Salin Artikel

Cerita Anya Membuat Perhiasan Cantik dari ASI, Produknya sampai ke Singapura

Bukan sembarang perhiasan yang dia buat, melainkan perhiasan dari ASI alias air susu ibu.

Ide ini dia dapatkan dari banyaknya stok ASI saat melahirkan anak pertama.

Beberapa di antaranya bahkan sempat basi dan terpaksa dibuang.

Berangkat dari hal tersebut Anya akhirnya mulai mencoba berkreasi membuat perhiasan dari ASI.

Anya mengatakan, untuk menghasilkan perhiasan yang cantik tak memerlukan banyak ASI. Hanya beberapa mililiter saja perhiasan sudah bisa tercipta.

ASI yang kental biasanya menghasilkan perhiasan yang lebih kuat.

Cara membuatnya, ASI yang kental dikeringkan hingga menjadi bubuk.

Kemudian diberi cairan kimia sebagai pengikat bubuk ASI. Setelahnya aduk perlahan hingga seluruhnya tercampur, dan tuangkan ke cetakan sesuai bentuk yang diinginkan.

Meskipun caranya terlihat cukup mudah, tetapi proses memadatkan ASI bisa memakan waktu hingga empat hari.

"Kalau untuk pembekuan, 3-4 hari sudah selesai." ujar Anya dikutip dari Kompas TV, Senin (26/10/2020).


Terakhir, ASI yang telah padat bisa dikreasikan sebagai batu perhiasan.

Empat tahun

Bisnis perhiasan ASI ini telah digeluti Anya selama empat tahun terakhir.

Selain di Surabaya, pesanan perhiasan ASI buatan Anya juga telah dikirim hingga ke Singapura.

Kebanyakan pelanggan memesan perhiasan yang bisa dipakai sehari-hari seperti cincin dan liontin.

Beberapa pelanggan pun sengaja membawa ASI mereka yang sudah tidak terpakai atau basi untuk dibuat menjadi perhiasan.

Harga satuan perhiasan yang dibuat Anya dipatok mulai dari Rp 700.000 hingga jutaan rupiah tergantung bahan dan model perhiasan.

“Pemesan biasanya custom, jadi mereka pesan perhiasan yang bisa mereka pakai setiap hari. Biasanya juga disimpan untuk anaknya kelak jika sudah besar. Harganya bervariasi, kalau dari silver itu mulai Rp 700.000, kalau dari emas lebih mahal lagi," ujar Anya.

https://regional.kompas.com/read/2020/10/27/05240041/cerita-anya-membuat-perhiasan-cantik-dari-asi-produknya-sampai-ke-singapura

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke