Salin Artikel

Paguyuban Pesepeda Bogor: Rombongan yang Masuk Tol adalah Pesepeda Musiman, Tak Paham Aturan.

Hal itu membuat Paguyuban Pesepeda Bogor Raya (PPBR) mengecam keras aksi 7 orang pesepeda yang nekat melawan arah di jalan tol tersebut.

"Terus terang saja kami tersinggung dengan perilaku oknum pesepeda yang masuk ke jalan tol di daerah Ciawi itu. Mereka sudah merusak citra baik komunitas yang selama ini dijaga dengan baik," kata Ketua PPBR Hidayat Sabar saat dihubungi Kompas.com, Rabu (16/9/2020).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005, Pasal 38 Ayat 1 disebutkan bahwa jalan tol hanya diperuntukan bagi kendaraan roda empat atau lebih.

Ia pun sangat menyayangkan sikap pesepeda yang menggunakan jalan tol karena sudah membahayakan pengguna jalan lainnya.

Dia menyebut bahwa perbuatan rombongan pesepeda tersebut bukan tidak mungkin akan ditiru oleh orang lain ke depannya.

Sehingga ia meminta agar oknum tersebut beriktikad baik dengan membuat permintaan maaf secara tertulis kepada seluruh masyarakat Indonesia, terkhusus komunitas pesepeda.

"Jadi namanya jalan tol bukan untuk roda 2 apalagi sepeda kecepatannya rendah. Alangkah bahayanya di jalan tol banyak kendaraan kecepatan tinggi, terus ada pesepeda nyebrang, sudah gitu contra flow di jalur bebas hambatan lagi," ujar dia.

"Mungkin basic mereka itu pesepeda musiman sehingga dia sendiri tidak tahu aturan di jalan raya seperti apa dan bagaimana harusnya gowes pakai aturan. Pesepeda musiman ini asal bablas aja enggak pakai otak," imbuh dia.

Fenomena ini terjadi sejak memasuki normal baru, lanjut dia, sebab tren bersepeda semakin diminati masyarakat di wilayah Jabodetabek.

Namun sayangnya tak sedikit pengguna sepeda atau pegowes ini hanya berorientasi pada gengsi bukan substansi bersepeda itu sendiri.

Untuk paham sopan santun di jalan saja mereka tidak mengerti karena sudah tidak lagi melihat tujuan bersepeda.


Tidak ada regulasi bersepeda

Terlebih, tidak adanya regulasi yang mengatur pedoman penggunaan sepeda di jalan raya. Ia pun menyarankan agar pemerintah membentuk payung hukum serta pembangunan jalur sepeda untuk transportasi ramah lingkungan ini.

"Karena pandemi ini dianggap sepeda menyehatkan muncullah pesepeda musiman yang tidak ada edukasi saat gowes. Ah ga di tangkep ini gak ditilang ini. Seperti itulah mereka (pesepeda musiman) seenak jidat," tuturnya.

Menurutnya, tiap pesepeda harusnya dibekali dengan kedisiplinan di jalan sehingga tidak membahayakan pengendara lain.

Oleh sebab itu, dengan adanya kejadian ini diharapkan pegowes baru dapat mengambil pelajaran dari peristiwa tersebut agar tetap mematuhi aturan.

"Kalau sendiri yang alami kecelakaan mah tidak apa-apa. Tapi kalau mencelakakan orang lain, ini yang jadi masalah," tandasnya.

https://regional.kompas.com/read/2020/09/16/15250451/paguyuban-pesepeda-bogor-rombongan-yang-masuk-tol-adalah-pesepeda-musiman

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke