Salin Artikel

Tutup 3 Hari, Pasar Cebongan Sleman Disemprot Disinfektan

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Sleman menutup sementara Pasar Cebongan selama tiga hari.

Selama penutupan berlangsung seluruh lingkungan pasar akan disemprot disinfektan.

Sekda Sleman Harda Kiswaya mengatakan, saat tracing awal ada lima orang dalam satu blok yang reaktif sehingga diputuskan Pasar Cebongan tetap buka.

"Kalau itu hanya satu blok kita tetap buka, saya ingin menjaga agar masyarakat tidak merasa takut dengan pasar dan sebagainya. Karena untuk memulihkan itu perlu waktu," ujar Sekda Sleman Harda Kiswaya saat ditemui, Senin (14/9/2020).

Harda Kiswaya menyampaikan situasi berkembang setelah dilakukan tracing lebih luas.

Dari hasil tracing tersebut ternyata ada yang reaktif di luar blok pasar yang sebelumnya.

"Sehingga sudah lebih dari satu blok, keputusan kita pasar tutup tiga hari," ucapnya.

Pasar Cebongan akan kembali dibuka jika semua kembali steril.

"Ini alternatif pahit bagi kami pemerintah, sebenarnya kami tidak akan menutup jika tidak lebih dari satu blok. Karena yang kami takutkan, orang jadi takut ke pasar, saya yakin efek dari tutup tiga hari untuk memulihkan lebih dari sebulan, untuk orang percaya," tegasnya.

Dia mengaku protokol kesehatan sudah diterapkan secara optimal di Pasar Cebongan.

Termasuk menyediakan tempat cuci tangan, rutin penyemprotan disinfektan dan pengaturan alur keluar masuk pasar.

Menurut Harda, hal yang sulit terpantau adalah mobilitas para pedagang.

Sebab sumber dagangan para pedagang datang dari luar daerah.

"Inilah sebetulnya yang menjadi kendala kami, mobilitas ini. Dari sisi perjalanan, orang luar kota ke Sleman sudah pakai suat keterangan sehat, tetapi dalam perjalanan, mampir kemana kan bisa terjadi penularan," urainya.

Oleh karena itu, guna mengantisipasi penularan para pedagang diminta untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan.

"Teman-teman pedagang tolong perbanyak vitamin. Biar daya tahan tubuhnya kuat," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, penularan Covid-19 yang berasal dari kasus positif di Pasar Cebongan sudah sampai generasi ke tiga.

Sehingga, bisa dikatakan, kasus Pasar Cebongan menjadi salah satu klaster penularan Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Joko Hastaryo mengatakan, yang namanya klaster itu, pola penularannya jelas dan penularannya sudah sampai generasi ketiga.

"Sehingga kalau pertimbangan secara epidemologis, memang itu (Pasar Cebongan) bisa dikatakan termasuk klaster," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Joko Hastaryo.

Joko menyampaikan, kasus di Pasar Cebongan diawali dari dua orang yang dinyatakan positif Covid-19.

Satu orang merupakan penjaga toilet dan satu lagi seorang pedagang.

Setelah diketahui ada yang positif, pihaknya langsung melakukan tracing.

"Tracingnya cukup besar, sekitar 98 sampai 100 ada yang swab ada yang rapid test, yang rapid test yang reaktif lanjut di-swab," jelasnya.

Menurutnya, dari hasil tracing ada pedagang yang positif Covid-19. Selain itu ada keluarga pedagang juga tertular Covid-19.

Sampai saat ini, dari klaster Pasar Cebongan total ada 19 orang yang dinyatakan positif Covid-19.

"Data pastinya masih belum lengkap, tapi sebagian besar dari keluarganya yang dua orang tadi, tapi ada juga yang teman berjualan (yang positif). Jadi karena kemungkinan kontak dengan pedagang yang lain ya kita tracing-nya sampai pedagang juga," katanya.

https://regional.kompas.com/read/2020/09/15/08343981/tutup-3-hari-pasar-cebongan-sleman-disemprot-disinfektan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke