Salin Artikel

Bupati Jepara Lepas 200 Wisatawan ke Karimunjawa, Protokol Kesehatan Ketat Diterapkan

Langkah ini menandai telah dibukanya kembali obyek wisata Kepulauan Karimunjawa setelah tutup sekitar tujuh bulan akibat pandemi Covid-19. 

Andi, sapaan Dian Kristiandi, menyampaikan pembukaan pariwisata ke Karimunjawa dilakukan secara bertahap dan terbatas.

Pada pembukaan perdana ini, kata dia, tercatat 200 wisatawan telah berhasil menginjakkan kaki ke Karimunjawa dengan menyeberang menumpang Kapal Motor Cepat (KMC) Express Bahari 3F. 

Untuk sementara, sambung Andi, kuota wisatawan dibatasi 50 persen dari kapasitas normal, sehingga Kapal Express Bahari 3F hanya melayani penyeberangan sekitar 250 orang. Begitu juga diberlakukan untuk KMP Siginjai.

Jadwal kedua moda transportasi laut ini dua kali dalam sepekan, yakni Rabu dan Jumat, Selasa dan Sabtu.  

Menurut Andi, dengan dibukanya kembali wisata ke Karimunjawa diharapkan perekonomian di wilayah terluar Jepara itu bisa menggeliat.

Meski demikian, protokol kesehatan Covid-19 bagi masyarakat tetap akan menjadi perhatian serius.

Setidaknya mulai dibiasakan tatanan kehidupan yang baru untuk bangkit dari pandemi Covid-19 menuju masyarakat produktif.

"Kami ingin permasalahan kesehatan dan ekonomi bisa berjalan seimbang di tengah pandemi Covid-19. Selama protokol kesehatan diterapkan dengan baik, semua juga akan terlaksana dengan baik. Apalagi wisata menjadi urat nadi perekonomian di Karimunjawa," terang Andi saat dihubungi Kompas.com, Jumat.


Sediakan Layanan Rapid Test

Pariwisata di Karimunjawa diwajibkan menerapkan protokol kesehatan dengan pengawasan ketat dari Satgas Covid-19 Kabupaten Jepara.

Bagi wisatawan wajib membawa surat bebas Covid-19 dengan hasil non-reaktif melalui rapid test atau negatif Covid-19 berdasarkan hasil swab.

Adapun anak-anak, lansia, dan ibu hamil masih dilarang berkunjung akibat memiliki risiko tinggi terinfeksi virus Corona. 

"Layanan rapid test juga disediakan melalui pihak swasta dengan biaya Rp 150 ribu. Bukti bebas Covid-19, harus ditunjukan kepada petugas saat memasuki pelabuhan di pintu masuk ruang tunggu," ungkap Andi.

Untuk wisatawan yang ingin menyelam (snorkeling dan diving), dipersilakan membawa peralatannya sendiri. 

Hal ini sudah diatur dalam pedoman wisata selam di era adaptasi kebiasaan baru (AKB) yang diluncurkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). 

"Satgas Penanganan Covid-19 akan melakukan evaluasi secara periodik. Jika dinyatakan aman, maka kuota wisatawan ditambah. Hasil evaluasi ini menentukan rencana pembukaan penuh wisata Karimunjawa. Kegiatan wisata Karimunjawa bisa ditutup lagi jika nantinya jadi klaster baru penularan Covid-19 akibat ketidakpatuhan semua pihak, termasuk wisatawan," tegas Andi.

Cegah Klaster

Sementara itu Solahudin Ghozali, Ketua Paguyuban Biro Wisata Jepara, menambahkan, warga dan seluruh pelaku usaha di Karimunjawa tidak menginginkan Kepulauan Karimunjawa menjadi klaster penyebaran Covid-19.

Karenanya, sudah sejak jauh hari mereka pun bersepakat untuk ikut mengawasi dan memberlakukan protokol kesehatan secara ketat.

"Karimunjawa harus tetap zona hijau. Jangan sampai ada penularan virus Corona hingga menjadi klaster. Kami semua mendukung pembukaan kembali kepariwisataan di Karimunjawa," sebut Solahudin.

https://regional.kompas.com/read/2020/10/16/17300591/bupati-jepara-lepas-200-wisatawan-ke-karimunjawa-protokol-kesehatan-ketat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke