Salin Artikel

7 Fakta Bencana Alam di Banyumas, 67 Longsor dalam 2 Hari hingga Rel KA Tertimbun Tanah

Dalam peristiwa tersebut, empat orang tewas dan satu orang hilang tertimbun material longsor.

Bahkan banjir di sejumlah desa di Banyumas membuat ruas jalan nasional yang menghubungkan Bandung-Yogyakarta sempat terputus. Termasuk longsor yang menimbun rel kereta api.

Dan berikut 7  fakta bencana alam di Kabupaten Banyumas:

Bencana alam tersebut dipicu oleh hujan lebat yang terjadi sejak Senin (16/11/2020) malam hingga Selasa (17/11/2020) dini hari.

peristiwa tanah longsor dilaporkan terjadi di sejumlah desa di Kecamatan Ajibarang, Patikraja, Kemranjen, Lumbir, Pekuncen, Kemranjen, Kebasen, Purwojati, Wangon, Purwokerto Barat, Kalibagor, Tambak dan Sumpiuh.

Sementara itu bencana banjir juga dilaporkan terjadi di Desa Karangendep, Kecamatan Patikraja, dan tiga desa di Kecamatan Kemranjen, yaitu Desa Sirau, Kedungpring dan Kebarongan.

Kemudian dua desa di Kecamatan Lumbir, yaitu Desa Lumbir dan Cingebul serta di Desa Kemiri, Kecamatan Sumpiuh.

Adapun wilayah terdampak banjir paling luas yaitu di Kecamatan Tambak yang meliputi Desa Gumelar Lor, Kamulyan, Prembun, Plangkapan dan Gebangsari.

Sementara satu orang yang masih dalam pencarian.

Plt. Kalakhar BPBD Jawa Tengah Safrudin menyebut longsor yang memakan korban jiwa tersebut terjadi di dua desa dalam Kecamatan Sumpiuh yakni Desa Banjarpanepen dan Desa Bogangin.

Di Desa Banjarpanepen, korban yang meninggal adalah ibu dan dua anaknya. Sementara sang ayah sedang dalam pencarian.

Sementara di Desa Bogangin ada satu orang tewas tertimpa bangunan dan saat ini sudah dimakamkan.

Ia menyebut beberapa rumah rusak parah karena tertimpa tanah longsor pada Selasa (17/11/2020) dini hari.

"Ada dua rumah rusak berat karena lokasinya dekat dengan tebing yang longsor. Tapi tidak ada korban jiwa. dua KK telah dievakuasi karena rumahnya sudah hancur. Mereka telah diamankan dari lokasi kejadian," ucapnya.

Menurut Dandim 0701/Banyumas Letkol Inf Chandra penggunaan alat berat untuk mempercepat evakuasi karena sebelumnya warga hanya menggunakan alat seadanya.

"Karena kalau melihat medannya, kalau tidak pakai alat berat tidak bisa dibersihkan secara tuntas. Kami akan bekerja keras untuk mengevakuasai korban yang belum ditentukam," ujar Chandra.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, tim gabungan masih terus berupaya membersihkan material longsor dengan cara disemprot air.

Jalan sepanjang 500 meter di Desa Kedungpring, Kecamatan Kemranjen terendam banjir dengan ketinggian hingga 70 sentimeter.

Banjir terjadi pada Selasa (17/18/2020) dan arus lalu linta dari arah Bandung ataupun Yogyakarta lumpuh selama satu jam mulai pukul 05.00 WIB hingga 06.00 WIB.

Antrian kendaraan yang terjebak banjir baik dari dan ke Yogyakarta mencapai 3 kilometer.

"Mulai (lumpuh) pukul 05.00 WIB akibat meluapnya Sungai Gatel akibat hujan deras yang mengguyur secara terus-menerus semalam," kata Supardi.

Selain itu, banjir di jalan raya juga disebabkan tersumbatnya drainase di tepi jalan.

"Warga tadi sudah kerja bakti memperbaiki selokan yang mampet. Saat ini kendaraan sudah mulai bisa berjalan, terutama kendaraan besar, ketinggian air sekitar 50 sentimeter. Dimungkinkan tidak lama lagi akan akan normal," jelas Supardi.

Karena itu pihaknya mengimbau agar masyarakat mewaspadai potensi bencana.

"Peningkatan curah hujan masih perlu diwaspadai mengingat puncak musim hujan diperkirakan akan berlangsung antara bulan Desember hingga Januari 2021 di beberapa wilayah di Cilacap dan Banyumas," kata Teguh melalui keterangan resmi, Selasa (17/11/2020).

Dari hasil pantauan, pada Selasa (17/11/2020) terjadi hujan sangat lebat disertai petir mulai malam hingga pagi hari.

"Pemicu curah hujan tinggi karena masih ada fenomena global La Nina moderat, suhu muka laut wilayah Indonesia yang masih hangat dan sebagian wilayah Cilacap sedang memasuki puncak musim hujan," jelas Teguh.

Manajer Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto Supriyanto mengatakan, peristiwa longsor tersebut diketahui atas laporan dari masinis KA Dwipangga sekitar 22.50 WIB.

Akibatnya tiga perjalanan KA terganggu yakni KA Gajayana relasi Gambir - Malang terganggu 20 menit, kemudian KA Bengawan relasi Lempuyangan-Pasar Senen terganggu 20 menit, dan KA Bima relasi Malang - Gambir terganggu 15 menit.

"Setelah menerima informasi adanya gangguan perjalanan KA, petugas segera melakukan tindakan pengamanan," ujar Supriyanto.

Supriyanto mengatakan jalur hulu sudah bisa dilewati KA dengan kecepatan normal pukul 00.45 WIB.

Seluruh KA, baik arah Purwokerto - Kroya ataupun sebaliknya, dilewatkan jalur hulu yang aman.

Ketinggian air mencapai 30 sentimeter hingga 50 sentimeter.

Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Banyumas Ady Chandra menyebutkan wilayah terdampak paling luas berada di Kecamatan Kemranjen, yaitu Desa Sirau, Desa Sidamulya dan Desa Grujugan.

"Titik pengungsian di wilayah Kecamatan Kemranjen ada tiga, yaitu Masjid Baitunnikmah, Desa Sirau, MI Fathul Ulim Desa Sirau dan MI Muhammadiyah Sidamulya," jelas Ady.

Sementara itu Camat Kemranjen Dwi Irawan Sukma mengatakan, hingga Minggu (1/10/2020) tercatat lebih dari 1.000 jiwa di tiga desa yang terdampak banjir.

Rinciannya, di Desa Sirau sebanyak 389 jiwa, kemudian di Desa Grujugan sebanyak 555 jiwa dan di Desa Sidamulya sebanyak 252 jiwa.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Fadlan Mukhtar Zain | Editor: Khairina, Teuku Muhammad Valdy Arief, Dony Aprian)

https://regional.kompas.com/read/2020/11/18/13100041/7-fakta-bencana-alam-di-banyumas-67-longsor-dalam-2-hari-hingga-rel-ka

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke