Salin Artikel

Sepi Order, Desainer Grafis Banting Setir Olah Limbah Kelapa Jadi Cocopot, Omzetnya Jutaan Rupiah

Apalagi dia harus menafkahi istri dan anak-anaknya.

Agung berpikir keras bagaimana caranya tetap bertahan. Dari masalah itu, Agung melihat peluang pemanfaatan limbah kelapa untuk dijadikan barang yang bernilai ekonomis.

Ia memanfaatkan limbah kelapa yang dibuang di pasar untuk dijadikan pot bunga atau sering disebut cocopot.

Apalagi di tengah pandemi banyak warga yang demam menanam tanaman hias.

“Di tengah impitan pandemi ini, saya melihat banyak serabut kelapa yang hanya menjadi limbah. Kemudian saya coba sobek-sobek dan gulung-gulung kemudian bisa membentuk sesuatu yang indah berupa pot tanaman hias (cocopot),” ujar Agung kepada Kompas.com pekan lalu.

Untuk membuat cocopot, kata Agung, sebenarnya tidak memerlukan keahlian khusus. Hanya membutuhkan ketelatenan dan keuletan.

Bahan yang dibutuhkan pun mudah dicari, yaitu serabut kelapa yang bisa didapatkan di pasar-pasar tradisional, serta kawat yang dapat dibeli di toko bangunan.

Awal memulai usaha membuat cocopot, Agung mengeluarkan modal Rp 2 juta. Modal itu dibelanjakan Rp 1,5 untuk membeli satu pikap serabut kelapa dan Rp 500.000 untuk membeli kawat loket strimin.

Dalam satu hari, Agung yang dibantu empat tetangganya mampu membuat hingga 40 cocopot. Satu cocopot dijual mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 35.000.

Agar menarik dan memiliki nilai jual tinggi, pria ini membuat berbagai macam pot bunga dengan bentuk yang bervariasi.


Bentuk cocopot yang dibuat seperti kotak, persegi enam, setengah lingkaran, bentuk hati, lingkaran hingga kerucut.

Untuk memasarkan produknya, Agung lebih banyak mengandalkan dunia maya. Ia memajang cocopot buatannya di Facebook dan Instagram.

“Alhamdulillah makin hari peminatnya makin banyak,” ungkap Agung.

Tak hanya terjual di area Madiun raya (Madiun, Magetan, Ngawi, dan Ponorogo), cocopot buatan Agung juga sudah terjual hingga Jakarta, Bogor, Bekasi, dan Kediri.

Dari hasil usahanya itu, Agung meraup keuntungan Rp 4 juta hingga Rp 7 juta per bulan.

Dengan maraknya warga menanam bunga d isaat pandemi seperti saat ini, membuat usaha Agung makin terus berkembang.

Ia berharap Pemkab Madiun mendukung dengan bantuan peralatan pembuatan cocopot agar UMKMnya makin terus maju dan merekrut banyak pekerja.

https://regional.kompas.com/read/2020/11/03/09572021/sepi-order-desainer-grafis-banting-setirolah-limbah-kelapa-jadi-cocopot

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke