Salin Artikel

"Jangan Ada Lagi Warga yang Meninggal karena Terisolasi..."

Hajron merupakan Kepala Desa Sungai Lisai, Kecamatan Pinang Berlapis, Kabupaten Lebong, Bengkulu. Ia bersama 300 warganya senang jalan yang dulu setapak dan sering becek itu kini bisa dilalui motor.

Meski, jalan itu belum rampung 100 persen.

Bagi masyarakat Desa Sungai Lisai, mendapatkan izin pembuatan jalan dari pemerintah merupakan hadiah istimewa. Sungai Lisai tak seperti desa lainnya.

Sungai Lisai merupakan desa yang terletak di jantung rimba Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS).

Selama 50 tahun warga desa ini menggunakan jalan setapak yang sempit dan becek. Sulur berduri kerap melukai warga yang melintasi jalan sepanjang 10,5 kilometer menuju ibu kota Kabupaten Lebong, Muara Aman.

Hajron masih ingat ada seorang bocah berusia 6 tahun meninggal di jalan tersebut.

"Saat itu ada anak-anak sakit keras. Ramai-ramai warga menggotong anak yang sakit itu menuju ibu kota kabupaten. Namun buruknya akses jalan sehingga telat mendapatkan pertolongan anak itu meninggal dunia di perjalanan," jelas Hajron di Desa Sungai Lisau, Kamis (1/10/2020).

Kompas.com sempat melakukan perjalanan menuju Desa Sungai Lisai, beberapa waktu lalu. Ada dua akses menuju desa itu. Pertama akses sungai dengan cara menaiki ban dalam truk yang diisi angin.

Manusia dan barang diletakkan di atas ban tersebut. Arus sungai akan membawa ban dalam bermuatan orang dan barang itu ke Desa Sungai Lisai dengan waktu tempuh sekitar satu jam saat arus tenang. Akses ini tak bisa ditempuh saat hujan deras karena arus sungai yang mematikan.

Akses kedua adalah jalan darat sepanjang 10,5 kilometer dari desa terdekat, yakni Desa Sebelat, Kecamatan Pinang Belapis, Kabupaten Lebong, yang berjarak sekitar 25 kilometer dari ibu kota Kabupaten Lebong.


Jalur darat juga penuh tantangan. Selain sempit dan licin, pejalan kaki kerap bertemu hewan liar seperti harimau dan beruang. Butuh waktu sekitar tiga jam untuk mencapai Desa Sungai Lisai.

"Sekarang perlahan jalan mulai dibuat oleh TNI dalam program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) bersama masyarakat. Jalan mulai lebar tidak lagi sempit. Kami berharap jangan ada lagi warga yang meninggal dunia karena terisolasi," pinta Hajron.

Kepala Bappeda Lebong, Robert Rio Mantovani mengatakan, buruknya akses jalan, pendidikan, dan kesehatan, menjadi alasan pemerintah kabupaten membuka jalan ke Desa Sungai Lisai.

Usulan pembukaan jalan itu direstui Balai TNKS.

"Ada pengalaman seorang ibu hamil juga meninggal dunia karena buruknya jalan dan minimnya akses kesehatan. Anak-anak yang sekolah juga kesulitan. Berangkat dari persoalan itu bupati melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pihak Balai Taman Nasional Kerinci Sebelat," jelas Robert saat dihubungi Kompas.com, Minggu (11/10/2020).

Usulan membuka jalan itu disetujui TNKS dalam bentuk perjanjian kerja sama selama 10 tahun pada 2018. Artinya perngerjaan jalan harus dilakukan secara bertahap dengan tidak mengubah kawasan konservasi di TNKS.

"Intinya hutan tetap terjaga sebagai kawasan konservasi sementara masyarakatnya juga memiliki akses pendidikan, jalan dan kesehatan," ungkapnya.

Pemda Lebong menggandeng TNI dalam program TMMD. Program ini akan dilakukan selama 10 tahun.

Tahun 2019 anggaran yang dikucurkan sekitar Rp 1,2 miliar menyusul tahun 2020 dengan jumlah yang kurang lebih sama. Selanjutnya 2021 rencana anggaran TMMD ditambah menjadi Rp 2 miliar.


TNI Buka Isolasi

Sementara itu, Komandan Kodim (Dandim) 0409 Rejang Lebong Letkol Inf Sigit Purwoko menjelaskan, sebanyak 150 personel dikerahkan untuk membuat jalan tersebut.

"Pengerjaannya sejak 2019 oleh TMMD selanjutnya tahun 2020 peningkatan jalan sambil memperbaiki sejumlah jalan yang terkena longsor," ujarnya.

Ia mengatakan, pengerjaan jalan dilakukan secara gotong-royong bersama masyarakat dan TNI. Selain membangun jalan, TMMD juga mengerjakan sejumlah jembatan, perbaikan saluran di sepanjang jalan.

"Tantangan sekarang hujan deras, longsor dan sulitnya membawa masuk material untuk pembangunan jalan. Selain membangun jalan TNI juga membangun sarana mandi cuci kakus (MCK), memperbaiki masjid, pembuatan pos ronda di Desa Sungai Lisai," kata Sigit.

https://regional.kompas.com/read/2020/10/11/14304021/jangan-ada-lagi-warga-yang-meninggal-karena-terisolasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke