Salin Artikel

Berjam-jam Menunggu di Kantor Polisi, Orangtua Demonstran Berharap Anaknya Dibebaskan

Penangkapan dilakukan karena ada dugaan aksi tersebut ditunggai kelompok dari luar mahasiswa dan buruh.

Sementara itu beberapa orangtua demonstran yang tertangkap berkumpul di Kantor Polrestabes Semarang. Mereka berharap agar anak mereka segera dibebaskan.

Ning (42) ibu salah satu demonstran mengatakan sang anak sempat meminta izin sebelum turun ke jalan untuk ikut aksi menolak Omnibus Law.

Ia mengaku mengizinkan anaknya dan mendukung pilihan anaknya karena untuk kepentingan rakyat.

"Karena saya tahu bertujuan untuk kepentingan rakyat. Anak saya memang pendiam, tadi didorong temannya jadi malah ikutan ditangkap," ucapnya saat ditemui di depan Kantor Polrestabes Semarang, Rabu malam.

Namun sekitar jam 21.00 WIB, dia mendapatkan kabar jika anaknya ditangkap saat ikut aksi turun jalan.

"Tadi dapat kabar dari teman anak saya jam 9 malam. Dia ditangkap dan dibawa ke Polrestabes padahal teman-teman rombongannya tidak ditangkap," jelasnya

Ning berharap anaknya segera dibebaskan setelah menjalani prosedur pemeriksaan dari kepolisian.

"Ini mengikuti prosedur dulu karena masih pemeriksaan, kalau anak saya tidak terbukti bersalah ya secepatnya dikeluarkan," harapnya.

Walaupun telah berjam-jam, Ning masih belum medapat kepastian kabar pembebasan sang anak.

"Saya belum mendapat jawaban apapun dari pihak kepolisian terkait kapan dibebaskannya anak saya," pungkasnya.

Donasi tersebut akan digunakan membeli makanan untuk dikirim ke rekan-rekannya yang ditangkap.

Ia menyebut pengumpulan donasi tersebut dilakukan sebagai bentuk kepedulian dan solidaritas mereka yang telah memperjuangan hak-hak rakyat.

"Ini kita kumpulkan donasi. Nanti hasilnya bisa digunakan untuk mereka yang masih ada di dalam. Kita kirimkan makanan," katanya.

Pada aksi turun jalan di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah pada Rabu (7/10/2020) polisi mengamankan puluhan orang demonstran.

Mereka diperiksa karena terjadi bentrokan saat demo digelar. Massa yang memaksa masuk dengan merobohkan pagar kantor gubernur.

Beberapa mahasiswa dan aparat kepolisian terluka terkena pintu besi yang roboh.

Situasi semakian memanas saat ada insiden pelemparan botol bekas air mineral, batu, dan benda tumpul lainnya.

Pelemparan tersebut membuat beberapa lampung di gedung gubernur pecah. Untuk menghalau massa, polisi sempat menembakkan gas air mata.

Polisi menduga aksi tersebut ditunggangi oleh sekelompok orang.

"Sudah kita amankan mereka untuk menjalani pemeriksaan di Polrestabes. Ada sekitar 50 sampai 100an orang," kata Kapolrestabes Semarang, Kombes Auliansyah Lubis kepada wartawan, Rabu (7/10/2020).

Auliansyah tak membantah saat ditanya keterlibatan anak di bawah umur saat aksi digelar.

"Ada aturannya nanti bagaimana penanganan kalau anak-anak di bawah umur," ucapnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Riska Farasonalia | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)

https://regional.kompas.com/read/2020/10/08/13300001/berjam-jam-menunggu-di-kantor-polisi-orangtua-demonstran-berharap-anaknya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke