk membawa korban ke RS Kharitas Bakti dan menghubungi anggota kepolisian untuk tindakan lebih lanjut,” ujar Rully.

Kontak bantuan

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada. Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:

https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Syarifudin, Dewantoro, Hadi Maulana, M Agus Fauzul Hakim, Rahmat Rahman Patty, Idon Tanjung, Hendra Cipta | Editor: Abba Gabrillin, Farid Assifa, Dheri Agriesta, Khairina, Dony Aprian, Lusia Kus Anna)

https://regional.kompas.com/read/2020/11/18/15510041/7-kasus-bakar-diri-di-tanah-air-karena-cemburu-hingga-stres-saat-diminta

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke