Salin Artikel

Menyoal Klaster Warung Soto di Yogyakarta, Disebut Abai, Tak Ada Thermo Gun dan Hand Sanitizer

Hingga Senin (31/8/2020) dari hasil tracing sudah ada 19 orang yang terpapar dari klaster ini. Mereka adalah keluarga dan karyawan warung soto.

Wakil Wali Kota Yogyakarta yang juga merupakan Ketua Harian Gugus Tugas Covid-19 Kota Yogyakarta Heroe Purwadi mengatakan jika lokasi warung soto tersebut berada di pinggir jalan.

Untuk itu pihaknya meminta agar pembeli soto lamongan yang datang di periode bulan Agustus untuk memeriksakan diri di layanan kesehatan terdekat untuk mencegah penyebaraan virus agar tidak meluas.

Imbauan itu juga berlaku untuk pembeli yang tak merasakan gejala sakit.

"Kepada para pembeli soto Lamongan pada Bulan Agustus untuk segera periksa di layanan kesehatan terdekat, agar blocking kasus bisa dilakukan dan tidak menyebar," kata dia.

"Melakukan isolasi mandiri, selalu pakai masker, tetap berada di rumah dan tidak keluar dari rumah, serta membatasi sentuhan barang," kata dia.

Menurutnya sejumlah kelengkapan yang diperlukan selama masa adaptasi kebiasaan baru tidak ada dalam warung tersebut.

"Tidak ada thermo gun, hand sanitizer," kata Heroe di Kompleks Balai Kota Yogyakarta, Senin (31/8/2020).

Heroe mengatakan dari temuan di lapangan ternyata masih ada pelaku usaha yang abai dengan protokol kesehatan.

Untuk itu ia meminta agar camat dan lurah di Yogyakarta untuk terus melakukan pemantauan.

"Teman-teman camat, lurah, sudah diminta untuk mengawasi. Dari angkringan, toko, warung dilihat. Sekarang kita meminta secara acak warung, angkringan, untuk diawasi. Jika perlu lakukan tindakan,” sebut Heroe.

Selain itu, Heroe juga mengimbau masyarakat agar mengurangi interaksi saat datang ke angkringan atau warung makanan.

“Kurangi sebanyak mungkin sentuhan-sentuhan di peralatan makan, sendok, mangkok harus dibersihkan. Sekarang seharusnya semua orang semakin sadar kasus soto Lamongan ini menjadi sasaran mawas diri kalau kita harus menjalankan protokol kesehatan,” ucapnya.

“Makanan dibawa pulang itu jauh lebih aman satu mengurangi interaksi dengan barang-barang sehingga potensi penyebaran berkurang,” sambungnya.

Kawasan yang dikarantina adalah tempat tinggal pedagang soto lamongan yang terpapar Covid-19.

Menurut Heroe lockdown dilakukan atas keinginan warga RT tersebut.

“Pihak RT setempat yang menentukan (lockdown) bersama pak lurah dan camat karena satu RT ada 10 orang positif. Itu untuk antisipasi, untuk membatasi interaksi,” kata Heroe saat ditemui di Kompleks Balai Kota Yogyakarta, Senin (31/8/2020).

“Pihak RT setempat yang menentukan (lockdown) bersama pak lurah dan camat karena satu RT ada 10 orang positif. Itu untuk antisipasi, untuk membatasi interaksi,” kata Heroe saat ditemui di Kompleks Balai Kota Yogyakarta, Senin (31/8/2020).

Ia mengatakan 10 orang terkonfirmasi positif virus corona setelah ada pemeriksaan swab tenggorokan 25 orang yang kontak erat dengan penjual soto terjangkit Covid-19.

Ke-10 orang itu disebut tidak menunjukkan gejala apapun.

"Kecuali pedagangnya itu, semua OTG (orang tanpa gejala)," sebut Heroe yang juga Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh Camat Umbulharjo, Rumpis Trimintarta. Ia membenarkan jika satu RT di wilayahnya dikarantina lokal.

Saat ini, kata Rumpis, jalur masuk ke RT tempat tinggal pedagang soto itu sudah ditutup portal.

“Bisa dikatakan lockdown lokal agar mempermudah pengawasan. Kalau lockdown total ndak, karena kemarin sebelum lebaran juga sudah melakukan penutupan,” sebut Rumpis.

Saat ini 10 orang dalam RT itu yang terkonfirmasi positif Covid-19 menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.

"10 orang isolasi di rumah karena OTG penangannya isolasi mandiri, dipantau oleh petugas puskesmas," kata Rumpis.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)

https://regional.kompas.com/read/2020/09/01/06260011/menyoal-klaster-warung-soto-di-yogyakarta-disebut-abai-tak-ada-thermo-gun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke