Salin Artikel

Kisah Oslin, Anak Desa yang Dua Kali Berpidato di Forum Internasional

Betapa tidak, remaja yang biasa disapa Oslin ini sudah dua kali menjadi pembicara di forum internasional.

Ia merupakan warga Kampung Paurat, Desa Kombapari, Kecamatan Katala Hamu Lingu, Sumba Timur.

Meskipun berasal dari desa, hal itu tidak mengendurkan niatnya untuk menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Waingapu, ibu kota Kabupaten Sumba Timur.

Oslin merupakan anak keempat dari 4 bersaudara. Ia adalah putri dari pasangan Talu Popo dan ibunya bernama Maria Ytu.

Ayahnya adalah guru pegawai negeri sipil (PNS) di salah satu sekolah dasar.

Sementara ibunya adalah seorang ibu rumah tangga biasa.

Oslin menuturkan, ia pernah berpidato tentang penghapusan kekerasan terhadap anak dalam Forum Politik Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York pada 9 hingga 18 Juli 2019.

Saat itu Oslin masih bersekolah di SMP Negeri Satu Atap Matawai Iwi.

Kemudian, ia kembali menyampaikan suara anak Indonesia secara online ke perwakilan negara anggota PBB di New York, Amerika Serikat pada Rabu (8/10/2020).

"Saya pertama menjadi pembicara dalam kegiatan High Level Political Forum di New York pada tahun lalu," kata Oslin kepada Kompas.com di Waingapu, Minggu pagi.

"Dan, pada tanggal 8 Oktober 2020 menjadi pembicara perwakilan anak Asia, khususnya Indonesia di Forum PBB menyampaikan tentang perubahan yang dialami akibat pandemi Covid-19," lanjutnya.

Ia menuturkan, dirinya mengikuti seleksi bersama anak-anak dampingan Wahana Visi Indonesia (WVI) di seluruh Indonesia pada tahun 2019.

Ia kemudian terpilih sebagai pembicara dalam kegiatan High Level Political Forum di New York.

"Seleksinya buat video. Dalam video itu kami menceritakan hal-hal yang sudah dilakukan forum anak terkait penghapusan kekerasan terhadap anak di Desa Kombapari. Akhirnya saya yang terpilih untuk ikut kegiatannya di New York," kisah Oslin.

Pada tahun ini, ia kembali ditunjuk untuk berpidato secara virtual di forum PBB.

"Mungkin karena saya sudah pernah berbicara di PBB, jadi diminta lagi untuk mewakili anak-anak Asia untuk menyampaikan suara anak-anak," papar mantan Ketua Forum Anak Desa Kombapari itu.

Bahas belajar daring

Ia menyampaikan beberapa hal tentang perubahan akibat Covid-19 dan tantangan yang dialami dari perubahan-perubahan itu dalam kegiatan kali ini.

Salah satu isu yang disampaikan adalah rangkuman dari keluhan teman-temannya saat menjalankan aktivitas belajar selama masa pandemi Covid-19.

Keluhan itu, kata dia, berasal dari teman-temannya yang berada di desa maupun di Kota Waingapu, Sumba Timur.

Ia menjelaskan, masih banyak temannya yang belum memiliki ponsel cerdas (smartphone).

Hal itu karena kondisi perekonomian orangtua mereka yang tidak berkecukupan akibat pandemi Covid-19.

Selain itu, ada keluhan soal jaringan internet yang tidak ada di desa-desa.

Ada juga teman-temannya yang tidak memahami materi yang disampaikan pada saat live meeting via zoom.

Pada saat menyampaikan pertanyaan kepada guru tentang materi tersebut, tiba-tiba ada gangguan jaringan.

Hal itu sangat mempengaruhi tingkat konsentrasi siswa.

Harapan

Oslin mengharapakan ada pemerataan akses internet agar anak-anak bisa mengikuti belajar daring dengan nyaman.

"Jadi, harapannya akses internet yang lebih merata khususnya di desa-desa. Supaya mereka juga bisa merasakan apa yang anak-anak kota rasakan. Penyebaran jaringan internet yang merata dan memadai untuk semua," ujar Oslin.

Ia juga meminta kepada peserta dalam forum tersebut untuk memberikan solusi tentang masalah-masalah yang disampaikannya.

Oslin mengaku bangga bisa terpilih menjadi perwakilan anak-anak dari Indonesia.

"Perasaannya sih pasti bangga sekali, senang. Bersyukur juga karena bisa dikasih kesempatan untuk bisa sampaikan suara-suara anak, yang selama ini mungkin belum didengar oleh para pemegang kebijakan," tutup remaja yang bercita-cita menjadi diplomat itu.

https://regional.kompas.com/read/2020/10/11/13175681/kisah-oslin-anak-desa-yang-dua-kali-berpidato-di-forum-internasional

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke