Salin Artikel

Pengakuan Brigadir Hafiz yang Lerai Pengeroyokan Klub Moge pada Anggota TNI: Saya Peluk Korban, Saya Didorong-dorong

Di balik insiden tersebut, seorang polisi lalu lintas bernama Brigadir Muhammad Hafiz Bastari mengisahkan upayanya melerai aksi pengeroyokan.

Bahkan, Brigadir Hafiz memeluk korban pengeroyokan yakni Serda Yusuf yang sudah dalam kondisi tergeletak.

Hafiz memang menjadi bagian dari petugas patwal iring-iringan mobil.

"Saat kejadian saya patwal pakai mobil di belakang iring-iringan," kata dia, Selasa (3/11/2020).

Namun posisinya mengendarai mobil dan berada di belakang serta terjebak kemacetan.

"Saya datangnya terlambat. Saya patwal di belakang. Jalan macet dan saya turun lihat ada kejadian ini," tutur dia.

Melihat hal itu, Brigadir Hafiz memeluk Serda Yusuf untuk melindungi korban.

"Saya lerai dan peluk korban. Kemudian saya lihat satu orang lagi (Serda Mistari) dikejar. Saya ikut kejar dan melerainya," kata Hafiz.

Ketika ikut mengejar untuk melerai, beberapa anggota klub moge itu malah mendorong-dorong tubuh Hafiz.

Meski sudah berupaya melindungi Serda Mistari, anggota klub moge tetap melakukan pemukulan terhadap korban.

"Saya didorong-dorong. Saya minta dihentikan. Di samping saya juga ada ibu-ibu yang memohon untuk dihentikan," ujar dia.

Saat itu, Hafz tak menyadari jika dua korban pengeroyokan adalah anggota TNI.

"Saat itu korban mengatakan tidak menerima kejadian itu dan akan melapor ke Dandim,"

Kemudian, korban pun pergi ketika Hafiz menghubungi polisi militer.

"Saya baru tahu korban adalah tentara. Saya telepon PM, setelah itu saya tak melihat lagi korban," ujar dia.

Adapun detik-detik pengeroyokan itu juga terekam dalam sebuah video dan viral di media sosial.

Tampak anggota klub moge mendorong korban hingga tersungkur. Lalu salah seorang pelaku menendang kepala korban.

Insiden itu disebabkan lantaran ada anggota klub motor gede bermain gas di luar batas kewajaran.

Sehingga dua anggota TNI Kodim 0304/Agam, Sumatera Barat, Serda M Yusuf dan Serda Mistari yang tengah berboncengan terpaksa keluar jalan.

"Rombongan moge tersebut bermain gas di luar batas kewajaran, sehingga kedua orang prajurit TNI AD yang sedang berboncengan menei sampai dengan keluar jalan," kata Dodik.

Serda M Yusuf dan Serda Mistari pun akhirnya mengejar serta memberhentikan rombongan moge di Simpang Tarok, Bukittinggi.

Saat itulah terjadi cekcok berujung pengeroyokan anggota motor gede terhadap anggota tim intel di Kodim 0304/Agam itu.

Hingga saat ini, polisi sudah menetapkan lima orang tersangka dalam kasus ini.

Mereka adalah MS (49) dan B (18) yang paling awal ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka.

Menyusul kemudian HS (48) dan JAD (26).

Kemudian pada Senin (21/11/2020), polisi kembali menetapkan satu orang tersangka, TR (33).

Para tersangka tersebut adalah anggota klub moge asal Bandung dan Garut, Jawa Barat.

"Jadi total tersangka sudah lima," kata Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Padang, Perdana Putra | Editor: Farid Assifa)

https://regional.kompas.com/read/2020/11/04/06000031/pengakuan-brigadir-hafiz-yang-lerai-pengeroyokan-klub-moge-pada-anggota-tni-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke