Salin Artikel

Nelayan di Gresik Mengeluh di Awal Pandemi, Dinas Perikanan: Kini Harga Ikan Sudah Mulai Stabil

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Gresik Choirul Anam mengatakan, pendapatan para nelayan di wilayahnya berkurang di awal pandemi Covid-19.

Meski, turunnya pendapatan itu tak lama dirasakan para nelayan.

"Satu, dua bulan atau tiga bulan (Maret, April, Mei) awal saat pandemi mulai melanda itu hasil tangkapan ikan harganya murah sekali. Karena semula hasil tangkapan ikan itu bisa diekspor, tapi kemarin kan pabrik-pabrik sempat tutup," ujar Anam saat dihubungi, Senin (2/11/2020).

Mendapati kondisi itu, Pemkab Gresik menurunkan bantuan untuk meringankan beban nelayan. Nelayan yang masuk kategori prasejahtera mendapatkan bantuan dari dinas sosial dan dinas kesehatan.

Berdasarkan data dari pemkab, terdapat 10.500 nelayan di Gresik. Sebanyak 3.500 di antaranya merupakan anak buah kapal (ABK) atau tak punya perahu sendiri.

Sementara itu, separuh dari 10.500 nelayan itu masuk dalam kategori prasejahtera. Mereka telah menerima bantuan langsung tunai (BLT).

"Bahkan saking murahnya hasil ikan tangkapan waktu itu, sempat ada usulan dari Dinas Penanaman Modal Gresik supaya hasil tangkapan ikan nelayan dimasukkan ke dalam bantuan langsung yang diberikan oleh Dinas Sosial. Dengan maksud, untuk menolong harga ikan supaya tidak murah sekali," ucap dia.

Namun, usulan itu tak terlaksana karena kesegaran ikan hasil tangkapan nelayan tak bisa bertahan lama untuk dijadikan bantuan.

Akhirnya, Dinas Perikanan memberikan bantuan cold storage untuk menjaga tingkat kesegaran ikan tangkapan nelayan.

Seiring kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang kembali membuka keran ekspor, membuat harga ikan kembali stabil.


Kini, kata Anam, harga ikan sudah lebih tinggi ketimbang sebelum pandemi.

"Setelah itu kan ada terobosan dari pemerintah, kementerian KKP untuk ekspor kembali. Pabrik-pabrik buka lagi. Hingga saat ini, Alhamdulillah harga ikan sudah kembali stabil," kata Anam.

Anam menambahkan, bantuan cold storage sangat membantu para nelayan. Para nelayan bisa memasarkan ikan tangkapan mereka dengan harga wajar.

"Kami kira keberadaan cold storage itu sangat membantu. Karena saat tiga bulan awal itu harga ikan murah, jadi ada sebagian yang dimasukkan ke cold storage dan kembali dijual saat pabrik buka, sehingga harganya lumayan tertolong," tutur dia.

Untuk memakai cold storage, para nelayan mengeluarkan sedikit biaya, yakni Rp 1.000 per kilogram ikan untuk satu bulan.

"Sementara kalau setengah bulan (15 hari), ya Rp 500. Alhamdulillah, dampaknya sangat membantu sampai pabrik kembali dibuka," kata Anam. 

Selain harga ikan yang lebih tinggi dari pada sebelum pandemi, para nelayan juga terbantu karena pemerintah mengizinkan ekspor lobster.

"Satu contoh, kepiting sebelum pandemi itu sekitar Rp130.000 per kilogram, kini bisa sampai Rp200.000 per kilogram. Contoh lagi, dulu sebelum pandemi itu lobster dilarang ekspor, sekarang Rp10.000 per kilogram, kebanyakan sih ekspor ke Filipina," tutur dia.

https://regional.kompas.com/read/2020/11/02/19420891/nelayan-di-gresik-mengeluh-di-awal-pandemi-dinas-perikanan-kini-harga-ikan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke