Salin Artikel

Tiga Hari Berturut-turut Rohingya Meninggal di Lhokseumawe, Alami Sesak Napas dan Demam Tinggi

Kepala Hubungan Masyarakat Pemerintah Kota Lhokseumawe, Marzuki, via telepon, menyebutkan Senowara dirawat dengan keluhan sesak napas dan demam tinggi.

Namun belum bisa dipastikan apakah Senowara terpapar virus Covid-19.

“Sampel swabnya sudah diambil. Namun hasilnya belum keluar. Ini saya sedang di pemakaman TPU Kuta Blang, Lhokseumawe untuk mengikuti prosesi pemakaman Senowara secara Islam,” kata Marzuki.

Sesak napas dan demam tinggi

Dia menyebutkan, untuk biaya pengobatan Rohingya tersebut seluruhnya ditanggung lembaga pengungsi dunia UNHCR. Termasuk biaya makanan dan lain sebagainya.

“Pengobatan dan lain sebagainya itu dibawah tanggungjawab UNHCR. Pemko Lhokseumawe hanya memfasilitasi tempat saja,” terangnya.

Hari ini sambung Marzuki, empat Rohingya masih dirawat di rumah sakit plat merah milik Pemerintah Aceh Utara itu. Mereka semua mengeluh sesak nafas dan demam tinggi.

Dia menyebutkan, terkait berapa lama ratusan Rohingya itu akan ditampung di Gedung Balai Latihan Kerja Lhokseumawe, sambung Marzuki, pihaknya menunggu keputusan pemerintah pusat bersama UNHCR.

Tunggu keputusan UNHCR

“Sampai sejauh ini saya belum dapat informasi sampai kapan mereka di sini. Kita tunggu keputusan UNHCR dan pemerintah pusat. Itu kewenangan ada di pemerintah pusat,” pungkasnya.

Sebelumnya 297 warga Rohingya asal Myanmar terdampar di perairan Lhokseumawe. Mereka menggunakan kapal kayu dan telah memegang kartu UNHCR.

Kini, jumlah mereka 294 jiwa dan ditampung bersama ratusan Rohingya lainnya yang telah tiba lebih dulu di BLK Lhokseumawe.

https://regional.kompas.com/read/2020/09/11/14374351/tiga-hari-berturut-turut-rohingya-meninggal-di-lhokseumawe-alami-sesak-napas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke