Salin Artikel

Kisah TKW Indramayu Meninggal di Malaysia karena TBC, Kabur dari Majikan dan Dirawat Pria Myanmar

Ruri adalah ibu dua anak asal Desa Parean Girang, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Ruri berangkat ke Malaysia pada tahun 2017  secara ilegal dibantu oleh agen penyalur TKI yang bernama Ropiko.

Oleh Ropiko, Ruri diberangkatkan ke Malaysia melalui jalur laut dari Batam tanpa dibekali visa sama sekali.

Satu tahun pertama, gaji Ruri tak dibayarkan oleh majikannya. Tak hanya itu, Ruri kerap disiksa oleh majikannya.

Ia pun kabur bersama tiga rekannya yang bekerja di tempat yang sama saat majikan perempuan mereka hamil tua.

Sejak saat itu Ruri bekerja serabutan dan berjualan untuk bertahan hidup di Malaysia. Namun kondisi Ruri terus melemah karena ia menderita sakit TBC.

Menurut Juju Juhariyah kakak kandung Ruri, saaat sakit, adiknya ditolong oleh seorang pria warga negara Myanmar.

Juju tidak menyebut pasti namanya pria tersebut. Namun ia ingin mengucapkan terimakasih karena pria tersebut merawat Ruri saat sakit hingga ia meninggal dunia.

"Alhamdulillah Ruri ada yang nolongin temannya orang Myanmar. Dia ngurusin Ruri dari sakit sampai sekarang meninggal dunia," ujar dia saat ditemui Tribuncirebon.com di rumah duka, Selasa (20/10/2020).

"Kan Ruri waktu sakit gak kerja, dia yang ngurusin Ruri semuanya, ngasih makan, ngerawat, dan lain-lain. Rurinya juga kan waktu itu sudah gak bisa jalan, gak bisa apa-apa," ujar dia.

Juju mengatakan pria Myanmar tersebut tulus merawat adiknya dan tak pernah berbuat macam-macam pada Ruri.

Hubungan keduanya murni hanya teman dari negara berbeda yang kebetulan bekerja di Malaysia.

Setelah keluarga mendapatkan kabar jika Ruri telah meninggal dunia pada Senin pagi, pria Myanmar tersebut masih intens berkomunikasi dengan keluarga Ruri di Indonesia.

Kepada Juju, pria tersebut mengaku akan memperjuangkan jenazah Ruri akan bisa dipulangkan ke Indonesia.

"Saya merasa sangat berterima kasih sekali, dia benar-benar tulus menolong adik saya," ujarnya.

Ia mengatakan Ruri dikabarkan meninggal saat hendak perjalanan pulang ke Tanah Air.

Di video call, Juju melihat adiknya terlihat kurus dan hanya berbaring di tempat tidur.

"Saat saya video call, Ruri ingin saja cepat pulang. Dia kondisinya kurus dan sakit hampir lima bulanan. Ia saat itu tak bisa jalan dan hanya berbaring saja. Dia sempat disiksa tapi di majikan yang pertama," kata Juju.

Karena administrasi dan berangkat secara ilegal, jenazah Ruri tak bisa dipulangkan ke tanah air.

Menurut Juju agen sempat meminta uang sebesar Rp 32 juta jika keluarga menginginkan jenazah Ruri dipulangkan ke tanah air.

Namun jika dimakamkan di Malaysia biaya yang dikeluarkan sebanyak Rp 9,8 juta.

"Kalau jenazahnya dikuburnya di sana diminta uang sekitar Rp 9,8 juta. Kalau dikuburnya di sini diminta Rp 32 juta," kata Juju. Selain itu selama enam bulan, gaji Ruri yang tak diberikan.

Kepada Tribuncirebon.com, Juju Juhaeriyah menyampaikan, harapan terakhir yang diinginkan adiknya tersebut hanya ingin pulang.

Walau sudah tiada, pihak keluarga ingin mewujudkan harapan terakhir Ruri Alfath Mujaida.

"Sampai nangis-nangis, saya saja video call sama Ruri, saya sampai jerit-jerit nangis, saya sangat kehilangan adik saya," ujar dia.

Ruri memiliki dua anak dari dua kali pernikahan. Anak sulungnya berusia 8 tahun dan anak bungsunya berusia 4 tahun

"Sekarang anak-anaknya diasuh neneknya satu dan satu lagi oleh mantan suaminya," ujar dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Mohamad Umar Alwi | Editor: Farid Assifa), Tribunjabar.id, Tribuncirebon.com

https://regional.kompas.com/read/2020/10/22/13260091/kisah-tkw-indramayu-meninggal-di-malaysia-karena-tbc-kabur-dari-majikan-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke