Salin Artikel

Diputus Kontrak karena Pandemi, Pekerja Pabrik Ini Pilih Bisnis Perlengkapan Jenazah

SURABAYA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 melumpuhkan perekonomian keluarga Irwan Cahyono (41), warga Jalan Jagiran Surabaya.

Meski dia dan istrinya sama-sama bekerja untuk saat ini, namun situasi pandemi mengurangi penghasilan untuk menghidupi seorang istri dan 2 anaknya.

Bahkan mulai bulan depan, Irwan bakal lebih merasakan tekanan ekonomi karena per Desember 2020, dia sudah tidak lagi bekerja di perusahaan tempatnya mencari nafkah 10 tahun terakhir.

"Per Desember tahun ini kontrak saya habis," katanya kepada KOMPAS.com, Sabtu (14/11/2020).

Meski dia dan Eva Devianti istrinya sama-sama bekerja, Irwan tidak bisa mengandalkan penghasilan istrinya, karena penghasilan istrinya hanya di bawah Upah Minimum Regional (UMR) Kota Surabaya sebesar Rp 4,2 juta.

Tidak ingin terjebak pada situasi yang tidak pasti, Irwan pun nekad mengaktualisasikan ide bisnisnya yang sudah lama direncanakan.

Ide usahanya memang tidak umum, namun menurutnya cukup efektif untuk konteks pandemi saat ini.

Ide usaha yang dimaksud Irwan adalah berbisnis produk peralatan jenazah.

Dia menyediakan paket peralatan jenazah dalam satu paket kardus yang siap diantar ke rumah keluarga yang sedang berduka.

Paket tersebut berisi 17 item perlengkapan jenazah, dari kain kafan, sabun, tikar, bunga hingga minyak wangi.

"Ada juga masker, plastik, sarung tangan untuk jenazah Covid-19 dan perawatnya," terang Irwan.

Sekardus paket reguler perlengkapan jenazah dijualnya Rp 350.000. Ada lagi paket eksklusif yang masing-masing item perlengkapannya berbeda, namun harganya juga lebih mahal.

Paket eksklusif peralatan jenazah dijualnya dengan harga Rp 450.000. Bedanya hanya kualitas beberapa produk, seperti kain kafan.

Irwan yang membranding produknya dengan merek "Husnul Khotimah" itu memulai promosi produknya pada Juli 2020 lalu, dengan meletakkan paket produknya ke perangkat kampung yang berkaitan dengan urusan kematian warga seperti pengurus RT/RW atau majelis pengajian di sekitar tempat tinggalnya di Kecamatan Tambaksari Surabaya.

Jika paket terpakai, baru dia mengambil uang pembayarannya.

"Tentunya perlu pendekatan khusus kepada mereka, mulanya hanya kepada mereka yang saya kenal saja," terang Irwan.

Irwan mengaku mendapatkan inspirasi bisnis tersebut pada 2011 lalu, saat ibunya meninggal dunia.

Oleh keluarga, dia diminta mencari perlengkapan jenazah. Beberapa jenis perlengkapan dia dapatkan dari tempat yang berbeda. Itu pun setelah dia berkeliling Surabaya mencari produk yang dimaksud.

"Dari situ saya berpikir keluarga yang berduka tidak seharusnya direpotkan dengan mencari peralatan jenazah seperti ini. Perlu kemudahan untuk mendapatkan peralatan jenazah," terangnya.

Ide itupun lalu direalisasikannya saat ini, saat dia terpaksa kehilangan pekerjaan karena pandemi Covid-19 yang menerjang habis potensi perekonomian bangsa di berbagai negara.

Irwan mengaku akan terus berinovasi memoles paket perlengkapan jenazahnya agar lebih menarik dan lebih dikenal masyarakat. Termasuk memasarkannya melalui dunia maya. Apalagi, bisnis ini menjanjikan. Omzetnya mencapai Rp 10-12 juta per bulan.

"Pengembangan pasar akan saya perluas ke instansi yang berkaitan dengan orang meninggal seperti rumah sakit dan Dinas Sosial," ujarnya. 

https://regional.kompas.com/read/2020/11/14/14472071/diputus-kontrak-karena-pandemi-pekerja-pabrik-ini-pilih-bisnis-perlengkapan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke