Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Cerita Mbah Ginem, Nasi Bungkus dan Uangnya Diambil Pembeli | Bos Meubel Dibunuh Perampok

KOMPAS.com - Seorang nenek di Semarang, Jawa Tengah, bernama Waginem (65), terpaksa harus merelakan 70 nasi bungkusnya setelah dibawa kabur oleh seorang perempuan yang pura-pura akan membeli daganganya.

Tak hanya nasi bungkus, perempuan itu pun membawa dompet milik mbah Ginem berisi uang sebesar Rp 400.000.

Walaupun kejadian malang itu telah menimpanya, tapi Mbah Ginem mengaku tak berniat melaporkan kejadian yang telah dialaminya tersebut.

Bahkan, mbah Ginem menganggap hal itu sebagai cobaan yang harus dijalani dengan pasrah dan ikhlas.

Sementara itu, jasad Sidik Purwanto (60), bos meubel yang tewas dibunuh pada tujuh tahun lalu akibat menjadi korban perampokan akhirnya ditemukan.

Ditemukanya jasad korban setelah polisi berhasil menangkap Muslimin (37), eksekutor yang mengubur korban.

Dari hasil keterangan pelaku, ternyata jenazah Sidik dikuburkan di pinggir sawah, dengan jarak satu kilometer dari rumah Yuliana (pelaku) di Kompleks RSUP Sungai Kundur, RT 13/03, Kelurahan Mariana, Kecamatan Banyuasin 1, Banyuasin, Sumatera Selatan.

Berikut lima berita populer nusantara selengkapnya:

Mbah Ginem, nenek dengan lima orang cucu ini tak menyangka dirinya akan menjadi korban penipuan yang dilakukan oleh seorang perempuan yang berpura-pura akan membeli dagangannya.

Akibatnya, dagangan sebanyak 70 nasi bungkus dengan total Rp 200.000 dan uang senilai Rp 400.000 dibawa kabur pembelinya.

Peristiwa itu terjadi pada Jumat (4/9/2020) pagi.

Mbah Ginem masih tidak percaya dengan kejadian yang baru saja dialaminya.

Pasca-kejadian itu, ia khawatir karena tidak bisa menyetorkan hasil penjualannya dari dagangan yang dititipkan kepadanya.

"Saya nangis waktu berhenti di warung karena mikir bagaimana nanti setorannya. Dagangan belum dibayar sudah dibawa kabur orang," katanya.

 

Teka-teki jasad Sidik Purwanto (60), bos meubel yang tewas dibunuh pada tujuh tahun lalu karena menjadi korban perampokan akhirnya diketahui.

Terungkapnya jasa Sidik, setelah polisi berhasil menangkpa Muslimin (37), eksekutor yang menguburkan jasad korabn.

Ternyata, jasad korban dikubur di pinggir sawah, dengan jarak satu kilometer dari rumah Yuliana (pelaku) di Kompleks RSUP Sungai Kundur, RT 13/03, Kelurahan Mariana, Kecamatan Banyuasin 1, Banyuasin, Sumatera Selatan.

Saat dievakuasi, tubuh Sidik pun sudah dalam kondisi tinggal tulang belulang berbungkus karung yang telah rusak.

"Yang menguburkan jenazah korban adalah tersangka Yuliana dan Muslimin. Sehingga ketika Yuliana ini bunuh diri kami kesulitan mencari lokasi korban dikuburkan. Sempat dua kali dicari namun tidak ketemu," kata Kasubdit 3 Jatanras Polda Sumsel Kompol Suryadi, Sabtu (5/9/2020).

 

Samsudin (74), kini sudah bisa bernapas setelah sapi miliknya yang ditembak mati di belakang Asrama Polsek Pasimasunggu, pada Minggu 16 Agustus 2020 lalu sudah diganti yang baru.

Penyerahan sapi berlokasi di Dusun Lajongko, Kabupaten Kepualaun Selayat, Sulawesi Selatan, Sabtu (5/9/2020).

Penyerahan sapi dengan harga Rp 7 juta itu, disaksikan Samsuddin dan anaknya Syahrul, Kepala Dusun Benteng Selatan Lukman, anggota Polsek Pasimasunggu Bripka Nur Awal dan warga Kampung Lanjongko Tasman.

Syahrul berharap, semoga tidak terjadi hal-hal seperti ini lagi. Serta tidak ada kesewenang-wenangan aparat kepolisian.

"Karena pada dasarnya kepolisian untuk mengayomi masyarakat, mengusahakan keamanan bukan meresahkan keadaan masyarakat," katanya.

Sementara itu, Kapolres Selayar Kapolres Selayar AKBP Temmangnganro Machmud mengatakan, ternyata sudah ada sapi pengganti dan sempat ditunjukkan, tapi Syamsuddin tidak suka sapi tersebut.

"Saya pikir sudah selesai kasusnya ternyata masih ada hambatan, karena korban ingin sapi yang bagus atau minimal mirip dengan sapinya. Hari ini sudah digantikan sapi baru dengan harga Rp 7 juta," ungkapnya.

 

Sejumlah warga di Banjar Dinas Kecicang Islam, Desa Bebandem, Kabupaten Karangasem, Bali, kehilangan indra penciuman dan perasa.

Adapun kejadian itu berlangsung sejak Januari 2020 hingga awal September.

Kepala Dinkes Karangasem Gusti Bagus Putra Pertama mengatakan, gejala ini dialami warga dalam beberapa bulan terakhir dan tidak terjadi dalam waktu yang bersamaan.

"Memang benar ada banyak warga yang mengalami gangguan penciuman itu sejak Januari 2020 sampai kemarin," kata Bagus saat dihubungi, Jumat (4/9/2020).

"Kita lacak dan dari 4.000 warga (populasi) di sana, tinggal dua yang mengalaminya, dan dia sudah (berangsur-angsur) membaik," sambungya.

Kata Bagus, warga di desa itu tidak terindikasi terpapar Covid-19. Sebab tidak ada keluhan lain selain hilangnya indra penciuman.

 

Seorang mahasiswa Universitas Pattimura Ambon, Muhamad Syahrul Wadjo, diculik sekelompok orang tidak dikenal di kawasan Poka, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon, Rabu (2/9/2020) malam.

Penculikan terjadi saat korban sedang berbicara dengan seseorang lewat telepon tak jauh dari Sekretariat HMI Ekonomi, Universitas Pattimura, sekitar pukul 22.30 WIT.

Didampingi Kapolresta Pulau Ambon Kombes Pol Leo Surya Nugraha Simatupang dan Kabid Humas Polda Maluku Kombes Pol Muhamad Roem Ohoirat, Syahrul membantah telah diculik.

Selain itu, Syahrul juga mengaku tidak ditodong atau dipukuli oleh pihak yang membawa paksa dirinya seperti dijelaskan beberapa rekannya sebelumnya.

Dikatakannya, orang yang membawa paksa itu menginterogasi dirinya di sebuah tempat.

"Saya dibawa ke Lapiaso, di situ saya diinterogasi, saya disuruh meminta maaf kepada Bapak Gubernur Maluku (Murad Ismail) atas penyampaian (pernyataan) saat demonstrasi di depan Kantor Gubernur," kata Syahrul di Polresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease, Jumat (4/9/2020).

Sementara itu, Kapolresta Pulau Ambon Kombes Pol Leo Surya Nugraha Simatupang mengaku, keterangan yang diberikan Syahrul sangat membingungkan penyidik karena selalu berubah-ubah.

“Kita mengikuti rangkaian cerita ini dan ada beberapa keanehan Sahrul Wadjo ini kita melihat sepertinya kita tidak bisa menduga-duga, sepertinya ada keterangan yang belum benar diberikan,” kata Leo.

 

Sumber: KOMPAS.com (Penulis : Nurwahidah, Rahmat Rahman Patty, Aji YK Putra, | Editor : Dheri Agriesta, David Oliver Purba, Robertus Belarminus, Aprilia Ika, Rachmawati)

https://regional.kompas.com/read/2020/09/06/06030001/-populer-nusantara-cerita-mbah-ginem-nasi-bungkus-dan-uangnya-diambil

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke