Salin Artikel

Dulunya Penuh Popok Bayi dan Bau, Kini Saluran Irigasi Sepanjang 1 Km Dipenuhi Ribuan Ikan Koi

Jangan membayangkan saluran irigasi di sekitar rumah Bohari seperti irigasi pada umumnya yang bau dan penuh sampah.

Saluran irigasi di pinggir rumah Bohari sangat terawat, bahkan ikan lele dan koi hidup dan berenang di dalamnya.

Tinggal sebulan lagi ikan-ikan tersebut akan dipanen dan tentunya membantu perekonomian Bohari.

Bohari merupakan salah satu anggota kelompok masyarakat yang memiliki sebuah tempat budidaya ikan di saluran irigasi yang diinisiasi oleh kepala desa setempat.

"Jadi sebelum normalisasi saluran irigasi ini, setahun yang lalu kumuh sekali dan belum ada rencana untuk kita menata saluran seperti ini. Alhamdulillah dari kepala desa dan dari warga kita sendiri berinisiatif membersihkan saluran irigasi ini,” kata Bohari saat ditemui di kediamannya, Senin.

Kumuh

Kepala Desa Midang Syamsuddin menuturkan, dulunya kondis saluran irigasi di desanya kumuh dipenuhi sampah rumah tangga. Bahkan warga enggan melewati tempat tersebut.

“Dulu itu kotornya minta ampun, sampah seperti pampers, sampah plastik memenuhi saluran irigasi tersebut. Setiap kita lewat pasti tutup hidung saking baunya,” kata Syamsuddin.

Sampah yang kadang naik ke permukiman warga saat air pasang juga sering menjadi konflik antar warga.

“Kan kalau hujan misalnya sampah-sampah itu naik ke permukiman warga, sehingga saling tuduh menuduh yang buang sampah sehingga terjadi konflik,” kata Syamsuddin.

Melihat persoalan itu Syamsuddin berinisiatif untuk mengajak warga bergotong royong  membersihkan saluran irigasi.

“Sekitar bulan ke dua pasca-dilantik jadi kepala desa, saya mengajak masyarakat membersihkan saluran ini, dan alhamdulillah warga sangat antusias dan kita lihat sekarang sangat bersih,” Kata Syamsuddin.

Untuk menjaga agar masyarakat tidak kembali membuang sampah ke saluran irigasi, dibuat sekat sampah di setiap perbatasan RT.

Sekat sampah ini sangat efektif. Warga akan mengambil sampah yang terjaring, kemudian  dimasukkan ke dalam tong sampah yang telah disediakan dan dibuang ke TPA.

Untuk menambah keindahan di sekitar saluran irigasi, pemerintah desa bersama warga membuat lukisan dan mural di tembok yang bertemakan menjaga kebersihan.

Tak ada niat budidaya ikan

Disampaikan Syamsuddin, awalnya belum terlintas niat untuk membudidayakan ikan.

Namun, Syamsuddin melihat ada peluang sehingga dia berinisiatif untuk melakukan budidaya ikan di lingkungan itu. Selain untuk menjaga kebersihan, juga untuk mempercantik irigasi.

Pada Juli 2020, dana membeli ikan untuk budidaya ikan dianggarkan.

Hingga sekat sampah yang membentang lebih dari satu kilometer panjangnya itu telah diisi ribuan ikan yang siap untuk dipanen.

Agar program ini tetap berlanjut, pihak desa akan membantu pemasaran.

Sebagian hasilnya untuk masyarakat, dan sebagian lagi untuk membeli bibit ikan guna budidaya agar ekonomi warga tetap berjalan.

Untuk rencana ke depan, irigasi ini akan dijadikan tempat wisata kuliner, dengan tawaran konsep wisata makanan, seperti menyediakan ikan plecing, dan makana tradisional lainnya.

https://regional.kompas.com/read/2020/10/13/09225661/dulunya-penuh-popok-bayi-dan-bau-kini-saluran-irigasi-sepanjang-1-km

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke