Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Mantan Calon Bupati Edarkan Uang Palsu | Curhat Nakes Positif Corona di Papua Barat

Ia nekat mengedarkan uang palsu untuk membayar utang karena kalah di Pilkada 2013. SMRD dan dua rekannya dijanjikan keuntungan 30 persen dari uang palsu yang mereka dapatkan dari jaringan Surabaya.

Sementara itu di Papua Barat, tenaga kesehatan positif Covid-19 menceritakan kondisinya melalui video saat menjalani perawatan di RSUD Waisai Raja Ampat, Papua Barat.

Ia bercerita harus membersihkan tempat tidur sendiri dan membeli vitamin karena tak ada anggaran untuk pengadaan vitamin.

Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca Kompas.com dan berikut lima berita populer nusantara selengkapnya:

SMRD ditangkap bersama dua rekannya berinisial SMRJ (55) dan SRKM (61).

Ketiga pelaku menerima uang palsu senilai Rp 1 miliar dari ANT yang diduga merupakan anggota jaringan pengedar uang palsu yang berasal dari Surabaya

Mereka bertiga dijanjikan keuntungan 30 persen dari uang palsu yang berhasil mereka edarkan.

SMRD mengedarkan uang palsu tersebut di agen BRI Link di Ngawi.

"Tersangka SRKM telah berhasil mentransfer empat kali sebanyak Rp 44,5 juta atas perintah SMRD warga Madiun ke nomor rekening istrinya di Brilink,” ujar Kasatreskrim Polres Ngawi AKP I Gusti Agung Ananta Pratama saat melakukan rilis pers di Mapolres Ngawi, Senin (28/9/2020).

Politisi Golkar tersebut dijerat UU Kekarantinaan Kesehatan.

"Tersangka melaksanakan hajatan pernikahan dan khitanan serta ada hiburan yang dihadiri ribuan orang tanpa memperhatikan protokol kesehatan dan tidak mengindahkan peringatan yang diberikan oleh petugas yang berwenang," kata Kapolres Tegal Kota AKBP Rita Wulandari Wibowo kepada wartawan, Senin (28/9/2020).

Selain dijerat UU Kekarantinaan Kesehatan, tersangka juga disebut melanggar hukum sesuai Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 216 ayat 1 juncto Pasal 65 Ayat 1.

"Dasar awalnya, adanya informasi yang masuk dari viralnya berbagai media yang menunjukan bahwa ditemukannya atau tidak ditaatinya protokol kesehatan. Sehingga kemudian melakukan upaya penyelidikan," kata Rita.

Saat masuk di ruang isolasi, ia harus membersihkan ruangan dan tempat tidur tanpa ada bantuan dari petugas.

Di ruang isolasi tersebut ada 12 pasien yang dirawat dan lima di antaranya adalah anak-anak.

Saat menjalani isolasi mereka tidak mendapatkan vitami dan ia mendapatkan informasi jika tidak ada anggaran untuk pengadaan vitamin.

Ia pun terpaksa membeli vitamin dengan uang pribadinya.

Sementara itu Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Raja Ampat Albert Kaihatu mengakui kondisi RSUD Waisai memang tidak sebaik Gedung Wanita yang juga merupakan tempat isolasi di Raja Ampat.

"Kami segera rapat untuk mencari solusi terkait penanganan 12 pasien Covid-19 agar ke depannya terlayani dengan baik," kata Albert

Saat ditemukan, bocah yang mengenakan jaket merah tersebut terluka di wajah sebelah kirinya.

Saat dikonfirmasi, Paur Humas Polres Pelalawan Iptu Edy Haryanto membenarkan kejadian tersebut.

"Ya, saya sudah konfirmasi ke Kanit Reskrim Polsek Pangkalan Kuras, memang ada ditemukan anak yang indikasinya seperti itu (diduga dibuang orangtuanya). Kita juga sudah tahu kejadian ini viral di medsos," kata Edy saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (29/9/2020).

Edy menyebut kasus tersebut masih dalam proses penyelidikan dan kepolisian meminta keterangan orangtua, Ketua RT dan saksi lain di sekitar tempat tinggalnya.

"Memang ada indikasi anak itu mengalami kekerasan. Tapi, latar belakangnya apa masih didalami kenapa terjadi seperti ini. Kita belum bisa berspekulasi karena medsos kan belum tentu benar. Jadi kita harus mencari kebenarannya," kata Edy.

D yang gelagapan melihat petugas yang datang mengaku adalah keponakan A. Mereka ada di dalam kamar karena sedang bermalam.

"Ini keponakan saya pak,"kata A kepada petugas saat dilakukan pemeriksaan, Senin (28/9/2020).

Mendengar ucapan A, petugas meminta keduanya untuk menujukkan kartu identitas masing-masing. Namun, keduanya tak bisa memperlihatkan KTP.

Saat dilakukan pemeriksaan, D diketahui merupakan warga Tanjung Raja, Ogan Ilir. Sementara A tercatat sebagai warga Kecamatan Kertapati, Palembang.

Kepala Satuan (Kasat) Shabara Polrestabes Palembang, AKBP Sonny Triyanto mengatakan razia tesebut dilakukan untuk memberantas penyakit masyarakat di tengah pandemi.

"Yang tertangkap akan dipanggil orangtuanya untuk dijemput. Mereka juga di data agar tak lagi mengulangi perbuatannya," ujar Sonny

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Tresno Setiadi, Aji YK Putra | Editor : David Oliver Purba, Dony Aprian, Pythag Kurniati, Idon Tanjung, Aprillia Ika)

https://regional.kompas.com/read/2020/09/30/06260001/-populer-nusantara-mantan-calon-bupati-edarkan-uang-palsu-curhat-nakes

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke